View Full Version
Ahad, 21 Dec 2014

Umat Sudah Kehilangan Rasa Cemburu,dan Menjadi Golongan DAYUS

JAKARTA (voa-islam.com) - Umat Islam sekarang sudah kehilangan rasa cemburu. Tidak lagi memiliki 'ghirah' alias cemburu. Ibaratnya seperti laki-laki yang melihat istrinya di zinai di depan matanya, tapi tidak memiliki sedikitpun rasa marah.

Melihat fenomena  kekufuran  dan kemusyrikan umat berdiam diri dan acuh. Seperti tidak terjadi apa-apa.  Itulah kondisi umat Islam sekarang ini. Betapa hinanya kondisi umat ini.

Melihat fenomena kekufuran dan kemusyrikan yang terjadi di mana-mana, tak ada sedikitpun terusik hati mereka. Termasuk terjadinya pemurtadan yang berlangsung secara massif, tak menunjukan kemarahan.

Justru mereka menjadi pendukung dan larut dalam kekufuran, kemusyrikan, dan bahkan membiarkan terjadinya pemurtadan.

Setiap tahun terjadi berulang kali, berkembang fenomena kekufuran, kemusyrikan, dan pemurtadan, tapi tidak ada usaha menolak, mengingkari, dan  melawan terhadap fenomena jahiliyah yang merusak iman dan aqidah umat.

Justru umat larut dalam kondisi jahiliyah yang terus menghancurkan umat. Mereka larut dalam suasana kekufuran kemusyrikan, dan terus membiarkan pemurtadan.

Setiap tahun,  sejak Desember sampai Januari, iman dan aqidah umat dikoyak-koyak oleh berbagai atribut dan symbol kekufuran, kemusysrikan, dan pemurtadan.

Umat seperti sudah menjadi ‘mafhum’, tidak marah dan menerima begitu saja. Mereka bisa berdamai dengan kondisi ‘kekufuran, kemusyrikan, dan berlangsungnya pemurtadan’ yang bersifat massif.

Di bulan Desember, di manapun kita pergi, pasti akan bertemu dengan symbol kekufuran, kemusyrikan, dan pemurtadan. Umat menjadi sangat toleran.

Hidup mereka menjadi ‘talbiz’ (campur antara haq dan bathil’), dan umat tidak merasakannya, dan  melihat  sebagai sesuatu yang biasa, tdak tersentuh sedikitpun hati mereka melihat segala bentuk kekufuran, kemusyrikan, dan pemurtadan yang sudah menjadi bagian bulan Desember.

Di mana-mana ada pohon NATAL, topi merah putih yang biasa digunakan oleh ‘Sinterklas’, dan bertuliskan ‘Mary  Christmas’, dipakai oleh orang-orang Islam, yang kebetulan posisi mereka sebagai pekerja, dan tidak bisa menolak.

Semua mall, toko, hotel, kantor, di hampir semua kota besar ada pohon NATAL dan topi ‘Sinterklas’. Belum lagi acara di telivisi.  Semua NATALAN  ria. Ini berlangsung  setiap tahun, dan  secara massif.

Sementara itu, umat berbondong-bondong ke mall, toko, hotel, dan tempat-tempat lainnya, yang dipenuhi oleh simbol kemusyrikan dan kekufuran. Tanpa ada sedikitpun terganggu bathin mereka.

Umat datang ke mall, toko, hotel dan tempat-tempat lainnya, yang secara ekonomi memberi keuntungan kepada kafir musyrik,  sembari menghancurkan iman dan aqidah mereka.

Ini proses pemurtadan secara massif terhadap umat, tapi mereka tidak merasakannya. Karena, umat sudah tidak lagi memiliki rasa cemburu, dan terkena penyakit ‘DAYUS’.

Seperti seorang laki-laki yang melihat istrinya di zinai di depan matanya, tapi tidak marah. Tapi, sejatinya kondisi ini lebih jelek dari laki-laki DAYUS, nasib umat Islam hari ini.

Jadi umat ini iman dan aqidahnya sudah habis, di jajah oleh penjajah kafir musyrik, dan mereka ridha, dan menerimanya dengan sadar dan lapang dada.

Padahal, di dalam surah al-Kafirun, Allah Azza Wa Jalla, menegaskan, “Ya Muhammad, katakana kepada orang-orang kafir yang tidak ada kebaikannya sedikitpun pada mereka, dan tidak harapan untuk beriman".

"Katakan kepada mereka, aku tidak menyembah apa yang kalian sembah. Sebab kalian menyembah tuhan-tuhan yang kalian jadikan sebagai perantara kepada Allah yang Esa lagi Maha Perkasa. Kalian menyembah tuhan-tuhan yang kalian kira terwujud dalam dalam bentuk patung atau berhala”.

“Sedangkan aku menyembah Tuhan yang Esa, Tunggal, Tempat bergantung yang tidak beristri dan beranak, tiada yang menyamai dan pesaing. Tidak terwujud fisik atau pribadi seseorang. Tidak membutuhkan perantara dan tidak ada yang mendekati-Nya melalui makhluk".

"Sarana yang mendekatkan seseorang kepada-Nya hanyalah ibadah. Jadi, antara apa yang aku sembah dan kalian sembah sangat berbeda. Maka aku tidak menyembah apa yang  kalian sembah dan kalian tidak menyembah apa yang aku sembah”.

"Wahai orang-orang kafir yang mantap dengan kekafiran kalian. Aku tidak menggunakan cara ibadah kalian dan kalian tidak menggunakan cara ibadahku".

Ayat 2 dan 3 menunjukkan perbedaan antar kedua tuhan yang disembah. Nabi menyembah Allah  menunjukan perbedaan antara kedua tuhan yang disembah. Nabi menyembah Allah, sedangkan mereka menyembah patung dan berhala berikut perantara lainnya.

Sementara  ayat 4 dan 5 menunjukan perbedaan ungkapan. Ibadah Nabi itu murni dan tiadk terkontaminasi oleh kesyirikan serta jauh dari ketidak-tahuan tentang tuhan yang disembah itu.

"Ibadah kalian penuh dengan kesyirikan juga tawasul  tanpa usaha. Bagaimana mungkin kedua jenis ibadah ini bisa bertemu?".

Sebagian ulama berkata, membantah pengulangan pada surah ini. Pengertiannya, "aku tidak menyembah apa yang kalian sembah di masa lalu. Demikian pula kalian, tidak menyembah apa yang aku sembah".

"Bagi kalian agama kalian, termasuk dosanya kalian tanggung sendiri, dan bagi kami agama kami, aku bertanggung jawab terhadap memikul bebannya".

Ini sikap Islam terhadap kaum kafir musyrik dengan sangat tegas. Tidak ada talbiz. Tidak ada toleransi. Apalagi larut dalam kebathilan, kekufuran, kemussyrikan, dan bahkan membiarkan adanya pemurtadan, melalui perayaan NATAL dan tahun baru MASEHI.

Semuanya kebathilan,  kekufuran,  kemusyrikan, dan gerakan pemurtadan itu, hendaknya tidak dibiarkan oleh umat Islam. Bila umat ini membiarkannya, maka sama halnya dengan umat Islam menghancurkan iman dan aqidah mereka. Wallahu’alam

[email protected]


latestnews

View Full Version