View Full Version
Kamis, 22 May 2014

Ku Tahu Tujuan Hidupku

Ku Tahu Tujuan Hidupku

Astaghfirulloh... Tiba-tiba kalimat itu yang terucap dari lisan ini. Aku tersenyum sendiri, bukan karena jilbabku yang baru, tapi baru kusadari ternyata aku dan Laptopku beda di wujud saja, namun nasib kita sama. Tiap hati selalu berkutat dengan tugas kantor. Tiap hari mengikuti liuk kehidupan yang hampir selalu berulang tiap hari. Tiap hari ketemunya ya orang itu lagi-itu lagi.

Aku tersenyum sendiri, bukan karena jilbabku yang baru, tapi baru kusadari ternyata aku dan Laptopku beda di wujud saja, namun nasib kita sama

Entah kenapa, tiba-tiba semangat kerjaku hilang, rencana kerja hari ini yang telah kuagendakan buyar bak Kunang-kunang yang terbang tak tentu arah. Kecut rasanya kuselami hidupku.

Tak kusadari, ternyata sahabat sekantorku telah duduk disamping. Tiba-tiba dia nanya "Sebenarnya kita nglakuin ini semua buat apa sih?" Dengan nada santai ganti kutanya "Maksud looh?" E.... Temanku nanya lagi "Iya.... Kita ini lhoooh.... tiap hari kerja, ngadepin tugas kantor nggak habis-habis, bahkan pulang jam 08.00 malam. Sebenarnya nglakuin itu semua buat apa sih?". Tersentak hatiku mendapat pertanyaan itu, semakin pusing kepalaku, anganku melayang nggak karuan. Alhamdulillah emosi ini masih bisa kukontrol. Kujawab pertanyaan yang membuatku limbung itu dengan jawaban sekenanya "Dinikmatin aja kali...". Sahabatku pun berlalu sambil manyun.

Alhamdulillah sampai rumah. Segar rasanya badan ini setelah mandi dan tak ku lupa membasuh badan ini dengan air wudhu. Alhamdulillah beberapa tahun ini aku berusaha menjaga diriku selalu dalam keadaan suci. Kurebahkan badanku di sofa yang kurang begitu empuk. Ku lihat sekeliling, rasanya suasana ini sudah kurasakan bertahun-tahun.

Astaghfirulloh... Pertanyaan temanku dikantor tadi menari difikiranku lagi.

Berusaha ku berfikir untuk menjawab pertanyaan itu. Namun yang kudapatkan buntu, gelap dan berat. Aku heran, saat aku menghadapi soal ujian yang baru saja kulalui begitu mudahnya ku taklukkan, namun kenapa untuk menjawab satu pertanyaan yang begitu.... kok... Astaghfirulloh... Ada apa ini?

Kurasakan dinginnya malam mulai menggodaku. Lunglai rasanya tubuh ini setelah seharian beraktifitas. Kulangkahkan kaki ini dengan sisa tenaga yang ada menuju kamarku, supaya nanti bisa bangun lebih awal dan bermunajad.

Tersentak Seolah ada yang membangunkanku. Kulirikkan mataku kearah jam dinding, ternyata jarum jam telah mulai merayap menuju angka dua. Terucap dari lesan ini "Alhamdulillahilladzi akhyaana ba'damaa amaatanaa wailaihinnusuur". Rasa syukur kuucap karena bangun lebih awal untuk bermunajad.

Kurasakan munajadku malam ini begitu nikmat. Relung hati ini terasa nyaman dan tenang. Subhanalloh... Terucap dari lisan ini seuntai do'a "Ya Alloh... Tetapkanlah hati ini dalam keimanan, berilah kesabaran pada diriku untuk menapaki hidup ini dan tetapkanlah tujuan hidupku semata mengharapkan ridhoMu."

Subhanalloh... Bahagianya hatiku di munajad ku malam ini, bak mendapatkan hadiah yang selama ini kudambakan. Alhamdulillah, ternyata tujuan atas kehidupan yang selama ini seolah-olah menghabiskan umurku telah menjadi untaian do'a wajib dalam munajadku setiap malam.

Kulangkahkan kakiku pagi ini begitu sigap dan bahagiya. Tak sabar rasanya ingin sekali cepat sampai kantor dan bertemu temanku yang bertanya kemarin. Pagi ini telah kukantongi jawaban yang begitu indah atas pertanyaan itu.

"Ya Alloh... Tetapkanlah tujuan hidupku semata mengharapkan RidhoMu". [ukhwatuna/adivammar/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version