View Full Version
Senin, 30 Jan 2017

Memotivasi Buah Hati Belajar Makan Sayur dan Buah

Makan makanan yang halal dan thoyib tanpa rewel, tentu ini harapan para ibu terhadap putra-putrinya. Bila ini terjadi maka ibu pun tak perlu susah mencari menu tertentu yang hanya itu saja yang disuka oleh si anak. Kebutuhan gizi pun menjadi terpenuhi dan seimbang karena ia memakan segala yang disajikan oleh sang ibu. Alangkah senangnya bila semua ibu memiliki buah hati demikian.

Tapi faktanya, untuk sampai pada tahapan tersebut bukanlah hal yang mudah. Butuh waktu dan proses yang cukup panjang dan mungkin melelahkan hingga anak mau makan apa yang ada. Tapi seluruh jerih payah ini akan terbalas lunas saat di satu titik anak menjadi tidak rewel terhadap jenis makanan apapun.

Menurut Lucy Jones, pakar gizi untuk Little Dish, ada beberapa cara bisa dilakukan agar anak tidak rewel terhadap jenis makanan yang menurutnya asing. Usia 1 tahun adalah saat ideal bagi ibu untuk memperkenalkan berbagai macam rasa dan bentuk kepada si buah hati. Ini dimaksudkan agar kelak si anak memunyai pola makan yang sehat. Ia tidak rewel saat bertemu daging, sayur dan buah.

Saat ibu memperkenalkan jenis makanan baru pada buah hati, hal yang harus diingat adalah sabar dan telaten. Misalnya saja saat memperkenalkan sayur. Secara umum, anak tidak menyukai sayur karena rasanya tidak gurih atau manis. Tapi perkenalan sayur terhadap lidah anak harus dilakukan sejak dini. Ketika anak melakukan penolakan, jangan menyerah. Cobalah terus. Sekali, dua kali, lima kali, biasanya para ibu menyerah dan menganggap anak tidak suka sayur tertentu. Butuh 25 kali upaya untuk terus memperkenalkan anak pada rasa dan tesktur makanan baru.

...Usia 1 tahun adalah saat ideal bagi ibu untuk memperkenalkan berbagai macam rasa dan bentuk kepada si buah hati. Ini dimaksudkan agar kelak si anak memunyai pola makan yang sehat. Ia tidak rewel saat bertemu daging, sayur dan buah...

Jangan menyerah di angka 5 kali mencoba. Terlalu dini untuk mengatakan anak tidak suka saat sang ibu belum memaksimalkan usaha. Satu hal yang harus diingat, ibu pun harus memberi contoh memakan sayur atau buah tersebut di depan anak sehingga mereka pun bisa meneladaninya.

Langkah selanjutnya adalah jangan memblender terlalu lembut jenis makanan yang akan diperkenalkan tersebut. Biarkan potongan kecil daging, sayur dan buah tersebut sedikit terlihat bentuk aslinya. Anak akan belajar mengenali dengan melihat dan merasakan jenis makanan baru.

Berikutnya, cobalah menambahkan satu rasa baru ke dalam makanan yang mereka suka. Misalnya saja rasa pisang ke dalam kue yang biasanya beraroma wangi pandan. Anak-anak akan berusaha mengenali dan menyesuaikan diri pada rasa baru makanan yang mereka suka. Sajikan pula buah pisang dalam rasa dan bentuk aslinya saat si anak terlihat suka terhadap kue pisang tersebut. Dan ketika mereka menyukainya, berilah pujian padanya. Bagi anak, apa sih yang lebih membahagiakan daripada mendapat pujian dari ibu tercinta?

Insya Allah dengan kesabaran dan ketelatenan, anak akan memiliki kebiasaan makan yang sehat dan tidak ‘picky’ atau pilih-pilih. Selama halal dan thoyib, anak akan makan dengan lahap. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version