View Full Version
Selasa, 04 Aug 2015

Pengantin dari Turki, Berbagi dengan 4000 Pengungsi Suriah

Sobat muslimah, menggelar pesta pernikahan yang mewah dan dihadiri tamu kalangan atas merupakan impian hampir setiap pengantin. Mereka mencetak undangan sebanyak dan seindah mungkin agar tamu datang. Biasanya di dalam undangan disertakan gambar ‘celengan’ ayam atau kalimat ‘Kami akan menghargai bila cindera mata tidak berupa barang’. Maksud dari gambar dan kalimat ini adalah pihak pengantin memilih diberi hadiah uang bisa tunai, check, atau voucher daripada hadiah murahan.

Makanan enak dan berlimpah disediakan dalam pesta walimah seperti ini. Menu terdiri dari berbagai macam sajian yang tamu pun bingung menentukan pilihan. Meja panjang digelar dan tamu pun mengambil makanan utama secara prasmanan. Dalam tradisi Indonesia, masih disedikan lagi gubug makanan di pinggir ruangan. Semakin banyak jenis makanan disajikan baik dalam bentuk hidangan utama ataupun gubug tradisional, semakin berkesan pesta pernikahan tersebut.

Itu adalah gambaran umum tentang pesta pernikahan. Ada yang tidak umum dalam pesta pernikahan sepasang pengantin dari Turki. Kedua mempelai memutuskan untuk membagikan 4000 porsi makanan kepada pengungsi di Suriah. Peristiwa ini sempat ramai dibicarakan di beberapa media sosial seperti twitter dan Facebook.

...Ada yang tidak umum dalam pesta pernikahan sepasang pengantin dari Turki. Kedua mempelai memutuskan untuk membagikan 4000 porsi makanan kepada pengungsi di Suriah...

Mayoritas tanggapan netizen seragam. Mereka mengungkapkan kekaguman dengan berbagai macam cara. Doa-doa terkirim dengan tulus untuk sang pengantin. Ya...tidak semua mempelai mau ‘berkorban’ 4000 porsi makanan secara gratis di hari bahagianya. Padahal bila mau, 4000 makanan tersebut bisa disajikan kepada para tetamu yang pastinya akan memberi imbalan berupa hadiah-hadiah.

Di saat banyak kalangan manusia memilih berbagi dengan kalangan kaya di hari pernikahannya, masih ada tipe manusia yang memilih berbagi dengan orang yang membutuhkan. Para pengungsi Suriah yang memang lokasinya bersebelahan dengan Turki memang mengalami hari-hari buruk dalam pemerintahan zalim Bashar Al Assad.

Kita di Indonesia bisa meniru semangat pengantin Turki ini. Tidak lagi deretan orang-orang kaya yang akan menikmati hidangan walimah (toh mereka sudah sangat biasa menyantapnya), tapi saatnya orang-orang miskin dan anak-anak yatim mendapat undangan dari kita. Insya Allah pernikahan kita barakah karena diiringi doa tulus dari mereka tanpa kita mengharap pamrih berupa hadiah. Biar Allah saja yang akan memberi balasan pada setiap orang khususnya para pengantin yang bersedia berbagi dengan kalangan fakir dan miskin ini. Wallahu alam. (riafariana/dbs/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version