View Full Version
Jum'at, 13 Nov 2015

Tukang Becak dari Tulehu, Sisihkan Penghasilan untuk Dirikan TPQ

AMBON, MALUKU (voa-islam.com) - Keterbatasan ekonomi tak halangi Bapak Ustadz Kabolosi (51) berkhidmah mengajarkan Al-Qur'an. Setelah seharian menarik becak untuk menafkahi istri dan 8 anaknya, pria kelahiran Buton ini menggunakan waktu malamnya untuk mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak di lingkungannya. Bahkan terkadang, dirinya pulang lebih cepat untuk mengajar di sore harinya. [Lihat video: Kisah Inspiratif : Tukang Becak dan TPQ-nya]

Bukan hanya tenaga, Bapak Kabolosi juga menyisihkan sebagian penghasilannya untuk menyewa tanah tempat berdirinya bangunan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ).

Awalnya, Ustadz Kabolosi mengajarkan Al-Qur'an di ruang utama rumah kontrakannya yang hanya berukuran 2x3 Meter. Ia mengajar seorang diri.

Semakin hari semakin banyak anak-anak yang ikut belajar mengaji di kediamannya yang dihuni 10 orang ini. Tempat yang sangat sempit tersebut, tentunya tak mampu lagi menampung para santri yang jumlahnya mencapai seratus anak.

Melihat tempat yang tidak layak dan sempit, di akhir 2014 Ustadz Kabolosi bersama para wali santri sepakat untuk mencari tempat mengaji yang lebih luas bagi anak-anak Kampung Air Mata, Kota Ambon; tempat domisili Ustadz Kabolosi dan keluarganya.

Alhamdulillah, sekarang, Ustadz Kabolosi sudah memiliki gedung TPQ sendiri dengan bangunan sederhana. Tanahnya masih menyewa kepada non muslim. Biaya sewa tanah yang mencapai 5 juta rupiah diperoleh dari hasil menarik becak ditambah dengan sumbangan para wali santri.

Sekarang sudah ada 4 guru yang membantu Ustadz Kabolosi mengajarkan Al-Qur'an dan materi keislaman seperti akidah fikih, dan akhlak kepada para santri. Salah satunya adalah istri tercintanya. Sungguh luar biasa, pengorbanan keluarga pecinta Al-Qur'an ini. Semoga Allah mengumpulkan mereka di surga-Nya.

Menurut pengakuan Ustadz Kabolosi, kesungguhannya mengajarkan Al-Qur'an berkat pesan dari Ibundanya, agar dirinya tetap menyampaikan ilmu Al-Qur'an yang sudah dimilikinya.

Ustadz Kabolosi merasakan ketentraman dan keberkahan hidup dengan mengajarkan Al-Qur'an kepada para santrinya. Anak sulungnya sekarang mendapat beasiswa belajar di IAIN di Kota Ambon. Salah satu puteranya yang lain ikut serta dalam lomba hafalan Al-Qur'an mewakili kota Ambon pada beberapa bulan lalu.

Menurut pengakuannya, dengan mengajarkan Al-Qur'an, ilmu yang pernah dipelajarinya tetap terjaga. Terlebih, ada harapan pahala dari Allah atas usahanya menjadikan para santrinya mahir melantunkan kalam ilahi ini. Setiap huruf yang dibaca anak-anak didiknya, tentunya ada catatan pahala juga bagi pengajarnya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mengajarkan Al-Qur'an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari)

Kiprah seorang penarik becak, Ustadz Kabolosi yang memiliki ratusan santri ini layak menjadi cermin bagi kita. Apa peran kita dalam mengejar predikat khoirukum (sebaik-baik kalian) di mata Allah ini? [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version