View Full Version
Rabu, 23 Sep 2015

Kesabaran Berbuah Manis, Dikaruniai Anak di Usia Senja dan Naik Haji Gratis

Sebut saja namanya Bu Ahmad, istri dari Pak Ahmad. Pasangan suami istri yang beranjak senja ini masih belum dikaruniai momongan hingga usia lebih dari setengah abad. Tanpa putus asa, panjatan doa tak pernah putus terlantun di sepertiga malam. Hingga akhirnya, ada salah satu tetangga yang melahirkan anak di satu rumah sakit. Karena tidak mampu menebus si anak dari rumah sakit, si tetangga menawarkannya pada pasangan salih ini.

Kerinduan akan hadirnya sosok anak, membuat Pak dan Bu Ahmad mengiyakan. Sedikit tabungan yang dipunya dipakainya untuk menebus sang bayi dari rumah sakit. Rumah mereka pun tak lagi sepi. Ada suara dan tangisan bayi yang kini menemani. Tahun pun berlalu, sang anak pun menginjak usia balita. Sebagai satu-satunya anak, si balita pun sering bermain sendiri di rumah. Tetangga kanan kiri pun mulai berkomentar.

“Wah...dia sudah butuh adik tuh.”

“Ayo, segera punya adik agar ada teman main.”

Dan banyak kalimat lain yang bila didengar dengan telinga negatif, pasti rasanya bisa bikin nyesek dada. Tapi pasangan ini, khususnya Bu Ahmad tersenyum saja. Di usianya yang lebih dari 50 tahun ia tak berharap banyak akan kehadiran anak dari rahim sendiri. Apalagi suaminya juga sempat diPHK dari menjadi satpam di salah satu institusi. Otomatis pendapatan keluarga juga tidak sestabil sebelumnya. Saat ini, suaminya mengabdikan diri menjadi marbot masjid. Setiap harinya digunakan sebaik mungkin untuk menjaga rumah Allah agar tetap bersih dan suci.

Ketulusan pasangan suami istri ini dalam menjalani hidup, membuahkan sesuatu yang tak disangka-sangka. Bila Allah sudah berkehendak, apakah ada yang mampu menahannya? Bu Ahmad mengandung di usia yang tak lagi muda. Keajaiban? Entahlah. Kun Fayakun Allah meliputi segalanya. Kehamilan Bu Ahmad sehat dan cenderung mudah. Bukan hanya satu, tapi ada dua jiwa dalam rahimnya alias kembar.

...Bila Allah sudah berkehendak, apakah ada yang mampu menahannya? Bu Ahmad mengandung di usia yang tak lagi muda. Keajaiban? Entahlah...

Sembilan bulan kemudian, lahirlah si kembar. Rumah tangga Pak dan Bu Ahmad makin semarak dengan suara balita dan bayi kembar. Sebaik mungkin mereka menjaga amanah yang telah diberikan Allah berupa buah hati yang lucu dan sehat.

Sekian tahun berlalu. Ada satu hal yang masih menjadi cita-cita pasangan suami istri salih ini. Mereka ingin berangkat ke tanah suci. Sedikit demi sedikit uang yang ada ditabung. Kuota haji yang terbatas membuat pasangan ini harus menunggu belasan tahun mengantri. Uniknya, setiap tahun ada saja jamaah yang batal berangkat sehingga nomor antrian pun semakin maju.

Tahun 2015 ini, Pak dan Bu Ahmad memutuskan untuk ikut manasik sehingga kapan pun jadwal berangkat haji datang mereka telah siap. Pada satu pertemuan manasik, pembina mendapat sms yang memberitahukan bahwa nomor antrian Pak dan Bu Ahmad maju karena ada beberapa jamaah yang mengundurkan diri. Pasangan suami istri ini bisa berangkat haji tahun ini juga, 2015. Gembira pun membayang di wajah Pak Ahmad yang istrinya kali ini tidak ikut manasik karena sakit. Dia membayangkan alangkah bahagia istrinya mendengar kabar baik ini.

Belum lama bahagia dirasa Pak Ahmad, ada kabar lagi bahwa uang haji harus lunas hari itu juga. Kekurangan bayar tersebut senilai 12 juta rupiah. Bagi marbot masjid yang mantan satpam ini, uang segitu tentu berat untuk didapat dalam satu hari. Bila tak lunas hari itu juga, maka nomor antrian haji Pak dan Bu Ahmad akan mundur hingga dua tahun lagi. Iya kalau dua tahun lagi mereka masih ada usia? Mengingat pasangan ini tak lagi muda. Tentu ada rasa sayang melewatkan kesempatan naik haji tahun ini.

...Kesabaran pasangan suami istri ini, husnuzannya pada Allah meskipun hidup penuh ujian dan doa yang tak putus serta mengabdi di rumah Allah, akhirnya terbayar tuntas di penghujungnya...

Dengan wajah sedih, Pak Ahmad berniat mau menjual motornya. Tapi itu pun masih belum menutup kekurangan. Karena berapalah harga motor bekas. Suasana sedih melingkupi seluruh jamaah yang hadir untuk manasik hari itu. Beberapa jamaah berinisiatif menggalang dana agar bagaimanapun Pak dan Bu Ahmad harus berangkat haji tahun ini juga. Di tengah-tengah solidaritas jamaah terhadap Pak Ahmad, ternyata ada kejutan manis menghampiri.

Salah satu host TV swasta yang memprakarsai naik haji gratis bagi orang tak mampu membawa kabar baik. Pak Ahmad adalah salah satu calon jamaah haji yang bisa berangkat haji gratis. Ia tak perlu risau lagi akan kekurangan 12 juta. Bahkan, uang yang sudah ditabungnya untuk berangkat haji bisa dikembalikan dan digunakan untuk keperluan lainnya.

Pak Ahmad pun tersungkur haru dalam sujud syukurnya. Bila Allah sudah berkehendak, tak ada yang tak mungkin. Kesabaran pasangan suami istri ini, husnuzannya pada Allah meskipun hidup penuh ujian dan doa yang tak putus serta mengabdi di rumah Allah, akhirnya terbayar tuntas di penghujungnya. Mereka pun berangkat haji dengan lapang dada karena untuk keperluan anak di rumah, sudah ada dana yang bisa digunakan. Pihak keluarga juga ringan tangan untuk membantu menjagakan anak-anak tersebut.

Labaik Allahumma Labaik....

*Berdasar kisah nyata warga Surabaya. (riafariana/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version