View Full Version
Senin, 07 Apr 2014

Balita dan Lansia Bisa Hafal Al-Qur'an

Dunia perbukuan Islam di Indonesia akhir-akhir ini disemarakkan oleh kemunculan buku-buku bertema tahfizhul Qur’an (menghafal Al-Qur’an). Dari sekian buku yang mengusung tema ini, ada satu di antaranya yang sangat menarik, yaitu buku 'Balita pun Hafal Al-Qur’an', karya Salafuddin Abu Sayyid.

Buku ini sarat dengan inspirasi dan motivasi. Di dalamnya, disuguhkanlah kepada pembaca tentang: bagaimana kisah anak-anak belia, bahkan balita, yang akhirnya berhasil menjadi hafizh Al-Qur’an. Juga tentang kisah keberhasilan para kakek dan nenek serta orang-orang berkebutuhan khusus, menjadi penghafal Al-Qur’an. Dibahas pula keutamaan-keutamaan pengahafal Al-Qur’an serta berbagai keajaiban yang dialami oleh mereka.

Di antara sosok “para penjaga wahyu” yang diulas dalam buku ini adalah Tabarak dan Yazid Tamamuddin, kakak beradik yang berhasil menjadi hafizh ketika masing-masing dari keduanya baru berusia 4,5 tahun.

Syaikh Dr Abdullah Bashfar, seorang qari’ ternama dan Ketua Umum Lembaga Internasional untuk Tahfizhul Qur’anil Karim, yang mewisuda Tabarak, setelah melalui ujian dan lulus menjadi hafizh paling belia.

Pada tahun berikutnya giliran sang adik kandungnya, Yazid Tamamuddin, yang diwisuda sebagai hafizh dalam usia yang sama dengan kakaknya. Keduanya pun digelari sebagai “hafizh paling belia” sedunia versi lembaga tersebut. Gelar sebelumnya dipegang oleh Muhammad Ayyub dari Tajikistan, yang menjadi hafizh dan diwisuda saat berusia 5 tahun serta menjadi juara dalam musabaqah (lomba) hafalan Al-Qur’an sedunia.

Sosok lain yang ditampilkan adalah Abdullah Fadhil Asy-Syaqaq, si hafizh belia yang sudah dianugerahi gelar doktoral oleh The Islamic Civilization Open University Lebanon ketika baru berusia 7 tahun.

Juga Abdurrahman Al-Fiqqi, seorang anak tuna netra yang hafizh Alquran dengan cara mendengar, hingga kisah Abdurrahman Farih, bocah berusia 3,5 tahun dari Aljazair yang luar biasa. Lika-liku para bocah brilian itu ditampilkan dengan begitu menarik dalam buku ini, yang bisa membuat kita tertegun dan terkagum. Juga terinspirasi untuk lebih dekat dengan Kalam Ilahi. Setidaknya untuk tekun membacanya, dan bahkan menghafalkannya, sekalipun hanya sebagian surat atau juznya. Syukur-syukur menghafalkan keseluruhannya, 30 juz.

Penulis juga menampilkan kisah para kakek dan nenek yang memiliki semangat tinggi untuk menghafal Al-Qur’an, sedangkan mereka baru memulai program menghafal itu ketika mereka sudah berstatus kakek atau bahkan sudah lansia (lanjut usia), hingga berumur 70-an tahun ke atas. Dan, dengan semangat yang luar biasa, dan karena taufik dari Allah, mereka akhirnya berhasil menjadi penghafal Al-Qur’an. Alhasil, jika di bagian awal buku ini ditampilkan sosok para hafizh paling belia, maka di bagian berikutnya dikisahkan tentang para hafizh lansia.

Menariknya, para sosok yang dikisahkan dalam buku ini ditampilkan foto-foto mereka secara full colour. Ini menjadikan kisah yang ditampilkan secara lebih menggigit dan menyentuh serta menggemaskan.

Hal menarik lainnya yang dibawakan oleh penulis adalah kisah-kisah unik dan ajaib dari para penghafal Al-Qur’an. Anda mungkin akan terkesima, terharu, dan tercerahkan. Ada banyak kisah yang mungkin menurut banyak orang mustahil kebenarannya, namun kisah yang dipaparkan di buku ini sungguh nyata.

Di antara kisah tersebut adalah kisah seorang yang terserang tumor otak yang kemudian sembuh ketika berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an. Dipaparkan pula kisah-kisah ajaib dan unik lainnya, yang merupakan karamah para huffazh. Ada kisah Imam Nafi’ Al-Madani yang mulutnya menyebarkan aroma wangi kasturi. Ada orang yang menangis karena lupa letak satu ayat. Kisah orang membaca Al-Qur’an saat tertidur. Kisah tentang mereka yang memiliki kecepatan luar biasa dalam menghafal serta kisah wanita yang selama 40 tahun berbicara menggunakan ayat Al-Qur’an.

Dari aspek lain, penulis juga menunjukkan kenyataan bahwa anak-anak yang aktif menghafal Al-Qur’an dan menonjol dalam hal hafalan Al-Qur’an, adalah juga mereka yang unggul prestasi di sekolahnya. Mereka yang disiplin dalam menghafal Al-Qur’an adalah mereka yang juga disiplin dalam segala hal, termasuk dalam hal belajar dan mendalami mata pelajaran sekolah. Wajar jika ternyata mereka yang meraih prestasi akademik adalah yang berprestasi pula dalam hal hafalan Al-Qur’an.

Selain dicetak full colour dengan tata letak (layout) yang sangat menarik, buku edisi premium ini dilengkapi dengan bonus DVD yang berisi video dan audio. Yaitu video talkshow dengan para hafizh balita, video tilawah para hafizh belia dan video ceramah tentang tahfizh. Sedangkan audionya terdiri dari murattal tahsin (30 juz), murattal rekomendasi untuk murajaah (30 juz), dan murattal tahfizh (beberapa juz).

Berbeda dengan edisi sebelumnya, edisi premium ini juga sudah dilengkapi dengan bab tersendiri tentang bagaimana menghafal Al-Qur'an. Dimulai dengan pembahasan mengenai persiapan dalam menghafal Al-Qur’an, hal-hal penting ketika menghafal Al-Qur’an, cara meghafal Al-Qur’an bagai anak beliau dan lansia, serta kiat menghafal bagi belia dan lansia, serta kiat mencetak belia hafal Al-Qur'an ala DR. Labudi.

Alhasil, buku ini sangat menarik. Bahkan mungkin Anda akan membacanya bukan hanya sekali, tapi berulang kali. Atau mungkin akan menceritakannya kepada sahabat dan karib kerabat; seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang yang sudah membacanya. Maka, buku ini sayang sekali untuk dilewatkan begitu saja. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version