View Full Version
Rabu, 13 Aug 2014

Amerika, Arab Saudi, Iran Mendukung al-Abadi Untuk Menggebuk ISIS

JEDDAH (voa-islam.com) - Pemerintah Arab Saudi dan Iran  mendukung pencalonan tokoh Syi'ah, Haidar al-Abadi, menggantikan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki. Ini sebuah langkah kebijakan baru pemerintahan Raja Abdullah terhadap Irak.

Dukungn Arab Saudi, Iran, dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, kepada calon Perdana Menteri Irak yang baru al-Abadi, dan tiga negara itu menyerukan kepada al-Abadi segera membentuk  pemerintah yang mencakup semua gologan (inklusif) di Baghdad, Selasa, 12/8/2014.

Ali Shamkhani, wakil pemimpin tertinggi Syi'ah, Ayatollah Ali Khamenei di Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, menyatakan  dukungan Iran kepada al-Abadi dalam sambutannya pada pertemuan para Duta Besar Iran di Teheran, ungkap kantor berita Fars dan Mehr, Iran.

"Kerangka yang diberikan oleh konstitusi Irak menetapkan bahwa perdana menteri telah dipilih oleh kelompok mayoritas di parlemen," kata Shamkhani.

“Ini  pesan yang jelas bagi Maliki”, ujar Shamkhani. Selanjutnya, dia mengundang "semua faksi Irak untuk tunduk kepada aturan hukum dan bersatu bagi kepentingan nasional mereka ... pada saat yang sangat sensitif”, dan ketika negara menghadapi ancaman asing ISIS), tambah Shamkani kepada  Reuters.

Dengan pernyataan resmi dari Shamkani, Arab Saudi, dan Amerika, ini menjadi sinyal  yang jelas bagi  Maliki, bahwa dia tidak lagi mendapat dukungan dari sesama para pemimpin Syiah dan politisi di Teheran untuk tetap sebagai kepala pemerintahan di Baghdad.

Sebelumnya, hari Senin, Presiden Irak Fuad Ma’sum memberikan mandat kepada  Abadi, dan secara resmi menyampaikan kepada parlemen Irak, atas penunjukkan pada al-Abadi, memintanya segera membentuk pemerintahan baru, dan al-Maliki dengan nada  marah mengecam Fuad Ma'sum, dan Maliki tetap menginginkan jabatan yang ketiga.

Situasi di ibukota Bagdad semakin tegang. Di mana kekuatan pendukung Maliki, yaitu pasukan millisi dan pasukan khusus berada di belakang Maliki. Jika Maliki tidak mau tunduk keputusan yang di ambil Presiden Irak Fuad Ma’sum, maka Irak akan terseret ke dalam kancah perang antara sesama kelompok Syi’ah.

Arab Menyambut al-Abadi

Raja Saudi Abdullah bin Abdulaziz mengucapkan selama kepada al-Abadi atas pencalonannya sebagai perdana menteri terpilih yang baru.  "Raja Abdullah secara resmi mengirimkan ucapan selamat kepada  Haidar al-Abadi, atas terpilihnya sebagai perdana menteri  Irak," kata Saudi Press Agency.

“Saya ingin mengucapkan selamat kepada anda, atas  nominasi (pencalonan) untuk jabatan perdana menteri , dan saya berdoa kepada Tuhan keberhasilan anda, serta  membantu anda membangun kembali ikatan kesatuan antara rakyat Irak, menjaga keutuhan dan stabilitas Irak," kata Raja Abdullah dalam pesan.

Raja Arab Saudi, Abdullah mengatakan ia ingin melihat Irak di bawah perdana menteri baru, dan “Membawa Irak kembali tempat yang selayaknya di dunia Arab dan dunia Muslim”, ucapnya.  Sementara itu, Nabil al-Arabi, pemimpin Liga Arab, juga "menyambut baik keputusan  Presiden Irak Fuad Ma’sum yang mengangkat  Haidar al-Abadi, dan  membentuk pemerintahan baru”, kata sebuah pejabat Liga Arab di Cairo.  

Pemerintah Baru Irak  

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mendesak al-Abadi segera membentuk pemerintah yang inklusif, sementara Amerika mengesampingkan pengiriman pasukan tempur ke negara itu, Selasa.

"Kami mendesak dia  segera membentuk kabinet baru secepat mungkin, dan Amerika  siap mendukung pemerintah Irak yang baru, yang mencakup semua golongan di Irak (inklusif ), terutama dalam rangka  memerangi ISIS”,  kata Kerry.

"Tidak akan ada pengiriman kembali  pasukan tempur Amerika ke Irak. Ini adalah perang dengan teroris dengan warga Irak, dan semua harus bergabung atas nama Irak menghadapinya ", tambah Kerry, mengacu pada serangan militer Amerika baru-baru ini terhadap ISIS yang berpusat di utara Irak.

Pertemuan Uni Eropa di Irak

Utusan Uni Eropa bertemu di Brussels, dan  memuji upaya Amerika menghentikan kemajuan ISIS  yang menciptakan kehancuran di seluruh bagian besar Irak, dan  Komisi Eropa mendorong bantuan bagi  warga sipil yang sudah putus asa di negara yang dilanda perang, khususnya kaum Kristen dan Yazidi yang terusir.

Uni Eropa melakukan pertemuan luar biasa dalam rangka lebih mengkoordinasikan langkah-langkah membantu kelompok Kristen dan Yazidi, dan mengkoordinasikan  negara-negara anggota Uni Eropa yang dikatakan sangat darurat.

"Negara anggota Uni Eropa menyambut baik upaya Amerika dan mitra sekutunya  menghentikan ISIS, dan memfasilitasi akses bantuan kemanusiaan”,  ungkap pernyataan dari komisi kebijakan luar negeri  Uni Eropa, akhir pertemuan.

Ramai-Ramai Menggebuk ISIS (Daulah Islam)

Dukungan sejumlah negara seperti Amerika,  Arab Saudi, dan Iran kepada al-Abadi ini, hanyalah ingin mengangkat tokoh Syi’ah yang (moderat?), dan lebih bisa diterima di Irak dan dunia Arab, tujuan utama dengan pemerintahan baru di Irak itu, bersama dengan seluruh kekuatan Arab dan Barat, menghancurkan ISIS, yang sekarang dituduh menjadi ancaman mereka.

Sekarang, berlangsung koalisi Arab, Syiah, Amerika, dan Uni Eropa, bersama-sama menghadapi ancaman baru yaitu ISIS (Daulah Islam Irak). Para pemimpin Arab melihat ISIS sudah menjadi ancaman yang sangat menakutkan. Sama seperti mereka melihat Ikhwan di Mesir. Syi'ah di Irak dan Iran, mereka juga merasa terancam dengan ISIS.

Kalangan Barat dan Uni Eropa, kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani), sama merasa terancam dengan ISIS. Apalagi, ISIS sudah membersihkan wilayah-wilayah Irak yang sudah dikuasainya dari golongan Kristen, Katolik,dan Yazidi (Zoroaster). Ini membuat Barat dan Eropa segera melakukan campur tangan. Mereka bukan hanya melancarkan serangan udara terhadap posisi ISIS di Irak utara, tertapi juga mengirimkan bantuan besar-besaran kepada mereka.

Tak kurang Paus Fransiskus mengutuk ISIS yang memporak-porandakan kaum Kristen-Kaktolik dan Yazidi dari Irak.

Paus Fransiskus semakin menguatkan kalangan Barat dan Uni Eropa menggalang kekuatan memerangi ISIS. Jadi, Haider al-Abadi hanyalah akan dijadikan 'tunggangan', oleh penguasa Arab, Syiah, dan Barat, menggayang ISIS atau Daulah Islam Irak. Wallahu'alam. *mashadi


latestnews

View Full Version