View Full Version
Rabu, 10 Feb 2016

Bunda, Jauhkan Anak dari Aktivitas Mendekati Zina

Memunyai anak yang salih dan salihah adalah idaman setiap orang tua. Tak terlebih bunda yang mengandung, melahirkan dan menyusuinya. Ketika kecil, ia begitu lucu. Orang tua mana yang suka melihat anaknya menjadi rusak. Katakanlah, terlibat dalam pergaulan bebas. Meskipun faktanya, antara keinginan dan pola didik, seringkali tak seiring sejalan.

Ingin anak menjadi salihah tapi baju yang dibelikan buat anak jenis yang kurang kain alias mengumbar aurat. Alasannya masih kecil, lucu. Meginjak remaja, anak didorong untuk aktif bergaul termasuk terhadap lawan jenis. Besar sedikit, orang tua gelisah karena anak gadisnya tidak juga punya pacar. Mereka baru terhenyak ketika si gadis pulang berbadan dua. Naudzubillah.

Begitu juga perlakuan terhadap anak laki-laki. Bukannya dididik mandiri dan bertanggung jawab, si anak dimanja karena dianggap masih kecil. Ketika ia suka menggoda teman perempuannya, dianggap itu lucu. Remaja datang, ia pun suka ganti-ganti cewek yang ada di boncengan. Besar sedikit, ganti-ganti pasangan dianggap jantan. Belum lulus sekolah menengah, sudah piawai menghamili anak orang. Naudzubillah mindzalik.

Bunda salihah, kita  tentu tak ingin memunyai anak dengan kualitas seperti ilustrasi di atas. Betapa meruginya orang tua ketika amanah anak menjadi rusak sedemikian rupa. Berat pertanggungjawabannya nanti di akhirat. Karena itu, didiklah anak sedari dini untuk waspada terhadap bahaya zina.

...Tanamkan sifat ihsan pada anak. Sifat ihsan ini adalah keyakinan bahwa Allah selalu melihat perbuatan hambaNya...

Tanamkan sifat ihsan pada anak. Sifat ihsan ini adalah keyakinan bahwa Allah selalu melihat perbuatan hambaNya. Itu karena orang tua tak bisa mendampingi anak selama 24 jam untuk mengetahui apa saja yang dilakukannya. Karena itu, menanamkan sifat ihsan akan menjaga anak untuk takut berbuat dosa dengan keyakinan bahwa Allah melihat perbuatannya.

Selain menanamkan sifat ihsan, harus ada langkah lain yang harus dilakukan orang tua. Dekatilah anak. Tanamkan rasa percaya pada diri mereka pada sosok orang tua khususnya bunda. Bila kedekatan ini sudah kuat, apapun masalah anak mereka akan lari pada orang tua untuk curhat ataupun mencari solusi. Mereka tidak akan salah orang untuk menceritakan masalahnya.

Pola pergaulan, jangan lupa untuk diperhatikan. Untuk anak perempuan tanamkan rasa bisa mengharagai diri sendiri agar tak gampangan bergaul dengan lawan jenis. Untuk laki-laki, tanamkan rasa menghargai perempuan sehingga tak ingin mempermainkan atau melukai. Jauhkan juga tayangan TV tak berguna yang mayoritas isinya mengajak pacaran. Begitu juga dengan buku bacaan. Dampingi selalu anak dan ajak diskusi agar sedari dini ia tahu untuk menjauhi segala aktivitas yang mendekati zina.

Tak perlu ikut-ikutan arus ketika datang perayaan zina sedunia atas nama Valentine day. Pahamkan asal mulanya, kisah di baliknya, tujuan kapitalisme yang menungganginya, bahkan pesta zina yang menyertainya juga. Bunda, dekap anak-anak dengan erat. Jadikan mereka sosok yang memunyai kepribadian kokoh sehingga tak mudah tergiur rayuan duniawi ataupun syahwati.

Insya Allah dengan cinta Bunda, semua akan bisa diatasi dengan izin Allah. Orang tua bisa mengantarkan anak-anak agar menjadi sosok yang salih dan salihah sebagai perhiasan dunia dan bekal di akhirat kelak. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version