View Full Version
Jum'at, 24 Aug 2018

Inilah 6 Penjajah Wanita di Era Modern

Oleh: Vinci Pamungkas

 

Wanita dijajah pria sejak dulu

Dijadikan perhiasan sangkar madu...

Lagu lawas yang berjudul Sabda Alam ini sudah tidak sesuai dengan keadaan sekarang. Saat ini memang para wanita di Indonesia dalam kondisi terjajah. Namun, bukan dijajah oleh pria atau secara fisik dengan senjata. Tapi diserang melalui lifestyle. Penjajahan dilakukan bertubi-tubi dari arah barat, timur, utara, dan selatan, sejak pagi hingga malam, dari dunia nyata dan dunia maya.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), terjajah adalah kondisi seseorang tertindas atau tersusahkan. Senyampang masih momen kemerdekaan dan lepas dari penjajahan, jangan sampai kita jadi wanita yang masih belum merdeka alias terjajah. Apa saja sih ciri-ciri wanita dijajah atau terjajah itu? Berikut ini 6 ciri-cirinya:

  1. Wanita dijajah fashion. Para wanita didorong untuk sibuk mengikuti perubahan trend hijab terkini. Mulai dari trend hijabers yang kerudungnya tumpuk sini tumpuk sana, butuh puluhan jarum pentul. Ditambah aksesoris bunga dan anting-anting. Lalu diseret untuk ikut memakai hijab syar'i dengan gamis lebar dan kerudung panjang sampai ke paha.
  2. Wanita dijajah media sosial (medsos). Para wanita mau menyantap makan siang di restauran, cekrak cekrek upload. Para wanita sedang liburan, jalan-jalan, belanja, ke dokter, cekrak cekrek upload. Malah divideokan live di medsos. Pokoknya semua kegiatan wajib dipublikasikan. Layaknya artis di infotainment.
  3. Wanita dijajah challenge. Heboh kiki challenge sudah lewat, kini datang momo challenge. Banyak wanita yang tak mau melewatkan untuk mencoba challenge-challenge yang tak jelas tujuannya ini. Tanpa peduli akan bahayanya, para wanita pun membebek. Dan tidak lupa, semuanya diunggah ke youtube, disebar melalui medsos.
  4. Wanita dijajah tempat wisata. Bandung, Bogor, Sukabumi, gudangnya tempat wisata, berlimpah tempat yang asri nan sejuk. Destinasi wisatanya dibuat instagramable alias keren kalau diunggah di instagram. Dipasang tempat duduk di puncak pohon, ayunan di atas jurang, hingga bersepeda melintasi tebing. Para wanita rela merogoh kocek dalam-dalam demi mencoba destinasi wisata ini.
  5. Wanita dijajah wisata kuliner. Layaknya tempat-tempat wisata, wisata kuliner juga jadi sesuatu yang wajib kunjungi para wanita. Bakso dengan varian isi yang beragam, makanan ala-ala korea, jadi buruan. Kalau belum nyoba, dicap nggak kekinian.
  6. Wanita dijajah hasgtag (tagar). #bahagiaitusederhana #asiangames2018 #2019ganti... Wanita memang suka berpartisipasi dalam berbagai kegiatan walaupun tidak memahaminya. Termasuk dalam masalah tagar ini. Asal ada yang minta atau banyak yang nulis distatus, langsung ikut-ikutan.

Enam penjajahan ini jelas menguras harta, waktu, tenaga, bahkan emosi jiwa para wanita. Aktivitas tersebut awalnya mubah/boleh tapi saat membuat para wanita menjadi lalai akan kewajiban, hukumnya menjadi haram. Sebagaimana terdapat dalam Kaidah fikih yang masyhur mengatakan “Al wasilatul illal haram, haramun (wasilah/perantara yang mengantarkan kepada keharaman atau meninggalkan kewajiban, maka wasilah/perantara itu menjadi haram".

Hal ini tidak boleh dibiarkan. Para wanita harus dimerdekakan. Wanita tidak boleh terus larut dalam penjajahan kekinian ini. Mereka harus disadarkan. Bentuk-bentuk penjajahan diatas telah membuat para wanita lalai. Mereka abai akan kewajiban ibadah, mengurus rumah, mendidik buah hati, hingga aktivitas dakwah.

Proses penyadaran memang tak bisa instan. Butuh berminggu-minggu bisa pula berbulan-bulan. Banyak hambatan dan tantangan, dari dalam maupun dari luar. Penyadaran bisa dilakukan melalui kajian islam intensif, membahas akidah hingga syariah. InsyaAllah dengan cara ini, para wanita sadar dan berubah menjadi muslimah yang taat ibadah taat syariah. Muslimah seperti inilah yang pantas menjadi tamu Allah di surgaNya kelak, insya Allah. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version