View Full Version
Jum'at, 09 Sep 2011

Mualaf Caleb Carter: Islam Tidak Salah...Interpretasi Umatnya Saja

Mualaf Caleb Carter: Islam Tidak Salah...Interpretasi Umatnya Saja yang Kadang Keliru

Caleb Carter

REPUBLIKA.CO.ID, DEARBORN - Peringatan Tragedi 11 September kembali mengaduk-aduk emosi publik Amerika. Banyak yang masih memendam amarah, namun tak sedikit yang memperingatinya sebagaiu awal titik balik dalam hidupnya.

Caleb Carter, salah seorang di antaranya. Warga pinggiran Detroit, Dearborn, negara bagian Michigan ini mengenang tragedi 11 September 2001 sebagai titik balik perkenalan dirinya dengan Islam. Tak disangka, kebencian guru sekolahnya terhadap Islam justru menjadi gerbang pembuka hatinya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

"Saat saya mempelajari bahasan Dunia Non Barat, oleh guru saya dikatakan  Islam sama dengan teroris," kenang Carter menirukan suara gurunya saat menetap di Columbia.

Carter tidak menelan mentah-mentah opini sang guru. Ia menolak untuk menghakimi suatu keyakinan tanpa ada pengetahuan yang cukup. Ia pun mulai mempelajari Islam dan agama lain.

Semenjak tahun 2006, ia mantap memilih Islam.

Orang tua Carter sempat tidak merestui sang anak memutuskan masuk Islam. Pertimbangan orang tua Carter merujuk pada kisah John Walker Lindh, seorang Amerika yang kemudian menjadi pejuang Taliban.  Ia selanjutnya ditangkap dan dipenjara selama 20 tahun lantaran ketahuan memberikan bantuan kepada pemerintahan Taliban di Afganistan.

"Mereka hanya membayangkan apabila saya menjad Muslim. Mereka berusaha menanyakan apa saya benar-benar yakin dengan Islam. Mereka peka namun begitu menerima," ungkapnya.

Kepada orang tuanya, Carter mengatakan yang salah bukan berasal dari ajaran Islam sendiri melainkan hasil interpretasi yang keliru tentang Islam.

Selayaknya warga AS yang memeluk Islam semenjak tragedi 11 September, tekanan, ejekan, bahkan makian menjadi 'menu' hariannya. Namun, ia menghadapinya dengan besar hati.

"Saya secara personal tidak merasa terganggu. Hanya saja, komentar yang disampaikan para anggota parlemen dan kandidat pemimpin sangat mengganggu. Terang-terangan mereka salah kutip ayat Alquran. Itu mengingatkan saya dengan perkataan gurunya satu dekade lalu," papar Carter.

Reaksi-reaksi semacam itu,  membuat Carter merasa khawatir. Tanpa  diimbangi dengan usaha memberikan pemahaman yang benar tentang Islam, maka selamanya Muslim akan didiskreditkan.  Lantaran itu, Carter berniat untuk memperdalam ilmunya sehingga mampu memberikan sumbangsih bagi saudara-saudara seriman yang lain dalam berjuang meluruskan pemahaman yang salah tentang Islam, baik di kalangan umat sendiri, maupun di luar komunitas mereka.


latestnews

View Full Version