View Full Version
Kamis, 20 Aug 2015

Asyiknya Menjadi Housewife Sepenuh Hati

VOA-ISLAM.COM- setiap wanita mempunyai cita cita, setiap istri juga ada harapan yang ingin di gapai, seorang bunda juga menyimpan angan angan yang ingin di wujudkan. Akan tetapi terkadang tidak semua yang kita inginkan itu akan menjadi kenyataan.

Pernikahan bukanlah terminal pemberhentian prestasi. Karena banyak sekali para akwat yang berfikir, dengan bersegera menikah maka akan menjadi penghalang untuk berprestasi dan mengexpresikan diri dalam kegiatan social. Siapa bilang? Justru dengan menikah ita jadi aman dari fitnah dan kian cemerlang dalam meraih harapan hidup.

Begitu juga dengan sebagian istri, mereka menganggap menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah akhir dari sebuah pilihan. Tidak sedikit para akwat yang akan menikah mereka sama takut kalao nanti sudah menjadi istri, hanya bisa jadi ibu rumah tangga, yang hanya ketemu dengan kegiatan rumah saja.

Apa benar seperti itu? atau bisa jadi perkiraan di atas hanyalah sebuah ketakuatan dan keslahan gaya pandang semata?

Wahai saudariku muslimah, renungkanlah firman dari Rabbmu berikut ini. Rabb yang telah menciptakanmu, yang paling tahu tentang kemaslahatan bagimu. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً

Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33).

Dari ayat di atas, maka seharusnya seorang istri sebaiknya berada di rumah, meskipun seorang wanita itu juga boleh berkarir di luar rumah dengan beberapa persyaratan yang harus di perhatikan. Bukan hanya asal kerja aja yang nnati justru akan membawa fitnah dalam keluarganya.

Cheklist motivasi para istri sat jadi Housewife!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعيته، فالأمير راع، وهو مسئول عن رعيته، والرجل راع على أهل بيته، وهو مسئول عنهم، والمرأة راعية على بيت بعلها وولده، وهي مسئولة عنهم، والعبد راع على مال سيده، وهو مسئول عنه، فكلكم راع مسئول عن رعيته

Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Pemimpin negara adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya serta anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari 893 dan Muslim 1829).

Hadist di atas memberikan sebuah gambaran, bahwa menjadi ibu rumah tangga itu bukanlah hal yang hina akan tetapi sebuah pekerjaan mulia yang seorang muslimah justru harus memanfaat kesempatan itu menjadi lading amal sholeh.

Coba kita checklist di antara banyak ibu rumah tangga apa motivasi mereka? Karena bila sampai salah dalam menenentukan sikap. Seharusnya yang bisa di jadikan amal sholeh malah nnati jadi hal yang jelek.

Pertama : Sebagian Ibu rumah tangga mereka menganggap bahwa menjadi Housewife itu sebagai asal kerja aja, dari pada tidak ngapa ngapain dan nganggur maka yah kerja di rumah bantu bantu menyelesaikan tugas rumah.

Jika motivasinya seperti ini maka dia akan sibuk mencari tambahan dari suami yang akan membuat judek hati. Hal seperti ini jelas salah, karena dia melakuan karena keterpaksaan. Bila tak di imbangi dengan ilmu yang benar bisa patah di tengah jalan.

Kedua : sebagian ibu rumah tangga mereka menganggap ibu rumah tangga sebagi karir. Maka istri yang yang seperti ini motivasinya adalah untuk mendapatkan uang dan gaji dari suami. Semakindapat nafkah yang banyak kerjanya semakin giat tapi begitu juga sebaliknya

Ketiga : sebagian diantara ibu rumah tangga menganggap bahwa menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan hati dan iniadalah pilihan yang utama. Dia menganggap bahwa wanita itu mulia bila bisa melayani suaminya dan menjaga hartanya. Dia faham betul hikmah dalam syariah islam,

Wanita yang seperti menunjukan kedalaman ilmunya dan fahamnya dia akan hakkat seorang istri serta yakin bahwa rejei itu allah yang atur.

Maka menjadi seorang ibu rumah tangga yang dengan sepenuh hati maka akan menjadikanya dirinya nyaman dan bahagia.karena surge telah menantinya.

Islam adalah agama yang adil. Allah menciptakan bentuk fisik dan tabiat wanita berbeda dengan pria. Kaum pria diberikan kelebihan oleh Allah Ta’ala baik fisik maupun mental dibandingkan kaum wanita sehingga pantas kaum pria sebagai pemimpin atas kaum wanita. Allah Ta’ala berfirman:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّهُ

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)” (QS. An Nisa’: 34)

Semoga para muslimah kian sadar dan faham bahwa menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah pekerjaan mulia [Protonema/voa-islam]

 


latestnews

View Full Version