View Full Version
Jum'at, 29 Sep 2017

Mendidik Generasi Gemilang

SETIAP orang tua tentunya sangat mendambakan memiliki putra-putri yang sholeh dan sholehah. Disamping itu pasti berharap anak-anaknya memiliki otak yang cemerlang dan hati yangbersihdan suci. Karena itu kerjasama dari semua pihak mutlak diperlukan untuk membentuk karakter pada anak. Tidak hanya pada orang tua namun peran lingkungan atau masyarakat tentunya juga sangat penting.

Dan yang tidak boleh ketinggalan adalah peran negara sebagai pemegang amanah pengurus rakyat.  Dengan kewenangannya untuk menetapkan berbagai kebijakan, maka peran negara akan sangat efektif. 

Salah satu cara untuk mencetak generasi yang berkepribadian agung tentunya melalui jalur pendidikan. Sebagai seorang Muslim yang harus bertingkah laku dengan standar halal dan haram,  maka arah tujuan pendidikan anak-anak kita tentunya harus berkorelasi dengan hal tersebut. Yaitu dalam  rangka membentuk pola pikir dan pola sikap yang islami (syakhsyiyah Islam).  Pendidikan yang diperoleh anak-anak kita juga harus pendidikan yang bersifat amaliyah(praktis). Sehingga apa-apa yang dipelajari bisa dipraktekkan dan berdaya guna baik untuk dirinya maupun orang lain.

Penetapan kurikulum yang sejalan dengan tujuan pendidikan mutlak sangat diperlukan. Maka dalam  hal ini kebijakan negara yang berperan agar tujuan pendidikan dapat terwujud.

Disamping itu negara juga wajib menyediakan sarana prasarana yang dibutuhkan demi kemajuan pendidikan. Misalnya membangun gedung-gedung sekolah maupun perguruan tinggi yang nyaman, membangun laboratorium-laboratorium untuk penelitian-penelitian, dan lain-lain.  Begitu juga dengan menyiapkan  para guru maupun Dosen yang berkompeten dan tentunya yang memiliki kepribadian mulia. Biaya pendidikan yang murah bahkan gratis juga sangat penting untuk mendorong semangat belajar. 

Dengan berkaca pada kesuksesan para sahabat Rosul dan juga para ulama terdahulu dalam perannya pada pendidikan dan kemajuan peradaban Islam, maka cita-cita kita sebenarnya bisa terwujud asalkan semua komponen tadi berperan dengan porsinya masing-masing.


Nah sebagai orang tua maka yang bisa kita lakukan diantaranya sebagai berikut:

1. Menanamkan akidah sejak dini

Perlu kita pahamkan kepada anak bahwa tujuan hidup kita sebagai seorang Muslim adalah untuk beribadah kepada Allah. Karena itu setiap perbuatan kita, harus kita sesuaikan dengan perintah dan larangan Allah. Pahamkan bahwa Allah senantiasa mengawasi setiap perbuatan kita, sehingga anak akan senantiasa jujur dalam bertindak. Niatkan dalam setiap aktivitas yang kita lakukan untuk mencari ridha Allah, salah satunya ketika anak pergi ke sekolah maka niatkan untuk menuntut ilmu dimana hal ini diwajibkan oleh Allah, bukan niat yang lain.

Sebagaimana kita bisa mengambil pelajaran dari kisah Imam Al-Ghazali. Imam Al-Ghazali masih berusia belia ketika ayahnya meninggal dunia. Sebelum meninggal ayahnya berwasiat agar Imam  Al-Ghazali dan adiknya dalam pengasuhan temannya. Maka sepeninggal ayahnya, Imam Ghazali
dan adiknya dimasukkan kesebuah pesantren dimana di sana dia mendapatkan makan dan tempat tinggal gratis. 

Awalnya tujuan Imam Ghazali belajar adalah supaya dia mendapatkan makan dan  tempat tinggal gratis karenanya dia kesulitan untuk menerima ilmu dari gurunya.Bahkan ketika kebijakan pesantren hanya membiayai murid yang pandai saja dan mengeluarkan anak yang kurang pandai, maka Imam Ghazali berupaya sangat keras untuk bisa menyerap semua ilmu dari gurunya. Namun  ternyata tetap saja ia kesulitan bagaimanapun kerasnya upaya untuk memahami ilmu tersebut.

Akhirnya Imam Ghazali berkonsultasi dengan beberapa ulama yang menyarankan padanya agar dalam  menuntut ilmu itu harus ikhlas karena Allah. Karena ilmu itu dari Allah, maka Allah yang akan membuka hati kita untuk menerima ilmu tersebut. Sejak itu Imam Ghazali sangat mudah dalam menerima ilmu dari para gurunya. Bahkan namanya dicatat sebagai ulama besar pada masanya hingga kini.

2. Pembiasaan hal-hal yang baik sejak kecil

Misal, berdoa sebelum dan sesudah melakukan apapun(makan, minum, tidur, belajar, dan lain-lain).Menutup aurat bagi anak-anak  perempuan dibiasakan sejak kecil sehingga tidak merasa berat ketika memasuki usia baligh. Begitu juga kewajiban-kewajiban sebaiknya dikenalkan dan dibiasakan sejak kecil.

3. Teladan dan motivasi dari orang tua

4. Ketika anak sudah mampu berfikir maka ajaklah anak untuk diskusi dan berfikir tentang hal-hal  yang mampu dia pahami.  Metode doktrinasi sudah tidak cocok pada usia ini.

5.Pendidikan yang baik

6.Agar anak mudah diarahkan dan dibentuk karakternya maka rizki yang kita berikan pada anak harus yang halal.

Semoga dengan melakukan beberapa hal tersebut diatas maka anak-anak kita akan menjadi pribadi-pribadi  yang baik kedepannya. Aamiin. *Dwi Susanti, praktisi pendidikan tinggal di Tulungagung, Jawa Timur


latestnews

View Full Version