View Full Version
Selasa, 20 Mar 2018

Infrastruktur Jor-joran dan Ambisius di tengah Puluhan Juta Rakyat Miskin

JAKARTA (voa-islam.com)- Di tahun  2014, rasio utang sebesar 24,7 persen naik tajam pada 2015 menjadi 27,4 persen. Kemudian mendaki lagi menjadi 27,9 persen pada 2016.

“Setahun berikutnya naik menjadi 28,2 persen. Tahun ini, rasio utang diperkirakan merangkak naik di angka 29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). @KemenkeuRI,” DPP Gerindra menginfokan, di akun resmi Twitter miliknya, Selasa (20/3/2018).

Untuk diketahui, lanjut Gerindra, lebih dari 80 persen penerimaan negara bersumber dari pajak. Celakanya, realisasi pajak acapkali melenceng dari rencana. “Tahun 2015, realisasinya hanya Rp1.285 triliun atau melenceng dari target APBN-P sebesar 1.489 triliun. Pada 2016 juga melenceng dari target APBN-P 2016 sebesar Rp1.539,2 triliun.

Banyak kalangan tersihir bahwa pemerintahan @jokowi jor-joran membangun infrastruktur. Mulai jalan, waduk, kereta api, dan masih banyak lagi. Seolah-olah, pembangunan infrastruktur menjadi harga mati. Suka atau tidak, lanjutnya, @jokowi harus mengakui bahwa masih ada 27 juta rakyat Indonesia yang hidup miskin.” Angka ketimpangan ekonomi menurut partai besutan Prabowo Subianto ini masih bertengger di kisaran 0,39. Serta daya beli belum beranjak dari angka 4,9 persen.

“Inilah yang disebut Paradoks Indonesia. Berbangga diri dengan proyek infrastruktur ambisus, yang seolah kejar tayang di saat saudara-saudara kita masih ada yang tersisih. Di mana-mana @jokowi bicara tentang proyek infastruktur yang ambisius. Tensinya makin kentara di tahun poltik ini. Mungkin hanya segelintir pihak yang sadar bahwa megahnya proyek infrastruktur dibiayai dari utang.”

Jadi sekali lagi, partai Gerindra mengingatkan, agar Pemerintah juga sadar. Tidak elok jika ada yang gembar-gembor infrastruktur kalau akhirnya sumbernya dari utang yang akan menjadi beban rakyat dalam jangka panjang. (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version