View Full Version
Selasa, 14 May 2019

Ya Ukhti, Jangan Minder dengan Agamamu!

Oleh: Ashaima Va

 

Diakui atau tidak saat ini kaum muslimin menghadapi banyak fitnah dalam beragama. Pemikiran yang batil dan merusak, tuduhan keji terhadap syariat, sampai kejahiliyahan dengan beragam bentuknya berseliweran di tengah-tengah masyarakat. Penyerunya bukan hanya dari musuh-musuh Islam tetapi juga dari kaum muslimin sendiri.

Mungkin kita sudah biasa mendengar ungkapan:

"Lebih baik jilbabin hatinya dulu."

"Poligami itu biang ketidakadilan."

"Hukum potong tangan itu cuma ada di zaman nabi, sudah tidak cocok untuk masa sekarang."

"Hukum rajam dan qishos itu kejam "

"Jihad itu anti perdamaian."

Dan ungkapan-ungkapan lainnya yang berisikan penolakan terhadap syariat Allah.

Lalu bagaimana kita menyikapi hal ini?

Apabila kita menanggapi dengan usaha-usaha pembelaan diri maka kita akan terjebak pada pembenaran terhadap tuduhan-tuduhan tersebut. Istilahnya kita akan cenderung defensive apologetic yaitu usaha pembelaan diri yang berujung pada merasa bersalah dan merasa ada yang salah dengan aturan-Nya.  Kita akan menganggap memang syari'at Allah banyak celanya sehingga sudah tak layak diterapkan. Maka jangan heran jika dari kalangan muslim sendiri ada yang merasa minder dengan agamanya dan merasa perlu untuk melakukan revisi terhadap aturan Allah.

Mereka akan mengamini saat ada tuduhan bahwa hukum qishos itu sadis, lalu ujung-ujungnya mereka  akan katakan bahwa Qishos hanya ada di zaman nabi. Padahal hukum bunuh bagi pembunuh atau Qishos adalah syari'at Allah untuk memelihara kehidupan. Dengannya orang akan tercegah dari perilaku membunuh dan  berpikir jutaan kali sebelum melakukan pembunuhan. Begitu juga dengan jihad yang memiliki makna Al-Qital. Barat menuduh Islam mengajarkan kekerasan dengan jihad. Dengan sikap defensive apologetic mereka akan buru-buru mengklarifikasi dengan mereduksi jihad hanya sebatas bermakna bersungguh-sungguh. Padahal dengan jihad yang bermakana Al-Qital, cahaya Islam akan tersebar luas dan serangan dari musuh akan dapat dilawan.

Maka sikap defensive apologetic berbahaya jika kita ambil. Sikap ini akan mengaburkan pemikiran Islam dan mereduksi syariat-Nya. Islam adalah satu-satunya  agama yang diridai Allah SWT. Islam mulia dan sempurna, meninggalkan syari'atnya hanya akan membawa kita pada penghidupan yang sempit. Allah SWT berfirman,

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

”Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS Ali Imran: 19).

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." QS. Thaha: 124)

Dari seruan kedua ayat tersebut cukuplah bagi kita untuk tidak meragukan syari'at-Nya. Tidak termakan pula oleh tiap tuduhan keji tanpa dasar. Jangan bersikap defensive apologetic lalu berpaling dari aturan-Nya. Bersikaplah unapologetic tidak ada yang harus dipersalahkan dari keislaman kita. Tidak ada yang harus disesalkan dari ajaran-Nya yakini dan terapkan Islam apa adanya secara kaffah. Jangan minder dengan keislaman kita. Jadilah Unapologetically Muslim. Wallahua'lam bish-shawab.(rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version