View Full Version
Sabtu, 10 Aug 2019

Ayah, Jangan Kau 'Makan' Putrimu!

 

Oleh: Diana Septiani

Kasus kekerasan dalam keluarga terjadi lagi. Bapak hamili anaknya. Ini berita basi yang terus terjadi. Ribuan kasus dan korban terus berjatuhan. Tapi kenapa berita ini seolah hanya mewarnai media massa, tanpa ada tindak pencegahan dan penanggulangannya?

Miris baru-baru ini warga Surabaya dikagetkan dengan penangkapan lelaki paruh baya yang merampas kebahagian putri dan istrinya. Tragedi mengenaskan ini bermula sejak 2015. Namun sayangnya, baru terungkap dan pelakunya ditangkap Agustus 2019. 

SP (45), sebut saja begitu. Sudah dua kali menghamili anaknya. Hamil pertama, ia memaksa untuk menggugurkannya. Ia tak jera. Sang anak hamil lagi, namun tetap dipertahankan. Kini bayi hasil zina bapak sekaligus kakek sang bayi ini berusia 4 bulan. Hasil pendalaman kasus, dalam seminggu ia bahkan bisa menggauli putrinya 3 kali. Tega!

Dimana sang istri? Istri SP sudah mengetahui 'perbuatan gila' sang suami pada anaknya. Ia depresi karena terus-terusan diancam. Hingga ia sakit dan meninggal dunia pada November 2018 lalu. Innalillahi. (Kompas.com)

Bukan ingin salah menyalahkan. Tentu adanya tindakan pelanggaran, tak lain agar kesalahan serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. Belajarlah dari kesalahan! Begitu orang bijak menasehati.

Kalau dipikir lagi, ini salah siapa? Salah istri SP yang bungkam? Atau salah sang putri yang tidak bisa menjaga diri? Tentu semua sependapat, salah pelaku yang gila nafsu syahwatnya. Juga begitu tega seolah akal yang Allah berikan tidak lagi ia gunakan. Namun, kenapa pelaku-pelaku serupa terus bermunculan?

Sudahkah pemerintah optimal mencegah dan menanggulangi kasus mengerikan ini? Tidak bisa hanya mencukupkan dengan menangkap dan memenjarakan pelaku. Hal ini tidak akan membuat mereka jera dan calon pelaku mengurungkan niat jahatnya.

Dalam penelusuran kasus SP, ia mengaku melakukannya karena pengaruh miras dan video porno. Tengoklah bagaimana jual beli miras masih begitu masif. Razia barang haram ini hanya memberantas yang terendus. Sisanya? Lenyap dari pengamanan. Tengok pula situs porno yang mudah diakses. Tak ada pemblokiran. Hanya pengkhususan umur yang tetap saja banyak yang melanggar. Terbukti, ribuan bocah terpapar pornografi.

Bapak hamili anak. Miras dijual bebas. Porno dan perbuatan asusila merajalela. Ribuan bocah jadi pembuat video porno. Semua ini hanyalah masalah cabang yang sejatinya berakar pada satu masalah.

Akar masalahnya adalah sistem yang diterapkan saat ini. Sudahkah menjadikan para individu bertakwa? Menjadikan masyarakat yang peka dan peduli dengan kondisi di sekitarnya? Serta, menjadikan penguasa sebagai penjaga atas akidah umat, penjaga dari berbagai marabahaya, penerap aturan yang sempurna?

Tidak! Justru sistem saat inilah yang menjadi biang keroknya. Sistem kapitalisme telah melanggengkan berbagai tindak kriminal. Akankah para kapitalis rela memblokir situs porno dan memberantas jual beli barang haram? Jelas mereka menolak karena itu adalah bisnis yang sangat menggiurkan.

Asas dari sistem kapitalisme yaitu pemisahan agama dengan kehidupan, benar-benar membuat runtuh ketahanan keluarga dan negara. Sosok bapak yang semestinya menjadi pendidik dan pelindung bagi istri dan anaknya, malah menjadi penghancur kebahagiaan mereka. Ketika sistem sekuler telah merasukinya, maka ia tidak lagi ingat mati kala menggerayangi tubuh putrinya. Tidak pula takut dengan siksaan Allah yang pedih, saat melakukan berbagai dosa besar.

Dalam Islam, sosok bapak begitu penting dalam menjaga anggota keluarga terhindar dari siksa neraka.

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَا لْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)

Sudah selayaknya kita sebagai muslim merindukan Islam diterapkan di setiap aspek kehidupan. Karena, hanya itulah yang akan menjadi solusi atas berbagai problematika kehidupan manusia. Wallahu a'lam bisshowab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version