View Full Version
Sabtu, 24 Mar 2018

Perkuat Ukhuwah, Forjim Silaturahim ke Ponpes Hidayatullah Gunung Tembak

BALIKPAPAN (voa-islam.com) - Di sela-sela liputan Safari Dakwah Yusuf Estes di Balikpapan, Kalimantan Timur, rombongan Forum Jurnalis Muslim (Forjim) menyempatkan bersilaturahim ke Pesantren Hidayatullah di Gunung Tembak, Balikpapan, Kaltim. Rombongan dipimpin Ketua Umum Forjim Duddy Sya'bani Takdir.

Forjim tiba di pesantren pusat pergerakan Hidayatullah itu saat para santri sedang menunaikan shalat Zuhur. Sehingga rombongan langsung menuju masjid dan ikut shalat berjamaah. Usai shalat, Forjim diterima oleh Ketua Yayasan Pesantren Hidayatulah Balikpapan Ustaz Hamzah Akbar dan Sekretaris Ustaz Abul A'la Al Maududi. Bahkan Forjim ikut makan siang bersama dengan para asatiz Hidayatullah.

“Alhamdulillah, kami diterima baik oleh pimpinan dan para ustadz yang mengajar di pesantren itu. Selain diajak makan bareng, kami juga diajak keliling pesantren yang luasnya seratus hektar itu,” kata Ketua Umum Forjim Dudy Takdir Sya’bani, Selasa (20/3/2018).

Di depan para pimpinan dan ustaz ponpes Hidayatullah, Dudy juga menjelaskan bahwa salah satu program kerja Forjim adalah menjalin silaturahim dengan berbagai elemen umat, baik itu tokoh Islam, ormas Islam bahkan parpol Islam.

Kepada Forjim, Ustaz Abul A'la memberitahukan, rencananya tahun ini Hidayatullah akan melaksanakan Silaturahim Nasional (Silatnas) di Balikpapan. Sejumlah perwakilan Hidayatullah di 34 Provinsi di seluruh Indonesia.

Sebagai Pesantren atau Kampus Induk, Ustaz Abul A'la menyebut, Gunung Tembak adalah pusat gerakan kultural Hidayatullah.

Sebagai informasi, Hidayatullah awalnya sebuah pondok pesantren yang berdiri di atas lahan wakaf seluas 120 hektar di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur. Pondok pesantren ini didirikan oleh Ustaz Abdullah Said pada 7 Januari 1973.

Dalam perkembangannya, Ustaz Abdullah Said mengirimkan santri-santrinya untuk berdakwah ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, khususnya daerah-daerah minoritas Muslim. Di tempat tugas yang baru, para santri Hidayatullah tak sekadar berdakwah, tetapi juga membangun cabang pondok pesantren Hidayatullah.

Pada akhirnya, tersebarlah ke lebih dari 100 kabupaten di seluruh Indonesia dalam bentuk pondok pesantren tersebut. Fokus kegiatannya adalah sosial, pendidikan, dan dakwah.

Pada Musyawarah Nasional (Munas) Pertama Hidayatullah, 9–13 Juli 2000, di Balikpapan, Hidayatullah mengembangkan menejemennya menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) dan menyatakan diri sebagai gerakan dakwah dan perjuangan Islam.

Dalam perkembangan selanjutnya, ormas Islam Hidayatullah berubah menjadi Perkumpulan Hidayatullah. Keanggotaan, misi, visi, dan konsep dasar gerakan bersifat terbuka. Sejalan dengan itu, kader-kader Hidayatullah yang sudah tersebar di seluruh penjuru tanah air mulai membentuk Pimpinan Cabang (PC), Pimpinan Daerah (PD) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW).

Salah seorang kader Hidayatullah adalah ustaz Bukhari Wahid, ketua Sahabat Dakwah Internasional (SDI), yang pada tahun lalu sukses mendatangkan Dr Zakir Naik ke Indonesia dan tahun ini menghadirkan dai kondang asal Texas Amerika Serikat, Syaikh Yusuf Estes. Ustaz Bukhari Wahid sendiri pernah menjadi ketua pertama Syabab Hidayatullah.

Hingga tahun 2013, Hidayatullah sudah memiliki 33 DPW, 287 PD dan 70 PC. Jumlah DPC, PR dan PAR tidak dicantumkan karena pertumbuhannya yang terus berubah.

Sejak 1978 Hidayatullah melakukan pengiriman da’i ke seluruh Indonesia dan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIEHID) di Depok, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) di Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STISID) di Balikpapan sebagai lembaga pendidikan untuk pengkaderan dai dengan memberlakukan beasiswa penuh (biaya pendidikan dan biaya hidup) bagi mahasiswa dengan pola ikatan dinas. Dai ini kemudian mendapatkan tunjangan maksimal hingga tiga tahun atau sampai mereka mampu menjadi pelaku ekonomi di tempatnya berada.

Mulai 1998 lembaga pendidikan kader dai ini telah menghasilkan lulusan dan telah mengirimkan dai ke berbagai daerah terutama Indonesia Bagian Timur dan Tengah. Setidaknya setiap tahun, Hidayatullah mengirimkan 150 dai ke berbagai daerah di Indonesia dengan 50 di antaranya adalah lulusan strata satu dari lembaga pendidikan kader da’i.

Lembaga pendidikan Hidayatullah meliputi Taman Kanak-Kanak dan kelompok bermain pra sekolah, Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah di hampir semua Daerah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah setidaknya ada di setiap Wilayah dan tiga perguruan tinggi di Surabaya, Balikpapan dan Depok.[]


latestnews

View Full Version