View Full Version
Rabu, 01 Jul 2015

Rohingya: Bagian dari Khairu Ummah yang Sedang Terombang-ambing di Lautan Tanpa Negara

PERNYATAAN MUSLIMAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA

“ROHINGYA: BAGIAN DARI KHAIRU UMMAH YANG SEDANG TEROMBANG-AMBING DI LAUTAN TANPA NEGARA”

 

Atas penganiayaan yang semakin meningkat, kebijakan represif dan brutal yang dialami oleh Muslim Rohingya di Myanmar,  juga kebijakan setengah hati berbagai pemimpin muslim dalam menolong pengungsi Rohingya yang terdampar di perairan negara-negara sekitar,  serta sikap masyarakat  internasional dalam membantu mengatasi krisis, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia  menyatakan:

  1. Umat Islam di seluruh dunia adalah  umat yang satu (ummatan wahidatan) yang harus bersatu dan tidak terpisah-pisah oleh jarak dangaris batas negara bangsa. Karena itu masalah dan penderitaan muslim Rohingya sesugguhnya adalah masalah seluruh muslim dan merupakan kewajiban seluruh muslim  untuk melindungi darah dan kehormatan serta  memberikan kebutuhan  mereka seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW:

المسلمأخوالمسلم،لايظلمه،ولايسلمه،منكانفيحاجةأخيهكاناللهفيحاجته

Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Jadi dia seharusnya tidak menindas atau menyerahkannya kepada penindas. Dan siapa pun yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya."

2.  Mengecam  pemerintah negeri-negeri Muslim  termasuk Indonesia yang berlindung dibalik politik non intervensi sehingga tidak mampu bersikap tegas dengan memutus semua hubungan dengan  rezim bengis Myanmar.  Sebaliknya di tengah krisis Rohingya ini mereka malah menguatkan hubungan perdagangan dengan Myanmar yang menegaskan bahwa  prioritasnya adalah melindungi kepentingan ekonominya dibanding melindungi kehidupan dan martabat manusia.  Pemimpin-pemimpin muslim juga telah dibelenggu  oleh sistem kufur nasionalisme yang membatasi bantuan terhadap saudara sesama muslim sebatas bantuan kemanusiaan tanpa komitmen untuk  melindungi,  memberikan suaka dan kehidupan yang bermartabat selayaknya sebagai warga negara bagi mereka yang melarikan diri dari penganiayaan.

3. Menolak keyakinan bahwa masyarakat internasional akan dapat membantu mengatasi krisis ini. ASEAN tidak akan mampu mengakhiri krisis Rohingya karena organisasi ini lebih sering bertindak sebagai alat kekuasaan pemerintah kolonial Barat untuk melanjutkan ambisi ekonomi mereka di kawasan ini. Demikian pula lembaga seperti PBB terbukti telah gagal untuk melindungi kehidupan kaum muslimin tertindas di Suriah, Palestina, Afrika Tengah dan tempat lain. Oleh karena itu masyarakat internasional tidak bisa diharapkan untuk menghentikan penganiayaan, pertumpahan darah, dan penderitaan yang mengerikan terhadap  Muslim Rohingya di Myanmar ataupun di tempat lain.

4. Menegaskan bahwa penegakan Khilafah berdasarkan metode kenabian merupakan satu-satunya solusi yang shahihuntuk mengakhiri  berbagai penindasan yang dihadapi oleh Rohingya dan Muslim lainnya di seluruh dunia. Khilafah adalah negara yang mewakili kepentingan sejati dari umat Islam dan Islam karena didasarkan pada hukum Allah SWT. Hanya  negara Khilafah  yang akan membuka perbatasannya untuk semua Muslim yang dianiaya; memberikan mereka perlindungan, hak, dan rumah sebagai warga negara yang sama; serta tanpa ragu memobilisasi tentaranya untuk membela dan menyelamatkan orang-orang beriman yang tertindas di mana pun mereka berada.

Rasulullah SAW telah berwasiat:

إنّمَاالإماَمُجُنَّةُيُقَاتَلُمِنْوَرائِهوَيُتَّقَيبِه

”Imam (pemimpin) itu laksana perisai, (rakyat) akan berperang dibelakangnya dan akan dilindungi olehnya”

Muslim Rohingya adalah bagian dari umat terbaik (khairu ummah) yang selayaknya mendapat perlakuan terbaik, tidak sebagimana hari ini terombang-ambing di lautan sebagai manusia tanpa negara. Karena itu marilah kita kerahkan segenap energi untuk berjuang menegakkan kembali khilafah Islamiyah demi kemuliaan Islam dan kaum muslimin.

 

 

Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia

Iffah Ainur Rochmah

HP : +628111131924                                      

Email:  [email protected]


latestnews

View Full Version