View Full Version
Sabtu, 30 May 2015

Ciputra Bangun Patung Yesus Terbesar di Asia. Bukti Dominasi Katolik di Indonesia

MANADO (voa-islam.com) - Naudzubillah, Patung Yesus Memberkati adalah sebuah monumen Yesus Kristus yang terletak di Kota Manado. Monumen ini memiliki tinggi 50 meter dari permukaan tanah, dimana patungnya sendiri memiliki tinggi 30 meter dan 20 meter adalah tinggi penopangnya.

Monumen ini terbuat dari 25 ton besi fibre dan 35 ton besi baja dan terletak pada bukit tertinggi di daerah perumahan Citraland Manado.

Monumen ini menjadi ikon terbaru Kota Manado dan merupakan monumen Yesus Kristus yang kedua tertinggi di Asia dan antara yang tertinggi di dunia.

Ide pembuatan monumen ini berasal dari Insinyur Ciputra, seorang pengusaha kawakan di bidang properti di Indonesia. Monumen ini menghabiskan biaya sebesar kurang lebih Rp 5 miliar.

Ada delapan elemen yang harus dibangun oleh ciputra di komplek itu demi mewujudkan mimpinya menjadikan Sulawesi Utara sebagai Jerusalem of Indonesia.

Dari delapan elemen tersebut sudah ada tiga elemen yang behasil diselesaikan, patung yesus memberkati setinggi 50 meter yang terletak perbukitan Citraland, The Tower of Blessing, serta Jalan Salib yang terdiri dari 187 anak tangga dengan kemiringan 70%.

Sementara sisanya yaitu, Plasa Taman Getsemani yang menggambarkan peristiwa ketika Yesus ditangkap, Plasa gereja-gereja berbagai dinominasi, Open Air Theatre, Rumah Biara dan Rumah Do’a.

Sejalan dengan visi Katolik pendirinya maka hampir disetiap perumahan Citraland dan Ciputra Group pasti didirikan fasilitas Gereja Katolik dan Sekolah Katolik untuk membentuk dan menyatukan komunitas Kristen terutama bagi masyarakat keturunan Cina.

Bisnis properti yang marak di Indonesia, ternyata dikuasai oleh tiga pengusaha Cina, yaitu: Ciputra, Eka Tjipta Widjaja, dan Mochtar Riady. Ciputra merintis Ciputra Group, Eka Tjipta memimpin Sinarmas Land Group, dan Mochtar memelopori Lippo Group.

Bisnis mereka tersebar di seluruh Indonesia, dari kota ke desa. Mereka membangun perumahan, pusat belanja, ruko, rukan, rumah sakit, apartemen, hotel, dan kawasan industri.

Menurut CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono kepada kompas.com, ketiga dinasti tersebut merupakan pemasok properti terbesar yang aktif sejak tiga puluh tahun lalu hingga sekarang. Karya mereka memenuhi kebutuhan kelas bawah, menengah, dan menengah atas.

“Boleh disebut, mereka adalah supply driven yang menentukan perkembangan dan pertumbuhan sektor properti Indonesia di masa lalu, sekarang maupun akan datang,” ujar Hendra.

Ketiganya memiliki agama dan misi visi katolik yang sama yakni menjadi lokomotif dan penyandang dana Kristenisasi di Indonesia. Simbol agama mereka secara terang benderang dibangun di setiap lini bisnis mereka. Umat Islam harus sadar akan bahaya laten kristenisasi yang dapat memicu konflik social sejak jaman penjajahan dulu.

Sejarah Kristen masuk melalui misi Gospel yang dibawa penjajah Belanda yang berhadapan dengan umat Islam menggunakan senjata telah memakan banyak korban jiwa. Saatnya umat bersatu menghadang laju kristenisasi.

Di Pakistan, Pengusaha Kristen Membangun Salib Raksasa

Sungguh terlalu yang dilakukan Pengusaha asal Pakistan, ia mengaku mengemban tugas penting yang didapat langsung dari Tuhan.

Pria bernama Parvez Henry Gill, itu mengatakan, Tuhan datang kepadanya melalui mimpi untuk memulai misi provokasi bagi orang-orang Kristen di Pakistan.



Katanya bisikan Tuhan kepada Gill adalah, memerintahkan membangun sebuah salib raksasa setinggi 140 kaki atau sekitar 53 meter.

Ironisnya, pembangunan salib itu justru dilakukan di Pakistan yang notabene memiliki mayoritas penduduk muslim.

Gill mendesak komunitas minoritas Kristen di Pakistan berhenti melarikan diri dari negara itu dan bangkit melakukan perlawanan.

“Tuhan akan melindungi Anda. Tinggal di negara Anda. Jangan takut,” kata Gill.

Menurut Gill, salib raksasa yang sedang dia bangun itu bisa menjadi pengingat umat Kristen Pakistan jika “Tuhan ada dimana-mana”.

Salib itu dibangun bersebelahan dengan pemakaman Kristen Gora Qabristan di Karachi, Pakistan. Kendati pembangunan salib itu mendapat dukungan komunitas Kristen di sana, namun ada juga kekhawatiran soal akibat yang ditimbulkan.

Salah satunya pengajar Kristen bernama Nadia Gill, mengatakan, “Kami adalah masyarakat minoritas yang berada di bawah ancaman. Jika Tuhan berbicara kepada Gill, maka mungkin salib ini akan bertahan. Tapi saya masih memiliki ketakutan,” ujar Nadia Gill.

Sementara itu, warga muslim setempat menilai pembangunan salib itu mempunyai tujuan lain sebagai alat provokasi. “Salib itu sendiri bukan sekadar simbol,” ujar Saeed Khan, seorang penjaga toko Karachi.

“Ini merupakan provokasi yang akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah. Bukan kah kita sudah punya cukup banyak masalah?” Penganut Kristen di Pakistan sering menjadi sasaran kekerasan oleh warga mayoritas muslim tersebut.

Beberapa kekerasan diantaranya berupa pemboman gereja, penembakan, diskriminasi termasuk diantaranya kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok muslim garis keras.

Korban terakhir adalah seorang Kristen yang kini mengalami gangguan mental setelah dihukum oleh otoritas Pakistan lantaran membuat lelucon soal ekstrimis Islam. [adivammar/sharia]

Sungguh terlalu yang dilakukan Pengusaha asal Pakistan, ia mengaku mengemban tugas penting yang didapat langsung dari Tuhan.

Pria bernama Parvez Henry Gill, itu mengatakan, Tuhan datang kepadanya melalui mimpi untuk memulai misi provokasi bagi orang-orang Kristen di Pakistan.

Katanya bisikan Tuhan kepada Gill adalah, memerintahkan membangun sebuah salib raksasa setinggi 140 kaki atau sekitar 53 meter.

Ironisnya, pembangunan salib itu justru dilakukan di Pakistan yang notabene memiliki mayoritas penduduk muslim.

Gill mendesak komunitas minoritas Kristen di Pakistan berhenti melarikan diri dari negara itu dan bangkit melakukan perlawanan.

“Tuhan akan melindungi Anda. Tinggal di negara Anda. Jangan takut,” kata Gill.

Menurut Gill, salib raksasa yang sedang dia bangun itu bisa menjadi pengingat umat Kristen Pakistan jika “Tuhan ada dimana-mana”.

Salib itu dibangun bersebelahan dengan pemakaman Kristen Gora Qabristan di Karachi, Pakistan. Kendati pembangunan salib itu mendapat dukungan komunitas Kristen di sana, namun ada juga kekhawatiran soal akibat yang ditimbulkan.

Salah satunya pengajar Kristen bernama Nadia Gill, mengatakan, “Kami adalah masyarakat minoritas yang berada di bawah ancaman. Jika Tuhan berbicara kepada Gill, maka mungkin salib ini akan bertahan. Tapi saya masih memiliki ketakutan,” ujar Nadia Gill.

Sementara itu, warga muslim setempat menilai pembangunan salib itu mempunyai tujuan lain sebagai alat provokasi. “Salib itu sendiri bukan sekadar simbol,” ujar Saeed Khan, seorang penjaga toko Karachi.

“Ini merupakan provokasi yang akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah. Bukan kah kita sudah punya cukup banyak masalah?” Penganut Kristen di Pakistan sering menjadi sasaran kekerasan oleh warga mayoritas muslim tersebut.

Beberapa kekerasan diantaranya berupa pemboman gereja, penembakan, diskriminasi termasuk diantaranya kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok muslim garis keras.

Korban terakhir adalah seorang Kristen yang kini mengalami gangguan mental setelah dihukum oleh otoritas Pakistan lantaran membuat lelucon soal ekstrimis Islam.[

- See more at: http://voa-islam.com/read/world-news/2015/05/30/37288/provokasi-umat-islam-pengusaha-pakistan-bangun-salib-raksasa-di-negeri-ini/#sthash.JzpAQ10Z.dpuf

Sungguh terlalu yang dilakukan Pengusaha asal Pakistan, ia mengaku mengemban tugas penting yang didapat langsung dari Tuhan.

Pria bernama Parvez Henry Gill, itu mengatakan, Tuhan datang kepadanya melalui mimpi untuk memulai misi provokasi bagi orang-orang Kristen di Pakistan.

Katanya bisikan Tuhan kepada Gill adalah, memerintahkan membangun sebuah salib raksasa setinggi 140 kaki atau sekitar 53 meter.

Ironisnya, pembangunan salib itu justru dilakukan di Pakistan yang notabene memiliki mayoritas penduduk muslim.

Gill mendesak komunitas minoritas Kristen di Pakistan berhenti melarikan diri dari negara itu dan bangkit melakukan perlawanan.

“Tuhan akan melindungi Anda. Tinggal di negara Anda. Jangan takut,” kata Gill.

Menurut Gill, salib raksasa yang sedang dia bangun itu bisa menjadi pengingat umat Kristen Pakistan jika “Tuhan ada dimana-mana”.

Salib itu dibangun bersebelahan dengan pemakaman Kristen Gora Qabristan di Karachi, Pakistan. Kendati pembangunan salib itu mendapat dukungan komunitas Kristen di sana, namun ada juga kekhawatiran soal akibat yang ditimbulkan.

Salah satunya pengajar Kristen bernama Nadia Gill, mengatakan, “Kami adalah masyarakat minoritas yang berada di bawah ancaman. Jika Tuhan berbicara kepada Gill, maka mungkin salib ini akan bertahan. Tapi saya masih memiliki ketakutan,” ujar Nadia Gill.

Sementara itu, warga muslim setempat menilai pembangunan salib itu mempunyai tujuan lain sebagai alat provokasi. “Salib itu sendiri bukan sekadar simbol,” ujar Saeed Khan, seorang penjaga toko Karachi.

“Ini merupakan provokasi yang akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah. Bukan kah kita sudah punya cukup banyak masalah?” Penganut Kristen di Pakistan sering menjadi sasaran kekerasan oleh warga mayoritas muslim tersebut.

Beberapa kekerasan diantaranya berupa pemboman gereja, penembakan, diskriminasi termasuk diantaranya kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok muslim garis keras.

Korban terakhir adalah seorang Kristen yang kini mengalami gangguan mental setelah dihukum oleh otoritas Pakistan lantaran membuat lelucon soal ekstrimis Islam.[

- See more at: http://voa-islam.com/read/world-news/2015/05/30/37288/provokasi-umat-islam-pengusaha-pakistan-bangun-salib-raksasa-di-negeri-ini/#sthash.JzpAQ10Z.dpuf

Sungguh terlalu yang dilakukan Pengusaha asal Pakistan, ia mengaku mengemban tugas penting yang didapat langsung dari Tuhan.

Pria bernama Parvez Henry Gill, itu mengatakan, Tuhan datang kepadanya melalui mimpi untuk memulai misi provokasi bagi orang-orang Kristen di Pakistan.

Katanya bisikan Tuhan kepada Gill adalah, memerintahkan membangun sebuah salib raksasa setinggi 140 kaki atau sekitar 53 meter.

Ironisnya, pembangunan salib itu justru dilakukan di Pakistan yang notabene memiliki mayoritas penduduk muslim.

Gill mendesak komunitas minoritas Kristen di Pakistan berhenti melarikan diri dari negara itu dan bangkit melakukan perlawanan.

“Tuhan akan melindungi Anda. Tinggal di negara Anda. Jangan takut,” kata Gill.

Menurut Gill, salib raksasa yang sedang dia bangun itu bisa menjadi pengingat umat Kristen Pakistan jika “Tuhan ada dimana-mana”.

Salib itu dibangun bersebelahan dengan pemakaman Kristen Gora Qabristan di Karachi, Pakistan. Kendati pembangunan salib itu mendapat dukungan komunitas Kristen di sana, namun ada juga kekhawatiran soal akibat yang ditimbulkan.

Salah satunya pengajar Kristen bernama Nadia Gill, mengatakan, “Kami adalah masyarakat minoritas yang berada di bawah ancaman. Jika Tuhan berbicara kepada Gill, maka mungkin salib ini akan bertahan. Tapi saya masih memiliki ketakutan,” ujar Nadia Gill.

Sementara itu, warga muslim setempat menilai pembangunan salib itu mempunyai tujuan lain sebagai alat provokasi. “Salib itu sendiri bukan sekadar simbol,” ujar Saeed Khan, seorang penjaga toko Karachi.

“Ini merupakan provokasi yang akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah. Bukan kah kita sudah punya cukup banyak masalah?” Penganut Kristen di Pakistan sering menjadi sasaran kekerasan oleh warga mayoritas muslim tersebut.

Beberapa kekerasan diantaranya berupa pemboman gereja, penembakan, diskriminasi termasuk diantaranya kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok muslim garis keras.

Korban terakhir adalah seorang Kristen yang kini mengalami gangguan mental setelah dihukum oleh otoritas Pakistan lantaran membuat lelucon soal ekstrimis Islam.[

- See more at: http://voa-islam.com/read/world-news/2015/05/30/37288/provokasi-umat-islam-pengusaha-pakistan-bangun-salib-raksasa-di-negeri-ini/#sthash.JzpAQ10Z.dpuf

latestnews

View Full Version