View Full Version
Selasa, 29 Sep 2015

Resiko Kejatuhan Bashar al-Assad Bagi Kepentingan Amerika, Rusia, dan Sekutunya

JAKARTA (voa-islam.com) -Belum pernah terjadi sepanjang sejarah, menyatunya kekuatan utama dan kekuatan global, sesudah Perang Dunia I, II, dan Perang Dingin. Ini menjadi seperti keniscayaan, ketika menghadapi ISIS, dan ini tidak pernah difahami siapapun.

Adanya kesepakatan antara Vladimir Putin, Barack Obama, Iran, dan sekutu-kutunya, bahwa ISIS harus dikalahkan  dan dimusnahkan. Putin dan Obama meminta legitimasi dari lembaga multilarel PBB, dan memberikan dasar hukum yang akan dijadikan dasar kebijakan memerangi ISIS.

Presiden Iran Hasan Rouhani yang sudah masuk dalam lingkungan sekutu Barat, dan mendapatkan dukungan program nuklirnya saat perundingan di Wina, Austria, secara jelas, ketika berpidato  di New York, mengatakan, jangan ada usaha melemahkan kekuasaan Bashar al-Assad.

Mengapa sekarang ini, menghadapi ISIS, begitu bersatunya kekuatan Blok Barat, Timur, dan sebagian kelompok Islam 'moderat'? Mereka bersatu padu memerangi ISIS, dan ISIS harus dimusnahkan dari muka bumi? Apa latar belakangnya? Apakah memang ISIS sebagai kekuatan yang akan mengancam keamanan global?

Resiko yang paling menakutkan bagi Rusia, Amerika, Iran, dan sekutu-sekutunya, bahwa melemahnya Bashar al-Assad, dan kejatuhannya bakal memilliki dapak atas tatanan global. Inilah resiko yang sekarang dipertaruhkan seluruh kekuatan utama dan global, bila Assad jatuh.

Rusia akan kehilangan pangkalan militernya di Tartus, yang merupakan pangkalan terbesar Rusia di Timur Tengah. Ini tidak mungkin dibiarkan. Karena Tartus, kota di tepi pantai itu, mempunyai nilai secara geostratragi dan geopolitik sangat penting, dan tidak dibiarkan oleh Rusia jatuh ke tangan ISIS.

Kekuatan utama dan global, seperti Rusia, Rusia, Iran dan sekutunya, bila Assad jatuh, dan Suriah dikuasai oleh militan, termasuk ISIS, maka seluruh Timur Tengah, yang menjadi sumber kehidupan Barat, Timur, dan sekutunya akan porak-poranda, dan seperti 'kota pandora'. Runtuh.

Hegemoni Rusia, Amerika, dan Iran, yang sekarang menjadi sebuah koalisi baru menghahdapi kekuatan yang baru munul, yaitu militan dan fundamentalisme Islam, atau kelompok jihadis, yang direpresentasikan ISIS ini, menjadi tidak lagi penting. Seluruh tantanan global akan hancur, dan kepentingan mereka porak-poranda.

Seorang wartawan terkemuka CNN, Chistiane Amanpour, yang melakukan wawancara dengan Presiden Hasan Rouhani, mengatakan Bashar al-Assad harus dipertahankan, dan tidak boleh jatuh. Karena kejatuhan Bashar al-Assad hanyalah mimpi buruk bagi seluruh kepeningan global.

Seorang pakar strategi keamanan internasional, mengatakan, kejatuhan Assad ke tangan militan Islam, pasti akan berdampak langsung atas keamanann Zionis-Israel. Maka, tidak mungkin membiarkan Bashar al-Assad jatuh. Karena resiko yang bakal terjadi sangat besar. Terutama bagi masa depan keamanan Zionis-Israel.

Presiden Mesir Abdul Fatah al-Sisi, mengatakan kejatuhan Bashar al-Assad hanyalah akan menciptakan bencana seluruh Timur Tengah, dan Timur Tengah bakal jatuh ke tangan militan Islam, seperti ISIS. Maka, membiarkan Bashar al-Assad jatuh hanyalah akan menghancurkan Timur Tengah, tegas al-Sisi.

Inti kekuasaan di Suriah, yaitu sebuah kekuasaan oligarki militer yang sangat repressif. Tanpa ada ruang yang diberikan kepada rakyatnya kebebasan. Militer Suriah menjadi 'kartu' troop siapapun. Baik Rusia, Amerika, Iran, dan sejumlah negara lainnya. Kekalahan Bashar-Assad oleh militan Islam, tidak dikehendaki oleh kekuatan utama dan global serta sekutunya.

Bagi Amerika dan Eropa, kejatuhan Bashar al-Assad, itu berarti akan hancurnya seluruh  tatanan dan kekuatan sekutu Amerika di Timur Tengah, dan pasti akan diikuti keruntuhan kekuasaan raja-raja yang sekarang ini menjadi penyokong keperntingan Amerika di dunia Arab.

Maka, semua menolak menerima tatanan baru model Islam. Daulah Islamiyah yang sekarang menjadi perhatian di dunia Islam, dan menyerbar ke seantero jagad tidak akan dibiarkan. Benih yang tumbuh di Mesir, kemenangan Ikhwan dan Mursi, segera dipupus, dan tidak dibiarkan terus tumbuh. Itulah hakekat perang baru di Timur Tengah atau di dunia Arab.

Tapi, gerakan-gerakan Islam dan jihad akan menemukan jalannya sendiri. Selama mereka ikhlas, dan tujuannya hanya menolong agama Allah, pasti Allah akan menolong perjuangan mereka. Tidak ada yang bisa mengalahkannya, walaupun seluruh pemimpin dunia bersatu ingin mengalahkan mereka. Wallahu'alam.


latestnews

View Full Version