View Full Version
Senin, 23 Mar 2015

VOA-Islamic Parenting (39): Ini Dua Kesalahan Fatal Orang Tua Terhadap Anak

Sahabat VOA-Islam yang Shalih dan Shalihah...

 
Setiap keluarga pastilah mendambakan kehadiran buah hati. Setiap pasangan hidup dianggap semakin sempurna bila telah terlahir anak dari rahim sang ibu. Setiap mempelai pastilah akan mempertimbangkan ulang pilihannya dikala calon pasangannya diperkirakan mandul oleh dokter.
 
Karena anak sebagai pelengkap atas ukuran sebuah keluarga. Walaupun itu tidak bisa kita pastikan, karena ini termasuk urusan taqdir yang hanya Alloh-lah sebagai penetap. Namun paling tidak kita sebagai seorang hamba pastilah berikhtiar di dalamnya.
 
Dari semua keinginan yang baik tersebut, ternyata banyak pasangan hidup justru melakukan kesalahan yang akan berpengaruh terhadap anak. Walaupun sebagian orang menganggap hal ini merupakan suatu yang remeh sekali.
 
Namun jika kita kaji dengan pola pandang sebagai seorang muslim, kita akan mengambil kesimpulan bahwa kesalahan ini akan berdampak panjang. Bahkan seumur hidup serta lebih fatal lagi, karena akan jadikan anak terjerumus ke dalam api neraka. Dua kesalahan fatal yang biasa dilakukan orang tua yaitu:
 
Pertama: Lupa Berdo'a Sebelum Berhubungan Intim
 
Salah satu ciri seorang muslim yang baik tidak akan pernah terlepas dari do'a dalam setiap aktivitas. Termasuk dikala akan berhubungan intim. Jangan sampai pasangan suami istri lupa berdo'a sebelum melakukan ibadah yang termasuk dari kenikmatan surga yang diizinkan Alloh untuk dirasakan di dunia ini. Karena Rosululloh telah menegaskan kedudukan do'a atas orang yang beriman yaitu sebagai senjata pamungkas. 
 
Do'a sebelum berhubungan bukan hanya sebatas permintaan seorang hamba kepada zat yang paling Tinggi saja. Namun di balik do'a ini memiliki fadilah yang sangat penting bagi anak yang terlahir bila hubungan tersebut dengan izin Alloh terjadi pembuahan. Fadilah do'a sebelum berhubungan menjadikan anak yang terlahir nanti tidak akan diganggu setan SELAMANYA. Rosululloh telah bersabda:
 
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِي ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
 
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sekiranya salah seorang diantara kalian hendak mendatangi isterinya, maka ucapkanlah; 'BISMILLAHI ALLAHUMMA JANNIBNASY SYAITHAANA WAJANNIBIS SYAITHAANA MAA RAZAQTANAA' "Dengan nama Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan terhadap sesuatu yang Engkau anugerahkan kepada kami", jika ditakdirkan memperoleh anak dari keduanya, maka setan tidak akan mampu membahayakannya selama-lamanya. (H.R. Bukhori). Dalam hadits lain diungkapkan
 
فَرُزِقَا وَلَدًا لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ
 
Kemudian bila keduanya dikaruniai anak maka setan tidak akan dapat mencelakakan anak itu.
 
Subhanalloh...
 
Do'a sebelum berhubungan ini merupakan suatu amalan yang begitu ringan, begitu mudah dan tidak membutuhkan waktu lama. Namun dampak dari do'a ini sangatlah besar.
 
"Bagaimana bila dalam berhubungan lupa belum berdo'a?"
 
Bila belum terjadi pembuahan maka disunahkan mencabut (dzakar) dari farjun, kemudian berwudhu dan memulai hubungan dengan berdo'a terlebih dahulu.
 
Namun bila teringatnya belum do'a setelah terjadinya pembuahan, maka segera mencabut (dzakar) dari farjun dan beristighfar. Jangan sampai mengucapkan istigfarnya saat masih berhubungan, karena itu terlarang.
 
Kedua: Salah Niat atau Tujuan Saat Mendidik Anak
 
Semua orang tua pastilah menginginkan memiliki anak yang pandai, cerdas dan berwawasan luas. Namun dari sekian banyak orang tua saat menasehati anaknya agar selalu giat belajar dengan memberikan semangat dengan menancapkan tujuan "Supaya bisa kerja, supaya punya ijazah bahkan banyak yang mengungkapkan supaya bisa menjadi PNS."
 
Sesungguhnya dikala orang tua menandaskan tujuan dalam belajarnya anak hanya sebatas kepentingan dunia semata, sesungguhnya orang tua tersebut seperti mendorong anak yang ia cintai kedalam API NERAKA.
 
Rosululloh telah bersabda
 
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي رِيحَهَا
 
 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang seharusnya karena Allah Azza Wa Jalla, namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan sebagian dari dunia, maka ia tidak akan mendapatkan baunya Surga pada Hari Kiamat."(HR. Abu Dawud).
 
Dalam Riwayat Ahmad disebutkan
 
لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ سُرَيْجٌ فِي حَدِيثِهِ يَعْنِي رِيحَهَا...
 
...tidak akan mencium arama surga. Suraij menyebutkan dalam riwayatnya; Yaitu baunya surga.
 
Astaghfirullohal'adziim...
 
Kita sebagai muslimah yang berperan sebagai ibu sangatlah berperan dalam membentuk karakter anak yang kita lahirkan. Pun demikian dalam menandaskan dalam tujuan menuntut ilmu. Karena dari sisi waktu kita lebih lama berkomunikasi dengan sang buah hati. Dari ikatan batin kita jelas tak tertandingi, karena sembilan bulan sepuluh hari selalu mengikuti kita dalam rahim. 
 
Lupa akan do'a sebelum berhubungan dan salah niat dalam belajar bila tertanam dalam satu wujud anak kita, ini akan menjadi kesempurnaan atas penderitaan seumur hidup. Karena satu sisi akan menjadikannya tidak memiliki proteksi dari gangguan setan dan sisi lain mendorongnya masuk neraka.
 
Semoga kita termasuk muslimah yang senantiasa cermat dan teliti dalam menjaga rel keluarga kita supaya tetap berjalan dalam ikatan syari'at. Dan harapan kita memiliki anak keturunan yang sholih dan sholihah bisa tercapai. Semoga anak keturunan kita mampu memuliakan orang tua di dunia maupun di akherat, aamiin. [ukhwatuna/voa-islam.com]
 
image: ilustrasi/duniaislammodern.blogspot.com 

latestnews

View Full Version