View Full Version
Senin, 28 Mar 2016

Mengapa Harus Mengebom, Eropa Pasti Jatuh ke Tangan Islam?

JAKARTA (VOA-ISLAM.COM)- Bergunakah menyerang jantung Uni Eropa dengan melakukan bom bunuh diri? Hasilnya hanya melahirkan kebencian dan permusuhan terhadap Islam dan Muslim.

Betapapun rakyat dibelahan Uni Eropa tetap tidak dapat mengerti atas serangan yang terjadi di Bandara Brussel dan stasiun Metro di negara yang menjadi pusat pemerintahan Uni Eropa.

Setidaknya hanya dalam waktu yang sangat singkat telah terjadi serangan yang sangat menghancurkan dan memporak-porandakan kehidupan yang tenang di daratan Uni Eropa yang belum pernah menghadapi serangan seperti itu.

Mula serangan terjadi terhadap para redaktur Majalah Charlie Hebdo, di Paris, yang semua redakturnya dibunuh dengan serangan senjata. Hanya satu orang redaktur perempuannya yang dibarkan hidup. Karena mereka menghina dan melecehkan Baginda Nabi Muhammad Shallahu Alahi Wassalam, melalui karikatur mereka.

Kemudian, dilanjutkan dengan “massacre” (pembantaian) di kota “mode” Paris. Hari Jum'at, 13 Nopember 2015, berlangsung serangan yang sangat dahysat. Di mana lebih dari 130 orang tewas, dan lebih 300 orang mengalami luka-luka.

Bukan hanya daratan Uni Eropa yang kaget dan ketakutan, tapi seluruh dunia kaget melihat peristiwa “massacre” itu, dan terus diulang-ulang laporannya oleh media internasional, seperti CNN, EuroNews, Aljazeera dan lainnya.

Belum usai dan hilang dari benak rakyat Prancis dan Uni Eropa atas serangan yang berlangsung di Paris itu, beberapa waktu lalu, Bandara Brussel dan stasiun kereta Metro di pusat kota, di bom dengan korban lebih dari 35 orang tewas, dan 130 orang mengalami luka-luka. Ini benar-benar peristiwa yang sangat luar biasa.

Bagaimana Brussel yang menjadi pusat Uni Eropa menjadi target serangan yang berdampak sangat luar biasa. Mengapa yang harus menjadi sasaran serangan Paris dan Brussel?

Paris menjadi pusat dan surga budaya kaum “jetset” yang menjadikan syahwat dan kenikmatan duniawai sebagai “tuhan” mereka.

Di Paris dapat mereguk segala kenikmatan hidup, meskipun itu hanya bersifat artifisial belaka. Semua artis dan kaum selebriti, belum “sempurna” kalau belum pernah ke Paris. Paris menjadi menjadi “icon” kaum durjana yang mereka hanya mengumbar sahwat.

Sedangkan Brussel yang menjadi ibukota Belgia, menjadi pusat bisnis para baron Yahudi, khususnya bisnis berlian. Belgia menjadi pusatnya para pedagang berlian Yahudi yang masyhur.

Diatas semua itu, sangat tidak penting, tapi yang paling penting Prancis dan Belgia karena keterkaitannya dengan kehidupan Muslim di seluruh dunia, khususnya di Timur Tengah dan Dunia Arab. Perancis dan Belgia yang  menjadi pusat Uni Eropa mempunyai peran yang sangat penting bagi penghancuran Dunia Islam.

Eropa sudah berabad-abad menjajah dan memperbudak Dunia Islam. Mengeruk harta kekayaannya yang melimpah. Diangkut ke daratan Uni Eropa. Hanya dengan menjajah, memperbudak, dan mengeruk harta kekayaan Dunia Islam, sekarang Uni Eropa menjadi makmur dan hidup dengan standar yang sangat tinggi.

Tidak ada di daratan Eropa rakyatnya yang mengalami kelaparan seperti yang terjadi di Dunia Islam. Lalu berapa banyak Muslim yang terbunuh sejak penjajahan, konflik dan perang sampai hari ini? Bandingkan dengan korban serangan bom di Paris dan Brussel?

Ketua Ulama Turki Memed Gomez, mengatakan bahwa sejak tahun 2000 sampai tahun 2015, tidak kurang Muslim yang terbunuh akibat konflik dan perang lebih dari 10 juta. Gomez mengatakan, tidak ada yang menyuarakan kematian yang begitu banyak Muslim.

Berapa banyak kematian Muslim di Palestina? Berapa yang mati  di Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, Afghanistan dan sejumlah wilayah lainnya? Ribuan Muslim di Republik Afrika Tengah, dibantai dengan sangat kejam oleh milisi Kristen. Radovan Karadzic “penjagal’ Serbia menjaga puluhana ribu Muslim di Srebenica hanya dijatuhi hukuman 40 tahun oleh pengadilan kejahatan perang PBB di Den Haag.

Apakah nyawa orang Barat lebih berharga dibanding nyawa  Muslim? Namun, sejatinya tanpa ada yang menyerang kota Paris, Brussel, dan sejumlah tempat lainnya di Eropa, Uni Eropa yang hidup rakyatnya dalam budaya materialisme dan sekulerisme, pasti akan bangkrut dan sirna.

Tanpa diserang mereka akan kalah dan semuanya akan berakhir. Menyerang pusat-pusat negara Uni Eropa hanya membuahkan kebencian dan permusuhan terhadap Islam dn Mulsim.

Lihat. Budaya dan kehidupan bathil di negara-negara Uni Eropa, sekarang sudah sangat jelas menghancurkan kehidupan mereka. Seperti perkawinan antara jenis, yang sekarang sudah disyahkan seluruh parlemen negara Uni Eropa, kemudian melahirkan dampak secara statistik penduduk Uni Eropa terus menyusut. Jumlah orang-orang tua terus meningkat.

Lebih 60 persen penduduk Uni Eropa termasuk “gerentologuy” (tua). Mereka hidup hanya ditemani binatang dihari tua mereka. Banyak warga Uni Uropa yang menganut faham “Agnostik” (percaya tuhan, tapi tidak beragama), karena mereka tidak bisa mengikuti agama Kristen. Membingungkan.

Perlahan-lahan Uni Eropa menuju yang disebut “doome day” alias “kiamat”. Bangkrut. Kecuali mereka menerima hidayah dengan menerima Islam. Sudah begitu banyak mereka yang berpindah agama, dan memeluk Islam, dan orang-orang terkenal.

Jadi lebih baik menyampakan risalah Islam dengan jalan dakwah secara ihsan, sampai mereka menerima, memahami, meyakini, dan kemudian mengamalkan Islam. Berbagai prediksi mengatakan tahun 2050, Islam akan menjadi kekuatan baru di daratan Uni Eropa.

Rakyat Uni Eropa mereka akan berpikir, dan terus berpikir, apakah akan tetap hidup dengan budaya bathil yang sekuler, dan mereka musnah atau memilih Islam. Pada saatanya nanti, pasti Uni Eropa akan jatuh ke tangan Islam. Hanya soal waktu. Wallahu’alam.


latestnews

View Full Version