View Full Version
Kamis, 22 Jan 2015

Pendapatan 119 BUMN Indonesia Hanya Rp 1.912 Triliun, Sedangkan Petronas Rp 3.000 Triliun

JAKARTA (voa-islam.com) - Kementerian BUMN memperkirakan realisasi total pendapatan 119 perusahaan milik negara pada 2014 mencapai Rp1.912 triliun, naik 6,7 persen dibandingkan realisasi pendapatan 2013 sebesar Rp1.792 triliun.

Hal itu diungkapkan Menteri BUMN Rini M Soemarno saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, di Gedung MPR/DPR-RI, Jakarta, Senin. Menurut Rini, laba bersih diperkirakan mencapai Rp154 triliun, naik 1,32 persen dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp152 triliun.

Jumlah BUMN yang mengalami kerugian tahun 2014 mencapai 20 perusahaan dengan perkiraan total defisit Rp7,09 triliun. “Capaian ini lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya di mana rugi dialami sebanyak 27 BUMN dengan total rugi Rp34,58 triliun,” kata Rini.

Selain peningkatan pendapatan dan laba bersih, total aset pada tahun 2014 mencapai Rp4.467 triliun, melonjak 5,95 persen dibanding tahun 2012 sebesar Rp4.126 triliun.

Meskipun mengalami peningkatan pendapatan dan laba bersih, namun perolehan keseluruhan BUMN tersebut masih jauh di bawah perolehan satu BUMN Malaysia, Petronas.

“Saya malu, pendapatan 119 BUMN kita kalah dengan Petronas. Dulu, (ada orang) BUMN Malaysia belajar dari saya. Diutus langsung oleh PM (Perdana Menteri Malaysia Ahmad) Badawi,” ujar mantan Tanri Abeng

Mantan menteri BUMN Tanri Abeng sampai mengaku malu dengan kondisi tersebut. “Saya malu, pendapatan 119 BUMN kita kalah dengan Petronas. Dulu, (ada orang) BUMN Malaysia belajar dari saya. Diutus langsung oleh PM (Perdana Menteri Malaysia Ahmad) Badawi,” ujar mantan Tanri Abeng, saat ditemui di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (2/12/2014).

Tanri menyebutkan, keuntungan Petronas tiap tahun bisa mencapai 20 miliar dollar AS dengan pendapatan hampir mencapai 3.000 triliun rupiah. Adapun total keuntungan 119 BUMN Indonesia hanya 13,5 miliar dollar AS.

Itu sebabnya, kata dia, BUMN mesti melakukan restrukturisasi kembali di setiap sektor. Bila restrukturisasi itu dilakukan, dia berkeyakinan nilai pendapatan BUMN akan meningkat.

Menurut Tanri, ada empat tahapan untuk mendongkrak nilai dan keuntungan BUMN. “Pertama, perbaikan operational improvements. (Lalu), konsolidasi internal. Ketiga, makro-mikronya (kebijakan kementerian dan BUMN) tersambung. Yang terakhir, BUMN harus mengatur strategi yang lebih bagus.”

Saat ditanya apakah intervensi politik turut menjadi penyebab kurang maksimalnya kinerja BUMN, Tanri menjawab, “Saat ini dan ke depan, tantangan BUMN itu ada dua. Pertama, politisasi. Kedua, birokratisasi.” [azzzam/sha/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version