View Full Version
Rabu, 08 Jul 2015

Reshufle Ba'da Lebaran, Hanya Mengokohkan Penjajahan Asing dan A Seng di Indonesia

JAKARTA (voa-islam.com) - Jokowi bakal menutupi rasa tidak 'becusnya' mengelola pemerintahan dengan mendepak sejumlah menteri. Beberapa bulan terakhir ini sudah riuh suara reshufle.

Partai-partai politik yang menjadi pendukung Jokowi sudah 'mengaminkan' perlunya reshufle. Bahkan, ada trik busuk dengan mengembuskan ada menteri yang menghina Jokowi.

Apakah dengan reshufle dapat memperbaiki keadaan? Tidak. Tetap tidak memiliki pengaruh apapun dengan adanya reshufle. Indonesia tetap berada dalam zona krisis yang akut. Mirip dengan kondisi Yunani. Yunani memiliki utang Rp 5.000 triliun, dan Indonesia memiliki utang Rp 4.000 triliun.

Korupsi bukan berkurang di era rezim Jokowi, tapi terus berkembang biak. Bahkan, ada kecenderungan KPK di bonsai oleh rezim Jokowi. Di mana yang selama ini menjadi alat menakut-nakuti 'tikus'  koruptor.

Krisis ekonomi yang sangat menjerat leher rakyat akan semakin membuat rakyat sekarat. Tak ada harapan yang bisa diharapkan dari rezim sekarang ini, terutama bagi kehidupan rakyat jelata. Berbagai kebijakan yang dijalankan oleh Jokowi hanyalah akan semakin membuat 'Asing dan A Seng' menguasai dan menjajah, kemudian memperbudak kaum pribumi.

Dengan kebijakan yang sangat liberal dibidang ekonomi, dan masuknya 'Asing dan A Seng' ke dalam kedaulatan Republik ini, maka anak cucu bangsa Indonesia, di masa depan akan hanya hidup dibawah telapak kaki para penjajah 'Asing dan A Seng'. Penguasaan 'Asing dan A Seng' sudah sangat jauh dan luas yang mengancam kedaulatan Indonesia.

Masuknya Cina ke dalam sistem ekonomi Indonesia telah membuat penguasaan asset ekonomi dan sumber daya alam serta sektor perbankan, membuat Indonesia sudah tidak berkutik dan benar-benar dalam cengkaraman penjajah 'Asing dan A Seng'.

Jokowi sudah melakukan kerjasama dengan Presiden Cina Xi Jinping, bagi pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, dan pabrik-pabrik di berbagai daerah. Cina tidak hanya melakukan investasi semata, tapi memasukan manusia Cina ke Indonesia.

Di Papua, Banten, dan sejumlah wilayah lainnya. Diprediksi selama lima tahun pemerintahan Jokowi ini, tak kurang dari 30 juta orang Cina masuk ke Indonesia.

Tentu yang paling menderita rakyat jelata dan buruh. Sekarang berbagai peraturan dan undang-undang yang terkait JHT (Jaminan Hari Tua), BPJS, yang sudah difatwakan oleh MUI sebagai perbuatan riba. Rakyat yang sekarang dipaksa dan dipasung dengan JHT dan BPJS, jika harus berurusan dengan pembuatan KTP, dan lainnya harus memiliki kartu BPJS.

Ini benar-benar pemerasan bagi rakyat dan kaum buruh. Buruh yang akan pensiun dari pekerjaaannya, tidak serta merta dapat mengambil tabungan mereka. Sungguh luar biasa.

Bahkan,  yang sangat dikawatirkan akan dikeluarkan Perpres yang memboleh asing untuk memilliki tanah dan properti di Indonesia. Ini benar-benar sempurna penjajahan  atas Indonesia dan dilegalkan melalui peraturan dan undang-undang serta kebijakan presiden.

Sekarang rakyat terus dihimpit dengan kenaikan kebutuhan bahan-bahan pokok, dan nilai rupiah terus melorot, dan ditambah dengan inflasi yang sudah dua digit, membuat rakyat semakin sempoyongan dan sekarat.

Lalu obat yang ditawarkan oleh Jokowi reshufle. Sejatinya reshufle hanyalah bagian dari mengamankan kepentingan 'Asing dan A Seng', yang sudah menggurita dan menjadi virus yang ganas mematikan rakyat dan bangsa serta negara.

Negara Indonesia secara diam-diam diserahkan kepada Cina. Seperti belum lama ini Rini Sumarno menandatangani kerjsama dengan BOC (Bank of Cina), sebesar Rp 570 triliun di Paris. Ini berarti Indonesia menyerahkan BUMN kepada Cina.

Inilah menteri-menteri yang bakal di depak oleh Jokowi. Diantaranya, Menko Ekuin Sofyan Jalil, Menkeu Bambang Sumantri Brojonegoro, Menkopolhukam, Edy Tedjo, Rahmat Gobel, Saleh Husien. Mereka dicap tidak dapat diterima 'pasar'.

Nampaknya penggantinya, kaum liberal yang mendapatkan dukungan dari AS dan Cina. Sedangkan Menkopolhukam yang sekarang dipegang oleh Edy Tedjo digantikan oleh Jendral Moeldoko yang pernah mengangkat 'taipan Cina' yang menjadi menantu Mochtar Riyadi, yaitu Datuk Tahir sebagai penasehat di bidang kesejahteraan.

Inilah tari-tarian Jokowi sesudah bulan Ramadhan. Kemudian,  Jokowi akan memasukkan tokoh liberal yang dianggap pro-pasar.

Namun, nampaknya rakyat dan buruh yang sudah sekarat sudah tidak sanggup lagi menanggung beban akibat kebijakan Jokowi yang sangat menyiksa bagi rakyat. Buruh dengan UMR Rp 3.8 juta rupiah, tak bakal sanggup hidup dengan kondisi ekonomi yang semakin kacau.

Sekarang bukan saatnya lagi membicarakan kesejahteraan rakyat. Karena negara sudah dikuasai dan dijajah oleh 'Asing dan A Seng', dan penjajahan itu dilegalkan dengan undang-undang yang ada. Sejak reformasi dan diamandemennya UUD 45, dan berlrangsung liberalisasi di semua sektor, semuanya hanya untuk memuluskan 'Asing dan A Seng' mencaplok dan menjajah Indonesia.

Anak cucu dan keturunan bangsa Indonesia, selamanya akan menjadi budak dan kuli penjajah 'Asing dan A Seng, jika tidak ada perlawanan dari kaum pribumi. Nasibnya lebih buruk dari bangsa Palestina yang sekarang ini djjajah dan diperbudak oleh Zionis-Israel. Wallahu'alam.

 


latestnews

View Full Version