View Full Version
Senin, 25 May 2015

Kepribadian Ibu Ternyata Berpengaruh pada Kelancaran ASI

Ada ibu yang baru melahirkan, mengeluh ASInya tidak keluar. Atau mungkin sudah menyusui beberapa bulan, tapi ASI tidak lancar atau bahkan tidak mau keluar lagi. Begitu sebaliknya, ada ibu yang ASInya sangat lancar sehingga menjadi ibu susu bagi bayi lain. Atau menjelang menyapih di usia anak yang 2 tahun, ASI si ibu masih lancar saja.

Ternyata menurut penelitian yang dimuat di Journal of Advanced Nursing dalam whattoexpect.com, lancar tidaknya ASI itu ditentukan oleh kepribadian seorang ibu. Apabila si ibu berkepribadian terbuka (ekstrovert) dan tidak mudah cemas, maka aliran ASInya juga akan berjalan lancar dibandingkan ibu yang berkepribadian tertutup (introvert) dan mudah merasa cemas. Ibu yang ekstrovert dan emosinya stabil akan berusaha terus menyusui bayinya hingga usia 2 tahun. Sedangkan ibu yang introvert akan mudah mengganti ketidaklancaran ASI dengan susu formula.

Mengapa ibu yang introvert bersikap demikian? Karena umumnya ibu dengan kepribadian ini merasa malu menyusui apalagi bila anaknya rewel di saat banyak orang di sekeliling. Solusinya ia akan dengan mudah menyodorkan susu formula sebagai ganti ASI karena yang penting si anak segera diam. Selain itu faktor mudah cemas pada diri ibu membuat proses menyusui menjadi lebih suli. Diperparah dengan tidak adanya dukungan dari keluarga dan lingkungan menyebabkan si ibu introvert akan mudah merasa stress yang itu berimbas pada produksi ASI.

...Diperkuat dengan pemahaman akidah dan wawasan keislaman yang benar tentang hak dan kewajiban ibu anak termasuk menyusui, maka setiap ibu akan berusaha keras memberikan yang terbaik bagi anaknya...

Banyak faktor berperan pada lancar tidaknya ASI. Pada busui (ibu menyusui) yang mendapat cukup dukungan dan rasa cinta dari keluarga dan lingkungan akan menjadikan jiwanya tenang. Ketengangan ini membuatnya tidak mudah stress dan bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Busui merasa nyaman dalam menyusui sehingga aliran ASI pun ikut lancar.

Pengetahuan dan luasnya wawasan tentang segala hal terkait menyusui juga seyogyanya diketahui oleh busui. Hal ini akan memperkuat rasa percaya dirinya dan keyakinan bahwa dia bisa menyusui anaknya hingga usia 2 tahun. Diperkuat dengan pemahaman akidah dan wawasan keislaman yang benar tentang hak dan kewajiban ibu anak termasuk menyusui, maka setiap ibu akan berusaha keras memberikan yang terbaik bagi anaknya. Seorang ibu tak akan mudah tergiur godaan iklan susu formula. Perih dan pedih lecetnya payudara adalah satu pengorbanan cinta demi lancarnya ASI untuk buah hati tercinta. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version