View Full Version
Jum'at, 21 Aug 2015

Suami Mengasuh Bayi, Bikin Perempuan Rela Dipoligami(?)

Di media sosial sedang ramai komentar atas status seorang perempuan. Status ini berisi tentang ketakjuban si mbak penulis status ketika di salah satu mall ia melihat seorang ayah muda yang ganteng sedang menyuapi bayinya. Nah, ibu si bayi ternyata malah sedang asyik berbelanja memilih-milih baju tak jauh dari situ. Yang bikin heboh adalah kalimat penutup si mbak di statusnya “Mas, dalam Islam poligami itu boleh loh”.

Saya tak hendak membahas poligami dalam kesempatan kali ini yang selalu saja menimbulkan pro dan kontra yang tajam. Bahkan bagi para pembenci syariat poligami, kata-katanya bisa sangat tidak beradab loh. Sebaliknya, saya lebih tertarik untuk membahas perilaku laki-laki yang sudah berstatus suami dan ayah dari anak-anak usia balita. Di saat si mbak penulis status di atas terasa begitu takjub ada sosok laki-laki ganteng yang mau menyuapi anak balitanya di pusat perbelanjaan, saya pribadi merasa bahwa pemandangan tersebut adalah hal yang wajar.

Baiklah, ada nada subjektif memang dari kalimat si mbak dalam status dalam pilihan kata ‘ganteng’. Karena sesungguhnya ganteng itu relatif kalau jelek itu mutlak (ups!). Maksudnya laki-laki bertampang biasa bisa jadi terlihat ganteng kalau ia peduli dengan istri dan mau mengasuk bayi. Iya kan? Begitu sebaliknya, laki-laki biar kata kayak Brad Pitt kalau cuek terhadap istri dan tak mau ikut susah mengurus bayi (padahal ia juga yang dulu ikutan bikin), maka level kegantengannya bisa turun 150%. Minus dah!

Bisa jadi kalau laki-laki tersebut tidak ganteng, si mbak tak akan terpancing untuk membuat status yang bikin gemas para ibu-ibu yang merasa posisinya terancam. Karena faktanya semakin ke sini, makin tumbuh kesadaran pada diri laki-laki bahwa mengasuh balita bukan lagi hal yang memalukan atau menurunkan gengsi kelaki-lakian mereka. Mengasuh balita adalah hal keren yang bisa dilakukan oleh para suami untuk membantu istri mereka.

Memang sih, belum semua laki-laki sadar akan hal ini. Masih banyak jenis laki-laki egois yang merasa bahwa mengasuh bayi, bermain dan bercanda dengan anak-anak lucu tersebut adalah tugas perempuan. Sehingga laki-laki jenis ini akan menjadi suami dan ayah yang tidak keren di mata istrinya. Nah, bisa jadi si mbak penulis status jarang atau bahkan tidak pernah melihat ada laki-laki model keluaran terbaru ini.

...komentar-komentar yang menyepakati bahwa laki-laki yang mau membantu istri mengasuh anak itu terlihat menggemaskan...

Ya...laki-laki model begini sebetulnya tak asing lagi dalam khazanah keislaman kita. Nabi mulia sebagai contoh teladan telah melakukannya lebih dari 14 abad yang lalu. Sampai-sampai muncul fikih salat untuk memberi panduan ketika para ayah sedang mengasuh anaknya. Kedekatan Muhammad SAW dengan sang putri yaitu Fatimah Az-Zahrah terjalin mulai dari masa kecilnya. Tak heran bila ia disebut sebagai Ummu Abiha atau ibu bagi ayahnya karena begitu dekatnya hubungan sang ayah dan anak.

Semua contoh keteladanan ini bisa saya saksikan sendiri dalam rumah tangga mayoritas sahabat-sahabat saya. Bahkan ada salah satu sahabat yang suaminya tidak sekadar bermain dan menyuapi anaknya, tapi juga memandikan dan (maaf) menyeboki si anak. Dan itu juga dilakukan olah kakak kandung saya laki-laki terhadap anak-anaknya. Ia tak segan membantu tugas istri meskipun menurut beberapa orang hal tersebut tidak pantas dilakukan oleh seorang laki-laki.

Tapi hey...lihatlah ternyata fenomena seperti ini menjadi trend yang banyak digandrungi para perempuan saat ini. Terbukti muncul status seperti tersebut di awal tulisan ini berikut komentar-komentar yang menyepakati bahwa laki-laki yang mau membantu istri mengasuh anak itu terlihat menggemaskan(baiklah, saya mencari padanan kata yang netral karena banyak juga dari para perempuan itu yang menyebut laki-laki seperti ini ‘seksi’).

Kenyataan seperti ini membuat para perempuan ketar-ketir terutama yang suaminya jelas-jelas tipe suka membantu tugas istri dalam mengasuh bayi plus ganteng lagi. Ya...mereka khawatir saja bila ada perempuan lajang nekat seperti si mbak pembuat status meskipun sebetulnya kalimat tersebut tidak benar-benar diucapkan olehnya. Ah....perempuan seringkali tidak adil terhadap kaumnya sendiri. Walhasil, mereka langsung waspada tingkat tinggi setelah wacana poligami ditambah status di atas ini merebak ramai di banyak media sosial. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version