View Full Version
Selasa, 28 Feb 2017

Karena Cinta Ini adalah Cinta Bersyarat

Perempuan bila jatuh cinta, ia seringkali melumpuhkan logika. Betapa banyak seorang perempuan yang rela menyerahkan kehormatannya hanya karena rayuan gombal laki-laki jalang. Berapa banyak juga kisah perempuan yang dianiaya kekasihnya tapi ia tetap saja bertahan. Selalu saja yang dijadikan dalih adalah frase basi bernama ‘terlanjur cinta’.

Tak bisa dipungkiri bahwa perempuan adalah makhluk yang lebih dominan perasaan daripada logika atau akal sehat. Tapi tidak lantas dijadikan alasan saat perempuan tersebut terpedaya oleh cinta kemudian mau melakukan apa saja. Tidak, bukan jenis ini seorang muslimah yang sanggup menjaga izzah.

Muslimah adalah perempuan muslim yang seharusnya memunyai standar berbeda akan definisi cinta. Ini penting agar seorang muslimah mampu menyikapi rasa yang seringkali melumpuhkan logika bernama cinta. Memang, hak setiap individu termasuk muslimah untuk merasa jatuh cinta. Jatuh cintanya muslimah bukan tanpa aturan. Hadirnya rasa kasmaran haruslah disertai dengan pemahaman. Bila rambu-rambu ini tidak ditaati, bisa dipastikan kepedihan dan kesengsaraan yang akan menghampiri.

...Jatuh cintanya muslimah bukan tanpa aturan. Hadirnya rasa kasmaran haruslah disertai dengan pemahaman. Bila rambu-rambu ini tidak ditaati, bisa dipastikan kepedihan dan kesengsaraan yang akan menghampiri...

Begitupun dalam mencintai. Di saat banyak lagu cengeng berjudul unconditional love alias cinta tak bersyarat, seorang muslimah sebaliknya. Cintanya selalu penuh dengan syarat. Syarat ini tentunya disandarkan pada maunya Islam. Oleh karena itu, sungguh tak mungkin seorang muslimah yang paham akan keislamannya akan jatuh cinta pada laki-laki yang hobi maksiat, misalnya. Itu karena tabiat maksiat dan ketaatan pada Allah adalah dua kondisi yang saling bertentangan. Tak mungkin yang namanya hak dan batil bisa menemukan frekuensi yang sama pada muara bernama cinta.

Dengan memiliki jenis cinta bersyarat seperti inilah, maka ada batas yang tak boleh dilanggar. Batas itu jelas yaitu apa yang makin mendekatkan manusia tersebut pada Allah dengan sepenuh ketaatan, maka rasa cinta itu akan makin subur terasa dalam diri. Begitu sebaliknya. Cinta akan menguap saat pada diri yang dicinta terdapat kemaksiatan. Dengan syarat seperti inilah, seorang perempuan tidak akan mudah goyah. Hal ini berlaku saat ia dalam proses taaruf, pun saat sudah membina mahligai rumah tangga.

Jadi tak ada lagi kisah terus bertahan pada satu hubungan ketika pasangan sudah tak lagi berada dalam ketaatan. Tak ada lagi ceritanya muslimah terombang-ambing hanya karena tidak tegasnya mengambil keputusan. Saat rasa cinta yang ada tersandar hanya pada Allah Ta’ala maka saat itu juga Allah sendiri yang akan menjaganya. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google 


latestnews

View Full Version