View Full Version
Ahad, 31 May 2015

Perayaan Jatuhnya Konstatinopel Imperium Romawi di Mulai Dengan Baca al-Qur'an

ISTAMBUL (voa-islma.com) - Memori Muslim Turki kembali ke masa lalu, episode yang sangat luar biasa. Di mana pemimpin Turki Sultan Mohammad al-Fatih, seperti yang dinubuatkan oleh Nabi Shallahu alaihi wassalam, saatnya nanti akan datang pemimpin yang paling agung, dan pasukan yang paling kuat, kemudian menaklukan  Konstatinopoel Imperium Romawi, Sabtu, 31/5/2015.

Nubuat Nabi Shallahu alaihi wassalam itu terjadi beberapa abad kemudian. Sekarang, peristiwa kejatuhan Imperium Romawi, dan kemenangan Sultan Mohamad al-Fatih, seperti baru terjadi beberapa saat lalu.  Di mana ratusan ribu Muslim berkumpul di Istanbul, merayakan kemenangan Mohamad al-Fatih atas Imperium Romawi 562 tahun lalu. Wajah-wajah Muslim dengan penuh kebanggaan dan kebahagiaan, berkumpul di kota Istambul (kota Islam) itu. 

Tak terhitung jumlahnya  tokoh-tokoh dan pemimpin besar berkumpul mengikuti upacara yang digelar bersifat massal di pinggiran Istanbul oleh pemerintah Turki, dan  digambarkan sebagai "perayaan yang terbesar sepanjang sejarah Turki modern."

Untuk mengingatkan kembali bagaimana Sultan Mohamad al-Fatih menaklukan Imperium Romawi, maka dalam kesempatan itu, Angkatan Bersenjata Turki dalam upacara membentuk formasi Brigade  562, yang sangat gagah dan kuat, berpakaian seperti pasukan Khilafah Othoman.

Sebuah band militer Ottoman memainkan lagu-lagu penaklukan di masa Sultan Mohamad al-Fatih. Slungguh sangat luar biasa.  Fragmentasi sejarah masa lalu yang gemilang, kini diangkat kembali, sebagai bentuk dan tanda bahwa Turki akan kembali ke masa lalunya, yaitu Islam. 

Upacaya perayaan  yang sangat luar biasa, penaklukan Imperium Romawi, di mulai dengan membaca al-Quran di panggung yang sangat megah, dan para hadirin yang jumlahnya  ratusan ribu (hamapir 1 juta) itu, mereka menunjukkan kebahagiaan yagn luar biasa, sambil  melambaikan bendera meneriakkan slogan-slogan yang mendukung Presiden Recep Tayyip Erdogan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berakar pada nilai-nilai Islam.

Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan, yang menghadiri perayaan yang sangat luar biasa itu, bersama dengan Perdana Menteri Turki, Ahmed Davutoglu, mengulang kembali sejarah kejayaan Turki, dan keberhasilan Sultan Mohamad al-Fatih menaiklukan Imperium Romawi. Momentum sejarah ini, dibangkitkan kembali bersamaan dengan kondisi politik  yang ada di Turki, yang semakin marahnya kalangan sekuler terhadap gerakan Erdogan yang  ingin mengembalikan Turki  ke masa lalunya, Islam.

Erdogan berhasil mengubah Turki secara dramatis, hanya dalam waktu satu dekade, dan Partai AKP menjadi instrumen yang sangat efektif mengubah Turki. Turki dibawah Erdogan terus berubah, dan pemimpin Turki itu, ingin mengubah Turki dengan mengubah konstitusi dan menciptakan sistem presidensial.

"Untuk membuat Turki berdiri tegak di atas kakinya, dan Turki harus melakukan penaklukan," kata Erdogan, menunjukkan bahwa AKP 12 tahun berberkuasa adalah sebagai kemenangan seperti penaklukan Ottoman Sultan Mohamad Al-Fatih atas Istanbul.

"Untuk membalikkan nasib buruk bangsa ini,  selama 12 tahun telah melakukan penaklukan. Untuk berhasil melewati titik balik ini dalam perjalanan ke Turki baru perlu melakukan penaklukan, "katanya kepada ratusan ribu rakyat Turki. "7 Jun (pemilu), Insya Allah, akan terjadi penaklukan," tambahnya.

Sultan Mohamad al-Fatih menaklukkan Konstantinopel pada 29 Mei 1453 pada usia 21, membawa mengakhiri Kekaisaran Bizantium. Inilah sebuah episode yang sangat gemilang. Di mana tokoh yang sangat belia Mohamad al-Fatih dalam usia 21, berhasil menaklukan Imperium yang paling terkenal di dunia Romawi, dan menguasai ibukota Konstatinopel.

Namun, dapatkan kondisi seperti yang terjadi di masa lalu itu, tetap akan dipertahankan? Kelompok-kelompok sekuler  dan kiri di Turki, terus melakukan gerakan menggulingkan Erdogan. Mungkin pemilihan 7 Juni akan menjadi penentu, apakah AKP dan Erdogan akan tetap berkuasa, dan terus mengembalikan Turki ke pangkuan Islam? Wallahu'alam.


latestnews

View Full Version