View Full Version
Kamis, 01 Oct 2015

Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir : Sudah Tidak Ada Tempat Lagi Bagi al-Assad

NEW YORK (voa-islam.com) - Pemimpin Suriah Bashar al-Assad harus pergi dan meninggalkan kekuasaan atau menghadapi penggulingan secara paksa, ujar Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir. Jubeir sendiri menolak tawaran Rusia untuk memberikan dukungan bagi langkah negeri bekas Uni Sovyet ini di Suriah, sampai Assad turun, Rabu, 30/9/2015.

Jubeir berbicara di New York setelah bertemu dengan negara-negara sekutu Arab Saudi. Di sana Jubeir menolak seruan Rusia untuk membangun koalisi yang bertujuan mempertahankan Assad dalam menghadapi Daulah Islamiyah (IS).

"Ini adalah hal yang tidak masuk akal”, tuturnya.

Dia memperingatkan bahwa negara-negara lain akan meningkatkan dukungan kepada para pejuang Islam dan oposisi moderat Suriah apabila Assad menolak mundur atau menghadapi apa yang disebut "opsi militer".

Jubeir menginginkan pembentukan dewan eksekutif dan mempersiapkan pemilihan – yang memungkinkan dalam waktu satu hari atau satu minggu atau satu bulan.

Selanjutnya, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir, mencemooh keterlibatan Iran dalam aliansi dengan Rusia. Ia menggambarkan Teheran sebagai "menduduki kekuasaan" di Suriah, dan menuduh negeri Syiah itu mengobarkan "terorisme dan ekstremisme" di seluruh wilayah Arab dan Timur Tengah.

"Tidak ada masa depan bagi Assad di Suriah, dengan segala hormat kepada Rusia atau orang lain," kata Jubeir kepada wartawan di New York setelah pertemuan dengan para sekutu Arab Saudi.

Jubeir berbicara bahwa hanya ada dua kemungkinan tentang hasil penyelesaian di Suriah. Pertama adalah adanya dewan transisi yang dicapai melalui proses politik dan akan menjadi "pilihan yang lebih disukai” atau kemungkinan kedua yaitu opsi militer yang bisa menjadi proses yang lebih panjang dan destruktif. Pilihan sepenuhnya berada di tangan Bashar al-Assad," kata Menteri Luar Negeri Saudi, al-Jubeir.

Al-Jubeir tidak menyimpulkan secara spesifik tentang opsi militer seperti apa bentuknya, tapi ia mencatat bahwa Arab Saudi sudah mendukung kelompok "pejuang yang berhaluan moderat" dalam perang di Suriah melawan Assad.

"Apa pun yang mungkin atau tidak mungkin kita tidak berbicara tentang pilihan perang," katanya, tapi dengan cepat menambahkan, "Ada pasukan sukarelawan Suriah yang berjuang melawan Bashar al-Assad”, tambahnya.

"Ada oposisi Suriah yang moderat yang berjuang melawan Bashar al-Assad dan oposisi ini mendapatkan dukungan dari sejumlah negara," katanya. "Dan kami berharap bahwa dukungan ini akan terus berlanjut dan meningkat."

Jubeir mengatakan solusi terbaik bagi Assad menerima prinsip-prinsip perjanjian Jenewa I, yang ditandatangani pada konferensi perdamaian pada tahun 2012, dan meletakkan dasar pemerintahan transisi.

Di bawah rencana ini, kata dia, Assad akan segera menyerahkan kekuasaan kepada dewan eksekutif dengan kekuasaan penuh yang tokoh-tokohnya terdiri dari anggota rezim Assad dan para pejuang oposisi', tukas Jubeir.

"Dan, kadang-kadang antara pembentukan dewan ini dan pemilu - apakah itu satu hari atau satu minggu atau satu bulan, saya tidak tahu - Presiden Assad akan berlayar ke matahari terbenam (lengser)" katanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rowhani datang ke Majelis Umum PBB di New York, dan mendesak dunia mendukung Assad dan mengalahkan IS.

Putin mengusulkan resolusi Dewan Keamanan yang memberikan legitimasi serangan militer asing di Suriah. Namun Arab Saudi, anggota kunci dari koalisi yang dipimpin Amerika terhadap IS menolak ini. Presiden Barack Obama, juga mengatakan, tidak mungkin mengalahkan IS, bila Bashar al-Assad masih bercokol.

"Saya pikir jika Rusia serius memerangi Daulah Islam (IS), maka mereka bisa bergabung dengan koalisi internasional yang ada," kata Jubeir, menggunakan akronim Arab yang menghadapi IS. Antara Amerika, Rusia dan sekutunya, mereka hanya berbeda skenario dalam mengalahkan ISIS.

Amerika dan Arab Saudi, menggulingkan Assad baru mengalahkan IS.Sementara itu, Rusia dan Iran mendukung habis Bashar al-Assad, dan memerangi IS. Begitulah kafir musyrik. Termasuk Kristen Ortodok sudah mengeluarkan pernyataan yang mendukung Putin untuk memerangi IS.

Siapapun tidak akan  pernah bisa mengerti Rusia  dan Iran dalam mempertahankan Bashar al-Assad, yang membunuhi ratusan ribu rakyatnya dengan  senjata pemusnah massal, termasuk menggunakan senjata kimia dan bom barrel yang dilarang oleh konvensi Jenewa. Benar-benar Rusia dan Iran, atau Putin, Rouhani, dan Bashar al-Assad adalah manusia dajjal. Wallahu'alam. 

Editor: RF


latestnews

View Full Version