View Full Version
Selasa, 23 Dec 2014

Kekerasan Selalu Melahirkan Kekerasan Lagi

JAKARTA (voa-islam.com) - Menjelang akhir tahun 2014 ini, nampaknya seluruh penduduk bumi dihentakan oleh pembunuhan yang sangat dramatis, di  mana lebih 140 anak sekolah di Peshawar, Paksitan.

Pembunuhan anak-anak sekolah dilakukan oleh Taliban. Mengapa anak-anak sekolah menjadi sasaran  amukan Taliban?

Pembunuhan  terhadap anak-anak oleh Taliban itu, bukan mengoyak emosi dan perasaan serta akal sehat, tapi masyarakat dunia, hanya tahu secara visual, Taliban telah melakukan pembantaian terhadap anak-anak dalam jumlah besar.

Tapi mengapa Taliban sampai begitu tega melakukan tindakan yang sangat keji menurut ukuran moral? Apa yang melatar-belakangi peristiwa yang terjadi? Begitu sangat luar biasa?

Sekolah anak-anak itu didirikan oleh militer Pakistan. Anak-anak yang sekolah itu, sebagian anak-anak militer Pakistan, dan sebagai anak-anak warga sipil.

Sekolah yang berada dibawah perlindungan dan arahan militer itu, bagian dari usaha militer Pakistan, membangun hubungan dengan penduduk, dan menarik simpati masyarakat. Jadi sekolah itu semacam ‘CSR’ (Corporate Social Responbility), dan memang dibangun oleh militer Pakistan.

Barangkali yang perlu diperhatikan secara seksama, bagaimana sikap militer Pakistan yang menjadikan AS sebagai ‘patronnya’ (majikannya)  itu, bersikap dan memperlakukan terhadap Taliban, serta suku-suku yang berada di Perbatasan Pakistan? Ini tidak pernah diungkap secara jujur oleh media internasional.

Militer Pakistan selamanya menjadikan AS menjadi patronnya. Kecuali hanya Jendral Mohammad Zia-ul-Haq, yang tidak berkiblat ke AS. Zia berdiri tegak, dan membantu Afghanistan dan Mujahidin, membebaskan Afghanistan dari cengkeraman Soviet, tapi kemudian tewas dibunuh, pesawat yang ditumpanginya meledak, dan menewaskannya, di tahun 1989, sesudah runtuhnya Soviet.

Militer Pakistan berkejasama memerangi penduduk perbatasan Pakistan, yang berada di wilayah perbatasan Afghanistan. Seperti Waziristan yang menjadi basis para pejuang Taliban. Berulangkali militer melakukan operasi militer di Waziristan yang dibantu oleh AS, dan berulangkali serangan skala besar-besaran yang menewaskan ribuan penduduk sipil di wilayah itu.

Terakhir militer Pakistan melakukan  operasi di lembah Swaat yang menghancurkan basis Taliban.  Mereka hanya menginginkan ditegakkan syariah Islam, dan militer Pakistan selalu menolak, dan memerangi mereka.

Inilah akar masalah yang sangat komplek dan akan terus berkembang sangat dramatis. Hubungan antara militer Pakistan dengan Taliban. Kekecewaan Talliban, ketika militer Pakistan tidak dapat melepaskan diri mereka dari ketergantungan mereka kepada AS. Militer Pakistan menjadi perpanjanngan tangan dari kepentingan AS, dan menghancurkan Taliban di sepanjang perbatasan Afghanistan.

Militer Pakistan membiarkan agen  CIA terus beroperasi di Pakistan, termasuk operasi militer oleh pasukan khusus AS, SEAL yang berhasil membunuh pemimpin al-Qaidah, Usamah bin Laden.

Ini menjadi puncak  kekecawaan Taliban. Bahkan, operasi militer AS yang dibantu oleh militer Pakistan pernah berhenti memburu dan membunuh  tokoh-tokoh Taliban Pakistan dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone),dan menewaskan banyak tokoh Taliban Pakistan.

Orang  mungkin lupa, ketika Presiden Pakistan,  Jendral Parvez Musharaf melakukan penyerbuan terhadap ‘pesantren’ yang  berada di komplek ‘Masjid Merah’ dibumi hanguskan, dan banyak korban yang tewas.  Hanya dengan alasan memerangi para militan dan teroris. Musharaf tidak dihukum apapun atas kejahatannya.

Sekarang  seluruh dunia sangat mengutuk atas tindakan Taliban yang membunuhi anak-anak sekolah yang didirikan oleh militer. Tapi, betapa banyaknya anak-anak, perempuan, dan orang tua, yang menjadi korban operasi militer Pakistan,  selama puluhan tahun di kota-kota perbatasan Afghanistan, seperti Waziristan,Baluchistan,  dan Lembah Swaat, tanpa mendapatkan pemberitaan yang jujur dari media internasional.

Di seluruh dunia Islam,  mulai dari Afghanistan,  Irak, Suriah, Palestina, Somalia, Nigeria, Libya, dan  Mesir, terus berlangsung kekerasan, dan tidak pernah berhenti. Karena, di negeri-negeri Muslim, militer dan aparat keamanan sudah menjadi alat dan bagian dari seluruh kepentingan imperialis AS, dan terus melakukan penghancuran.

Jadi peristiwa di Peshawar, Pakistan, itu hanyalah puncak gunung es dari kekerasan yang dilakukan para kaki tangan AS.

Kekerasan tidak pernah akan berhenti. Selama kekerasan terhadap orang-orang yang tidak bersalah, dan hanya ingin bercita-cita menegakkan Islam, kemudian meereka dituduh teroris dan militan,kemudian mereka dihancurkan secara keji.  Di manapun kekerasan hanyalah akan melahirkan kekerasan dan pembalasan yang lebih  dahsyat.  Wallahu’alam.

[email protected]


latestnews

View Full Version