View Full Version
Senin, 12 Mar 2018

Waspadai 4 Hal Ini agar Tak Terjadi Perselingkuhan

Oleh: Siti Rohmah

Gerusan kemoderenan zaman menghantam membawa kehancuran. Lika liku kehidupan manusia memang sudah rusak. Kalau sebelumnya kita digegerkan dengan istilah pelakor, kini muncul istilah baru yang tak kalau mengejutkan. Ya istilah senior (senang istri orang). Fenomena ini menjadi hal yang lumrah saat kebebasan menjadi hal yang diagung-agungkan. Setiap manusia seolah bebas berbuat sekendaknya tanpa harus terikat dengan aturan apapun, sekalipun itu aturan agama.

Fenomena lelaki senior ini jika tidak segera diatasi maka akan berujung pada perselingkuhan. Kasus perselingkuhan yang marak terjadi di tengah masyarakat dewasa ini memang semakin meningkat. Bahkan menurut survei yang dilakukan oleh justDating, aplikasi pencarian teman menemukan bahwa 40% laki - laki dan perempuan pernah mengkhianati pasangannya alias berselingkuh (Suara.com).

Masih menurut suara.com, presentase ini membuat Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara dengan kasus perselingkuhan terbanyak. Jika dibandingkan dengan negara Asia tenggara lainnya, Thailand menempati posisi paling banyak kasus perselingkujan alias nomer wahid.

Benih - benih yang diabaikan

Jika ditelisik maraknya kasus perselingkuhan entah itu dilakukan oleh suami yang menyukai istri orang (senior) ataupun dilakukan oleh istri yang menyukai suami orang (pelakor) hal tersebut disebabkan oleh beberapa macam, diantaranya:

1. Jenuh terhadap pasangan

Mungkin selintas ini adalah alasan klise. Diakui atau tidak, kebersamaan yang terus menerus akan melewati satu titik saat pasangan tidak mampu memberikan efek penyegaran terhadap hubungannya. Dalam kondisi inilah perasaan tersebut bertemu di titik jenuh. Tiap hari bertemu dengan orang yang sama, pagi siang bahkan malam, bukan dalam waktu sehari, seminggu, sebulan, setahun tapi bertahun - tahun bahkan sampai puluhan tahun. Wajar adanya jika sesekali merasa bosan, jenuh butuh nuansa baru. Dalam kondisi ini pasangan harus mampu menangkap sinyal kejenuhan tersebut sehingga bisa diatasi sedini mungkin untuk meminimalisir masalah yang lebih besar.

Sehingga perlu kiranya pasangan suami istri melakukan hal - hal yang bisa mengusir kejenuhan tersebut. Misal dengan menyediakan waktu spesial untuk berdua, makan bareng atau bermain bareng. Permainan dipercaya bisa meningkatkan kemesraan dan keromantisan.

2. Kurang Menjaga Pandangan

Dari matamu kumulai jatuh cinta...

Ya sepenggal lagu itu mampu menjabarkan betapa pandangan yang liar tak terjaga akan menjebak pemiliknya sehingga terperosok ke jurang  kesesatan yang lebih dalam. Apalagi laki - laki memang memiliki kecenderungan ketertarikan secara visual. Jadi tidak bisa dipungkiri ketika melihat yang mengasyikan dan menyegarkan pandangan matanya maka dia akan lebih tertarik.

Yang harus di lakukan dalam hal ini terutama untuk para suami, "jagalah pandangan". Sebagaimana yang diserukan oleh Allah dalam surat An Nur ayat 30.

Allah SWT berfirman:

قُلْ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُـضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْ  ۗ  ذٰ لِكَ اَزْكٰى لَهُمْ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَـعُوْنَ

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."

(QS. An-Nur 24: Ayat 30)

Begitupun untuk para Istri maka perhatikanlah penampilanmu, karena sebaik - baik istri adalah wanita sholehah yang menjadi perhiasan paling indah bagi suaminya. Sebagaimana disampaikan oleh Baginda Nabi dalam haditsnya:

"Maukah aku beritahukan kepadamu tentang sebaik - baik perbendaharaan seorang laki - laki? Yaitu istri sholihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila suaminya pergi istri akan menjaga diri dan hartanya". (HR.Abu Dawud)

Ketika suami mampu menjaga pandangan dan istri pun mampu memperhatikan diri maka hal - hal merusak yang berasal dari pandangan ini akan bisa diatasi, insyaAllah.

3. Interaksi yang kebablasan

Di era modernisasi yang begitu mengagungkan kebebasan  dalam segala hal, menjadikan kehidupan tanpa batasan. Begitupun dalam masalah interaksi antara laki - laki dan perempuan seolah tidak ada pemisahan. Begitupun arus peminisme yang begitu deras di suarakan menjadikan kaum hawa berlomba berkejaran untuk bisa menduduki kursi -kursi, jabatan - jabatan di berbagai bidang pekerjaan dan pemerintahan. Hal ini otomatis menjadi pemicu munculnya penyimpangan interaksi, kerusakan bahkan menjadi jlan kemaksiatan.

Misalnya interaksi di tempat kerja yang kadang tanpa batasan dari hal sepele masalah penampilan sampai kesukaan semua menjadi jalan untuk terbentuknya hubungan, tertanamnya benih - benih cinta. Sehingga atas nama cinta tersebut seakan semua hal yang di jalani menjadi sah. Rambu - rambu syara pun di abaikan demi terpuaskannya nafsu syahwat yang memuncak.

Padahal jelas sebagi seorang muslim aturan Islam sudah memberikan batasan dalam pergaulan dan interaksi untuk menjaga kemurnian eksistensi manusia. Karena pada dasarnya kehidupan laki - laki dan perempuan itu terpisah kecuali dalam hal - hal yang di bolehkan syara.

4. Manusia mendambakan apa yang tidak bisa didapatkan

Semakin dilarang semakin menantang, mungkin itulah ungkapan yang cocok bagi orang yang tidak mampu mnjaga hawa nafsunya. Manusia yang tidak pandai bersyukur senantiasa berangan - angan akan kebahagiaannya. Mereka beranggapan rumput tetangga lebih hijau daripada miliknya. Orientasinya selalu ingin mendapatkan apa yang bukan miliknya dan tidak pernah menghargai apa yang ada di sekitarnya. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan menancapkan sikap qonaah dan senantiasa bersyukur. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah 152

Allah SWT berfirman:

فَاذْكُرُوْنِيْٓ  اَذْكُرْكُمْ وَاشْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah: 152)

Solusi Haqiqi

Warna - warni kehidupan kadang menyeret kita menuju kenestapaan, menghancurkan kebahagian yang sudah lama kita susun dan memporakporandakan bahtera rumah tangga yang kita bangun. Suami menyukai istri orang atau istri menyukai suami orang yang akhirnya berujung dengan perselingkuhan adalah noktah yang merusak tatanan kehidupan. Sehingga semua ini harus diselesaikan dan dienyahkan tidak boleh ada ruang untuk syetan bertahta dan membuat kerusakan. Karena apabila perselingkuhan atau perzinahan merebak di tengah masyarakat maka sama saja dengan kita menghalalkan azab Allah. Dalam sebuah hadits Rosululloh barsabda;

"Jika zinah dan riba sudah tampak nyata dalam suatu kaum, maka mereka benar - benar telah menghalalkan azab Allah atas mereka". (HR. Al Hakim)

Islam dengan segenap aturannya telah memberikan pedoman dalam menjalani kehidupan pun dalam kehidupan rumah tangga. Berbagai celah yang memungkinkan jalan menuju peselingkuhan ditutup rapat - rapat. Sehingga tidak ada lagi cerita pelakor atau pun senior namun yang ada adalah Sakinah Mawadah Warahmah. Waallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version