View Full Version
Senin, 27 Mar 2017

Inilah 6 Langkah Praktis Melindungi Anak dari Taring Beracun Pedofil

Anak-anak dalam bahaya! Kekhawatiran itu jelas hadir dalam benak para ibu terutama yang memunyai anak-anak masih kecil. Bila dulu bahayanya pergaulan bebas muncul saat anak menginjak remaja, kini bahaya itu hadir bahkan sejak anak-anak berusia bau kencur alias masih kecil. Taring pedofil yaitu manusia berpenyakit jiwa dengan orientasi seksual pada anak-anak sudah taraf darurat.

Tertangkapnya beberapa admin yang mengelola grup candy alias penggemar dan pelaku pefodil tidak serta merta membuat para orang tua bernapas lega. Sebelum grup itu ditutup karena admin dan anggotanya ketakutan diciduk polisi, ada lebih dari 7.000 akun yang menjadi membernya. Taruhlah ada 5 orang yang tertangkap, lalu sisanya bagaimana?

Mereka ada bergentayangan di sekitar kita. Mereka hadir dalam sosok orang-orang yang bersikap sok ramah dan baik pada anak-anak kita. Mereka bukan tidak mungkin orang dekat yang masih dalam lingkungan teman, tetangga atau bahkan saudara kita. Kenyataan ini bukan tidak mungkin membuat orang tua terutama para ibu paranoid apabila sebentar saja tidak melihat buah hati dalam jangkauan. Salah satu sahabat bahkan membatasi putrinya main dalam jarang 3 meter saja dari area rumah.

Para bunda salihah yang dirahmati Allah, ikhtiyar maksimal sebagai orang tua untuk melindungi putra-putrinya sudah pasti harus dilakukan. Di bawah ini beberapa langkah yang bisa diterapkan agar mereka tahu bagaimana harus bersikap.

  1. Pahamkan batasan aurat. Bagi banyak orang tua, anak kecil memakai baju dalam saja adalah hal lumrah. Di dalam kamar, bisa dimaklumi. Tapi bila sudah di luar kamar apalagi di area halaman rumah dan bisa dilihat orang yang lalu-lalang dari jalan, kebiasaan ini sebaiknya diubah. Para pedofil itu gemar mengumpulkan foto anak-anak dengan pakaian seperti ini. Manusia waras, tidak akan terangsang dengan anak kecil usia 3 atau 4 tahun memakai baju dalam saja. Tapi di saat banyak manusia tidak waras di luar sana, maka orang tua yang harus waspada dan mau berubah. 

    Jauh sebelum kasus pedofil terungkap di medis sosial, seorang teman tidak pernah membiasakan anaknya berpakaian dalam keluar dari kamar meskipun usianya masih termasuk balita. Mereka sudah diajari rasa malu sedini mungkin. Batasan aurat pun sudah mulai diterapkan dengan selalu mengingatkan untuk berhijab saat keluar dari rumah.

  1. Tanamkan rasa malu. Setelah mengetahui batasan aurat, rasa malu apabila tidak menutupinya juga harus mulai dibiasakan. Bila sudah terbiasa, maka anak akan malu apabila keluar kamar belum berpakaian lengkap. Jadi baju dalam batasannya hanya apabila mau tidur dan itu di dalam kamar. Bila ingin keluar kamar, maka harus mau berpakaian lengkap. Lalu apabila ingin keluar rumah, anak akan melengkapinya dengan memakai hijab atau kerudung. Menanamkan rasa malu sejak dini akan menumbuhkan kesadaran pada diri anak untuk selalu taat pada aturan Rabbnya.

  2. Siapa saja yang boleh memegang alat vitalnya. Penting bagi anak untuk diajarkan bahwa tidak semua orang boleh memegang-megang dirinya apalagi alat vital. Pun untuk urusan cebok, si anak juga harus diberitahu siapa saja yang boleh membantunya.

  3. Tidak gampang menerima pemberian orang lain. Selain untuk kewaspadaan, anak pun juga diajarkan untuk bersikap lebih baik memberi daripada menerima. Bilapun harus menerima sesuatu, maka harus sepengetahuan ibu atau ayahnya. Bagaimanapun, lebih baik mencegah daripada mengobati.

  4. Tidak gampang diajak-ajak. Ramah boleh tapi tetap ada batasan untuk orang lain. Selain tidak mau dipegang-pegang, anak juga diajarkan untuk menolak ajakan orang lain meskipun itu kenalan dekat yang ada kaitannya menjauh dari rumah atau area sekolah.

  5. Komunikasi. Bangun komunikasi sehat antara orang tua dengan anak meskipun masih balita. Dengan adanya komunikasi yang sehat, orang tua akan segera mengetahui apabila ada tanda-tanda mencurigakan pada diri sang anak. Misal ia lebih pendiam, atau lebih periang dari biasanya. Segera cari tahu penyebabnya sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa dicegah sedari dini.

Langkah di atas hanya sebagian iktiyar sebagai orang tua untuk melindungi anak-anaknya. Jangan lupa ikhtiyar penting berupa doa yang tak putus terus dipanjatkan untuk mereka. Karena sungguh tak ada yang sebaik-baik pelindung kecuali Allah SWT. Semoga anak-anak kita dan generasi-generasi berikutnya menjadi sosok yang selalu dijaga oleh Allah dari taring beracun kaum pedofil dan siapa pun yang ingin merusak kesucian kesuciannya. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version