View Full Version
Ahad, 14 May 2017

Sejumlah Institusi di 99 Negara Terkena Serangan Siber Skala Besar

WASHINGTON, AMERIKA (voa-isam.com) - Serangan siber berskala raksasa yang menggunakan alat peretas yang diyakini dikembangkan oleh Badan Keamanan Nasional (National Security Agency, NSA) AS telah menyerang sejumlah institusi dan organisasi di dunia.

Dikutip dari BBC, otoritas terkait di berbagai negara telah berupaya mengamankan jaringan komputernya dengan memperbaharui sistem dari kemungkinan serangan peretas.

Sebelumnya pada April lalu, kelompok peretas yang dikenal sebagai The Shadow Brokers mengklaim telah mencuri alat peretas tersebut dan merilisnya secara online.

Microsoft telah merilis sebuah piranti khusus untuk mencegah serangan peretas pada Maret lalu, tetapi belum terealisasi karena banyak sistem yang mungkin belum diperbarui.

Ada laporan yang menyebutkan serangan peretas itu telah melanda 99 negara, di antaranya Inggris, AS, Cina, Rusia, Spanyol dan Italia.

Perusahaan keamanan dunia maya, Avast, mengatakan telah melihat serangan siber sebanyak 75.000 di seluruh dunia. Mereka menyebut serangan itu bernama WCry atau WannaCry.

"Ini serangan berskala raksasa," kata ahli keamanan dunia maya dari Avast, Jakub Kroustek.

Banyak peneliti mengatakan bahwa insiden serangan siber ini sepertinya saling terkait, tetapi kemungkinan ini bukan serangan terkoordinasi terhadap target tertentu.

Departemen Kesehatan di Inggris dan Skotlandia tampaknya termasuk institusi yang dilaporkan terkena serangan siber paling parahg parah dari program WannaCry yang dimiliki oleh staf NHS.

Serangan peretas muncul di komputer melalui email dan tautannya, yang jika dibuka akan mengunci semua file di dalam perangkat jaringan komputer.

Akibat serangan ini, sejumlah aktivitas di rumah sakit di Inggris dan Skotlandia harus ditunda atau dibatalkan. Seorang pekerja kesehatan mengatakan kepada BBC bahwa serangan siber iniakan merugikan para pasien.

Sejumlah laporan menyebutkan Rusia adalah salah-satu negara yang paling terdampak dari serangan siber ini dibandingkan negara-negara lainnya.[fq]


latestnews

View Full Version