View Full Version
Kamis, 18 Sep 2014

Jamaah Ikhwan Menentang Intervensi Militer di Timur Tengah

CAIRO (voa-islam.com) - Jamaah Ikhwanul Muslimin mengeluarkan pesan sangat jelas, menolak intervensi asing di Timur Tengah, dan dengan dalih menghadapi Daulah Islamiah di Irak dan Suriah. Jamaah Ikhwanul Muslimin mengatakan, intervensi hanyalah upaya baru untuk membagi Timur Tengah.

Demikian dikatakan salah seorang pejabat Ikhwanul Muslimin kepada kantor berita Turki Anadolu, Selasa (17/9/2014). Pejabat tersebut mengatakan, "Sejumlah besar organisasi-organisasi yang ‘ghulu’ (ekstrim) baru-baru ini muncul memiliki senjata canggih dan dana dalam jumlah besar, dan menarik kaum muda Muslim yang memiliki ‘hamasah’ (semangat/antusias), tapi tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam. Organisasi-organisasi ini sebagai tempat latihan lahirnya ekstremisme, kekejaman dan kebrutalan atas nama Islam. Hal ini, tidak hanya mendistorsi citra Islam, tetapi juga memberikan dalih musuh-musuh Islam melakukan intervensi baru di negara-negara Islam, dan melakukan sabotase dan membunuhi rakyatnya yang tak berdosa".

Jamaah Ikhwanul Muslimin mencatat bahwa, "Ini adalah yang terjadi setelah munculnya Daulah Islamiah di Suriah dan Irak, yang mengalahkan pasukan Irak, dan  dengan kekuatan itu,  mengusai wilayah yang  sangat luas dan kota kedua terbesar Irak, yaitu Mosul, dan membunuh lawan-lawannya politik", tambahnya.

Jamaah Ikhwanul Muslimin menambahkan, "Sekarang AS menyerukan aliansi internasional untuk memerangi Daulah Islamiah Irak dan Suriah, dan ini setelah Menteri Luar Negeri John Kerry bertemu dengan sembilan negara Arab di Jeddah. Kerry juga bertemu dengan pemimpin Turki, menggalang kekuatan menghadapi ancaman teroris yang dipandang sangat serius ini. Sementara kita tidak tahu siapa yang berdiri di belakang dan siapa mendukungnya".

Ikhwanul Muslimin memperingatkan,  "Perang yang sangat dahsyat akan berkecamuk,  di mana umat Islam saling berperang, dan dengan puluhan ribu korban yang jatuh, dan dana dalam jumlah besar terbuang sia-sia, serta menciptakan perpecahan baru di wilayah Timur Tengah".

Sehubungan dengan Mesir, Jamaah Ikhwanul Muslimin  mengecam kejahatan Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi tentang peristiwa di kawasan ini,  dan Al- Sisi terus berusaha “meyakinkan dunia bahwa Ikhwanul Muslimin melaksanakan bentuk terorisme". Sejatinya, Jamaah Ikhwan berjuang dengan keras mendidik anggotanya untuk menghormati kehidupan manusia menurut ajaran Islam, bukan hanya karena hak asasi manusia dan supremasi hukum. 

Jamaah Ikhwanul Muslimin di Suriah mengumumkan penolakannya terhadap kelompok-kelompok ekstremis yang menyimpang dari dasar ajaran Islam yang benar, menggambarkan Daulah Islam Irak dan Suriah sebagai, “Organisasi radikal yang melakukan tindak kejahatan”, tegasnya.

Pernyataan Jamaah Ikhwan terakhir ini mengatakan, “Kami menolak untuk terlibat dalam perang dengan dalih memerangi terorisme. Padahal sebenarnya itu adalah perang yang dijalankan oleh AS dan Barat terhadap Islam AS, dan semua pihak harus mendefinisikan terorisme, sebelum pindah memerangi teroris untuk menghindari kesalahan terhadap kelompok moderat.. "

Jamaah Ikhwanul Muslimin menambahkan, “Kami juga menolak intervensi internasional di dalam wilayah Suriah. Karena rakyat Suriah sendiri akan membebaskan Suriah dan menumbangkan ekstremisme dan terorisme ... Kami menolak setiap posisi atau pernyataan yang menempatkan kita di depan salah satu dari dua pilihan yaitu ,  “Rezim Bashar Al-Assad atau Daulah  Islam Irak dan Suriah yang dipandang radikal”.

Presiden AS Barack Obama mengumumkan empat rencana strategi untuk memerangi Daulah  Islam Irak dan Suriah,  termasuk melakukan serangan udara terhadap pusat-pusat Daulah Islam, meningkatkan dukungan untuk pasukan darat, bantuan militer kepada pasukan Irak dan  Kurdi serta kelompok oposisi moderat Suriah.

Obama, David Cameron, dan Holande, Raja Abdullah dan Abdullah Fatah Al-Sisi merupakan kolaborasi penghancur Islam dan umatnya, seperti yang disinyalir oleh Jamaah Ikhwan. Karena, hakekatnya memerangi Daulah Islam Irak dan Suriah dan terorisme, tak lain, hanyalah kedok Barat dan sekutunya menghancurkan Islam dan umatnya.

Karena itu, Jamaah Ikhwan berlepas diri dari keterlibatannya ikut memerangi Daulah Islam Irak dan Suriah. Tapi, Jamaah Ikhwanul Muslimin, tidak bersepakat  terhadap Daulah Islam Irak dan Suriah, yang sangat ‘keras’ terhadap kelompok-kelompok jihad lainnya, cara-cara dan tindakan yang banyak dinilai sebagai ‘ghulu’ (berlebihan). Karena itu, hanya menimbulkan sentimen dan kebencian terhadap Islam.Wallahu’alam.

[email protected]


latestnews

View Full Version