View Full Version
Jum'at, 26 May 2017

Lagi-lagi Teror Bom

Kembali teror bom melanda kota Jakarta. Suasana Terminal Kampung Melayu yang biasanya tenang, tiba-tiba berubah menjadi kepanikan. Orang-orang berlarian ketakutan berusaha menjauh dari kawasan yang menjadi tempat mangkalnya berbagai angkutan kota tersebut. Dan inilah yang terjadi pukul 21:00 WIB pada 24 Mei lalu. Dua ledakan bom menghantam Terminal Kampung Melayu di dekat halte Trans Jakarta.

Tidak butuh waktu yang lama, foto-foto situasi di Terminal Kampung Melayu pasca ledakan sudah menyebar di media sosial. Secara liar foto-foto yang menampilkan potongan kepala dengan bagian dada yang hancur, potongan tangan dan kaki, menyebar bagaikan air bah masuk ke gadget warga sehingga semakin meneror masyarakat khususnya umat Islam yang dalam hitungan jam akan memasuki bulan suci Ramadhan.

Polisi dengan sigapnya langsung mengambil kesimpulan bahwa ledakan disebabkan oleh bom bunuh diri dan para pelaku adalah jaringan kelompok ISIS yang terkenal dengan aksi terornya. Namun, beberapa netizen meragukan kesimpulan pihak kepolisian, dengan menyebut kalau teror bom itu adalah pengalihan isu, konspirasi dan lainnya. Bahkan ada netizen membuat analisa layaknya seorang pakar bahwa bom Kampung Melayu adalah bla bla bla. Yah sah-sah saja melakukan analisa dan mengambil kesimpulan selagi belum ada hasil penyelidikan resmi serta kredibel terkait masalah itu.

Mengutip analisa seorang teman, terkait aksi peledakan bom di Terminal Kampung Melayu, umat Islam sedikitnya terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1) Kelompok pertama, meyakini bahwa kejadian peledakan bom dan aksi teror serupa dilakukan oleh kelompok ghuluw takfiriyun dan yang sehaluan dengan mereka.

2) Kelompok kedua, meyakini bahwa kejadian peledakan yang selama ini terjadi adalah rekayasa pihak tertentu untuk menutupi kasus yang lebih besar.

3) Kelompok ketiga, menggabungkan antar pendapat yang ada, yaitu peledakan bisa jadi oleh kelompok takfiri dengan dimanfaatkan oleh pihak tertentu sehingga seperti rekayasa.

Terkait mana yang benar, Wallahu A'lam

Yang jelas jika ledakan bom itu dilakukan oleh kelompok yang mengaku Islam, maka kita tidak bisa mengerti apa alasan logis mereka menyerang kawasan yang banyak warga sipil tersebut. Namun jika ledakan bom itu dilakukan oleh kelompok di luar Islam, jelas ini merupakan bentuk provokasi dan intimidasi terhadap mayoritas umat Islam Jakarta yang sebentar lagi akan menjalani ibadah puasa.

Harus menjadi catatan kita bahwa serangan bom yang menyasar kawasan banyak warga sipilnya bukan melulu adalah pengalihan isu ataupun ulah aparat sendiri. Tapi harus kita akui bahwa memang ada kelompok-kelompok Islam yang kerjanya memang seperti itu. Alih-alih menyerang obyek vital atau tokoh yang dianggap anti Islam oleh sebagian umat Islam, justru yang jadi sasaran adalah polisi lalu lintas, rumah ibadah dan sebagainya. Aneh? Iya memang aneh. Tapi itu adalah fakta bahwa ada umat Islam yang memiliki pemahaman ghuluw dan mutasyaddid.

Untuk kelompok Islam seperti itu kita akan sulit untuk memahaminya kecuali dengan kacamata mereka. Bagi mereka kaidahnya adalah man lam yukaffir al-kafir fahuwa kafir (Barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang kafir maka dia kafir). Kaidah yang benar namun salah penempatan. Jadi wajar kalau ada yang menjadikan sasaran serangannya ke obyek-obyek yang tidak jelas hanya karena obyek itu dianggap antek thoghut, sedangkan thoghut adalah kafir. Yang parahnya jika kita yang tidak mengkafirkan apa yang mereka anggap kafir, kita divonis kafir juga oleh mereka. Wallahu A'lam

Redaksi


latestnews

View Full Version