View Full Version
Selasa, 11 Apr 2017

Media Dapat Mendoktrin Anak

Sahabat VOA-Islam...

Media adalah alat yang efektif untuk mengamati perkembangan dunia di masa yang dewasa ini. Maka tak bisa di pungkiri lagi bahwa peranan media disni  sangatlah central sebab dengan adannya media ketida dapat mengetahu berita/informasi dari Negara lain hanya sekejap klik google saja atau hanya  tinggal diam nonton tv di rumah dengan  sambil meniktmati cemilan ringan mungkin.

Semua orang di mana pun dan kapan pun dapat mengakses media/informasi dengan begitu mudahnya. Proses transaksi pun menjadi sangatlah mudah dengan adanya media sosial namun dibalik itu terdapat berbagai dampak-dampak buruk dari perkembangan media iini sendiri. Sebab ada pepatah mengatakan  sebagus apapun  rasa sebuah masakan pasti jikalau di konsumsi terlalu banyak maka akan mengakibatkan sebuah penyakit begitu pula media jikalau kita menggunakan dengan over tanpa memperhatikan rambu-rambu nya maka  anda akan berakhir game over.

Tetapi tidak bisa di pungkiri bahwa media begitu besar manfaatnya dilain sisi  mempunyai  mudhorat juga.  Dengan media memang begitu mudah kita mengetahu sebuah berita atau informasi namun dengan media pula kita bisa gampang terprovokasi itulah salah satu contoh bahwa faktanya media pun memiliki sebuah celah kekhilafan (mudhodarat:V).

 

Media dan Anak

Maka sebaiknya kita selektif dalam memilah milih tontonan dan tak gampang mempercayai berita apa lagi berita yang berbau provokatif. Terutama tontonan untuk sang bua hati karena masa-masa pertumbuhan ini yang mengakibatkan kita harus berhati-hati dalam memberikan asupan gizi maupun asupan  fikiranya. anak sangatlah mudah atau lebih tepatnya  polos sehingga begitu cepatnya ia dapat menyerap pola-pola perilaku dan perkataan-perkataan  yang ia dengar dan lihat.

Jadi apa hubunganya media dengan hal ini, pasti ada hubunganya sodaraku, sebab medialah yang meliki persentase lebih besar untuk mempengaruhi pola fikir anak. Contohnya  sangatlah banyak, apa yang biasanya anak lakukan stelah menonton perkelahian? Biasanya ia akan bersikap seperti seorang jagoan tendang sana tendang sini, apa yang si anak lakukan ketika si anak mendengar perkataan-perkataan dan perilaku kasar dari sebuah drama atau film? Mungkin ia akan sering mengucapkan kata-kata dan perilaku yang kasar.

Ini bukanlah sebua hipotesis tapi sebuah fakta yang terjadi di masyarakat  yang luput atau mungkin para orang tua tak ada keinginan untuk mengantisipasi akan hal ini. Padahal hal ini harus di antisipasi sejak dini agar perkembangan anak tidak terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran yang dapat merusak masa depan anak itu sendiri.

Kenapa sejak dini? Karena di masa yang dini inilah anak berada pada masa-masa pembentukan karakter dan masih mudah untuk di pengaruhi oleh karena itu sejak dinilah kita harus ajarkan kepada anak budi pekerti yang luhur yaitu budi pekerti berasaskan keislaman,sejak dinilah kita harus mengajarkan kepada anak untuk mencinta Rasul dan ajaranya agar kelak ketika ia dewasa bisa menjadi anak yang berbakti kepada keluar,islam dan bangsanya.

Dan selalulah awasi anak dengan sebaik-baiknya dan didiklah ia dengan akhlak yang baik bukan dengan kekerasa dan jangan lupa selalu selektif untuk memilih tontonan untuk anak,awasi ia ketika ia sedang nonton atau bermain game tak lupa pula kita jangan berikan anak keluasan untuk menggunakan sosmed karena di dalam sosmed kita sulit untuk mengawasi anak apa lagi di dalam sosmed ia dapat berteman dengan siapapun dan membaca kata-kata yang bisa jadi mengandung kata-kata yang tidak baik untuk anak membacanya.

Ingatlah wahai sodaraku, jagalah dan didiklah ia denga  baik dan penuh kasih sebab ia adalah masa depanmu,sebab ia adalah amal yang tak akan henti memberimu pahala walau engkau sudah tiada di dunia ini! [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Jamal Remiharja


latestnews

View Full Version