View Full Version
Sabtu, 14 Oct 2017

Saat Anak Rewel, 3 Hal Ini yang Harus Dilakukan Bunda

Rewel adalah satu kondisi saat anak merasa tak nyaman akan sesuatu. Dia akan berusaha mengomunikasikan rasa tersebut dengan rengekan bahkan tangisan. Bagi anak yang sudah bisa bicara, bunda akan dengan mudah bertanya padanya. Lalu bagaimana dengan anak yang berusia di bawah satu tahun dan masih belum bisa mengungkapkan apa yang dirasakan?

Dalam hal ini, para bunda harus peka. Pakar parenting Yuria Cleopatra berbagi tentang pengalamannya mengatasi kerewelan sang buah hati. Menurut muslimah alumni ITB yang biasa disapa Teh Patra, ada 3 aspek kebutuhan anak yang harus dipenuhi: aspek fisik, aspek aqal dan skill, dan aspek ruhiyah/psikologis. Bila anak rewel, itu artinya ada salah satu atau lebih dari ketika aspek tersebut yang tidak terpenuhi.

Di bawah ini adalah pengalaman Teh Patra dengan debay (dedek bayi) yang bernama Ihsan.

“Sore itu sepulang mengisi kajian rutin pekanan, si Mbak menyerahkan de Ihsan sambil berkata cemas : "dede rewel sejak habis mandi tadi. Kayak ada yang sakit" katanya. Saya pun menggendongnya. Dia memang agak rewel.

Aspek aqal saya kesampingkan karena de Ihsan sedang digendong, bukan sedang bermain atau menghadapi kesulitan lain. Aspek fisik saya periksa. Tidak demam. Saya meninggalkannya dalam keadaan tidur sekitar dua jam setengah yang lalu, dalam kondisi sehat. Aspek psikologis saya periksa. Mungkin dia kangen sama saya, mungkin dia ingin menyusu atau bermain dengan saya.

Saya susui, dia mulai tenang, masih rewel. Tak lama dia mulai mengantuk. Tapi kemudian dia mulai menangis lagi. Saya pindahkan posisinya, dia tampak kesakitan. Saya tanya apa yang sakit, dia tidak menjawab.

Apakah dia terjatuh? Saya mulai memeriksa kepalanya. Clear..tidak ada bekas benturan. Saya gerakkan kedua tangannya. Oke. Saya gerakkan kedua kakinya, dia meringis. Saya mulai cemas. Apakah dia terkilir? Keram? Luka? Haruskah saya bawa ke dokter?

Saya cari bekas benturan atau bekas luka di kedua kakinya. Clear. Akhirnya saya lepaskan pakaiannya. Tampaklah penyebab sakitnya. Rupanya saat dipakaikan baju ada sebuah benda yang nyangkut di pakaiannya. Benda itu menekan pangkal pahanya cukup keras sehingga membuatnya kesakitan. Setelah diselamatkan, de Ihsan pun tertawa lega. Hilang semua kantuknya dan tiba-tiba dia bermain dengan ceria..

Duh bayi, kasihan sekali kamu belum bisa bicara. Pasrah pada apa yang menimpa. Bersyukur saya tidak memaksanya menyusu terus sampai tidur, tanpa mencari masalahnya. Bersyukur saya tadi memutuskan membongkar bajunya( walaupun enggan), tidak terburu-buru memberi obat anti nyeri atau pergi ke dokter. Alhamdulillah." (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 

 

 


latestnews

View Full Version