View Full Version
Jum'at, 14 Aug 2015

Rupiah Mendekati Rp. 14.000, Yusuf Mansur: Tinggalkan Dosa dan Benahi Ibadah

JAKARTA (voa-islam.com)- Dai kondang, Ustadz Yuusuf Mansur mengajak umat Islam seluruh Indonesia khsususnya untuk membenahi diri, bertobat dan meninggalkan dosa.

Yusuf Mansur mengatakan demikian karena melihat perekonomian Indonesia saat ini yang sedang morat marit. Diambang bahaya.

Negeri China, menurutnya yang mendevaluasi Yuan membuat rentetan gejolak ekonomi semakin panjang. Apalagi, lanjutnya bila Amerika dan Eropa membalasnya.

“Saya tidak akan melewati kompetensi saya. Ngingetin aja. Tinggalkanlah dosa. Bertaubatlah. & benahi ibadah. Sama-sama yuk?” ajaknya melalui akun resmi Twitter miliknya @Yusuf_Mansur siang ini (13/08/2015) denagn hastag (#SiapaPembelaKita).

Indonesia salah satu Negara yang terkena dampaknya justeru setelah itu akan masuk menjadi korban di tengah-tengah perang mata uang. Namun, ia menyebut bisa saja Indonesia ikut “bermain”.

Hiruk pikuknya Rupiah yang kian melemah, ia mencoba mengajak umat Islam dan masyarakat Indonesia aghar tetap berpikir jernih. Tidak asal menjalani atau mencari solusi. Sebab menurutnya, apapun yang terjadi hanyalah satu yang sedang dihadapi, yaitu “siapa pembela kita”.

Setiap peristiwa, ustad Yusuf Mansur mendorong agar umat Islam berserah diri penuh kepada Allah subahana wa ta’ala, tidak setengah hati. Dengan begitu, ia mengatakan kejernian dan bagusnya iman dapat menyingkirkan abu-abunya dunia.

“Kita dah ga tau, dengan siapa yang berhadapan dengan kita, & siapa pembela kita. Dunia dah abu-abu semua. Bahkan gelap. Sungguh akan sangat buruk jika saat ini kita ga menghadap Allah sepenuh hati. Memurnikan tauhid & ngebagusin iman.”

Untuk para pakar ekonomi dan keuangan, atau yang lainnya ia berharap dapat membantu mengurus ekonomi Indonesia yang kian terpuruk. “Analisis ekonomi & keuangan, urusan mereka yang pinter-pinter.”

Untuk yang tidak paham seperti dirinya, baiknya membenahi iman. Selain itu, sabil belajar. Entah itu melalui buku, bahan-bahan bacaan, ataupun gunakan telinga yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Sekarang buka mata dulu. Belajar dulu. Pasang kuping dulu. Tar kita diskas dulu. Sekarang, ngadep Allah dulu. Yang benar-benar ngadep.” (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version