View Full Version
Jum'at, 03 Mar 2017

Saat Sang Raja dan Pangeran Berkunjung ke Negeri Gemah Ripah Loh Jinawi

Hiruk pikuk kedatangan raja dari negeri Arab menghiasi lini massa. Berbagai foto laki-laki tampan yang diyakini sebagai para pangeran dari kerajaan tersebut ditampilkan bergantian di beranda FB, what’s up, Instagram, twitter dan berbagai sosial media lainnya. Benar tidaknya mereka itu pangeran ataukah malah seleb panggung hiburan, urusan belakangan. Yang penting para netizen merasa ikut merayakan euforia dengan berbagi meme dan informasi.

Hati boleh melambung, tapi akal sehat harus tetap di tempat. Eh, tapi kenapa juga hati ikut melambung ya? Suami bukan, sodara bukan, teman bukan, kenal juga tidak. Mereka meskipun ganteng bin tampan toh sama sekali tak berkaitan dengan kita. Lalu mengapa heboh?

Tundukkan pandangan ya ukhti. Meskipun hanya berupa foto, bayangkan bagaimana perasaan suami bagi yang sudah menikah. Bagi yang belum menikah apalagi. Untuk apa mengumbar pandangan pada sosok yang selain bukan apa-apa kita, juga sangat jauh dari jangkauan. Jagalah harga diri suami. Jagalah harga diri kita sendiri.

...Hati boleh melambung, tapi akal sehat harus tetap di tempat. Eh, tapi kenapa juga hati ikut melambung ya?...

Mereka datang untuk urusan dengan kepala negara negeri ini. Tak ada urusannya dengan rakyat yang merasa bahagia karena dikunjungi. Lihat saja mereka juga senang-senang saja bersalaman dengan sang penista agama dan para pelindungnya termasuk si ibu suri dan kroni. Tak usah berharap lebih bahwa mereka akan mendesak agar hukum ditegakkan seadil-adilnya. Jauh.

Lebih baik energi yang ada digunakan untuk terus belajar Islam dengan benar. Kagumi saja suami yang ada karena sosoknya lebih nyata daripada pangeran dari antah berantah. Sedangkan bagi yang single, boleh kok berdoa dan berharap agar dikaruniai suami yang tampan dan saleh, syukur-syukur kalau tajir. Ingat, tidak semua pangeran Saudi benar akhlaknya. Semoga saja para muslimah salihah dijauhkan dari memunyai suami yang tak bisa menuntun ke surga.

Selebihnya, doakan saja bagi kondisi negeri ini. Karena kekuatan umat ternyata tak cukup mempan untuk menyeret penista agama masuk bui. Karena sejatinya memang bukan bui tempat terbaik bagi penghina Allah dan RasulNya. Tapi apa daya, ia tetap bebas dan jelas semakin semena-mena.

Kedatangan sang raja pun tak mampu mengubah apa-apa, bila yang diharapkan adalah melobi agar si penista masuk penjara. Karena itu tak perlulah euforia berlebihan dalam menyambutnya. Kalau kata anak zaman sekarang, woles saja. Kita tunggu kebijakan apa yang dihasilkan selepas kunjungan yang memakan biaya cukup untuk memberi makan anak-anak kelaparan di Afrika. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version