View Full Version
Senin, 25 Feb 2019

2019: Teknologi Makin Miris Pakai Kapitalisme, Ganti Islam!

Oleh: Sahna Salfini Husyairoh (Aktivis Mahasiswa Kampus Jember)

Zaman millenials saat ini sangat dibanggakan dan dikatakan era kebangkitan oleh sebagian orang yang menganggap perkembangan semakin modern. Tolak ukurnya dari berbagai faktor yaitu gaya hidup serba branded, gadget yang canggih, kendaraan super cepat, blockchain, bioteknologi, komputer kuantum, IoT, percetakan 3D, dan banyak lagi terkait kecanggihan teknologi.

Hal tersebut digadang – gadang mampu memajukan roda perekonomian suatu negara karena masyarakat tidak gagap teknologi dan dapat meningkatkan taraf hidupnya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, sangat wajar jika sebagian orang menyambut kemajuan teknologi tersebut atau yang sering dikenal revolusi industri 4.0 sebagai gerbang kebangkitan manusia.

Disisi lain gencarnya kemajuan teknologi tersebut, fakta yang terjadi di bumi pertiwi seakan menjadi pembantah bahwa kebangkitan itu hanya ilusi belaka. Kebangkitan yang katanya orang banyak itu mengakibatkan problem pada berbagai aspek. Dalam aspek kemanusiaan terjadi gelombang PHK yang menghantui akibat robot akan menggusur 80 juta pekerja di dunia (Tribunnews.com, 2/12/17).  

Selain itu juga berdampak pada kerusakan lingkungan akibat tambang batubara (Mongabay, 17/05/17). Perkembangan teknologi juga mengakibatkan kerusakan tatanan dunia banyak kasus suami – istri bercerai karena sosial media (sindonews.com, 3/10/17). Era revolusi ini juga tak membuat rakyat semakin merasakan kekayaan alam tetapi ibarat penonton dari Sumber Daya Alam yang dikuasai Asing (Berita Satu). Peta kepemilikan sumber daya alam migas dan gas metana batubara di negeri ini diduduki oleh Amerika Serikat serta  Negara Asing lainnya (BP Migas, 2012).

Sebenernya ini bukan hanya masalah teknologi atau orangnya saja, tetapi salah dari aturan yang telah diterapkan sehingga membuat kondisi masyarakat tidak karuan, makin tahun kemaksiatan meningkat, angka kekurangan gizi naik, kenakalan remaja makin menjadi – jadi dan masih banyak lagi. Perlu diketahui bersama, aturan yang diterapkan saat ini bukan dari Sang Pencipta dan Pengatur Kehidupan, Allah SWT. Tetapi Kapitalisme aturan yang berlandaskan asas memisahkan agama dari kehidupan.

Sehingga wajar kalau masyarakat umumnya ingin kebebasan dalam setiap kehidupannya, bebas pacaran, zina, riba, mencuri, bahkan mengambil aset negara yang seharusnya milik orang banyak tapi karena kebebasan itu diambil hanya satu orang kaya raya saja. Pantas saja permasalahan semakin tambah rumit, semua teknologi canggih tapi manusianya gak bangkit – bangkit  jadi semakin merosot saja. Lalu bagaimana menyikapinya? Apakah tak perlu menggunakan teknologi? atau kita mengasingkan diri dari kehidupan? Bukan begitu caranya, karena manusia makhluk Allah yang diciptakan di bumi untuk beribadah padaNya, jadi perlu merujuk kembali kepada aturanNya, biar hidup ini tidak terombang – ambing kesana kemari.

Islam sebenarnya punya sepaket aturan kehidupan, dari manusia bangun tidur sampai bangun negara, karena Islam selain agama juga aturan kehidupan, jadi jangan salah menganggap islam hanya ibadah ritual saja, seperti shalat, puasa, zakat, haji, tetapi Islam juga mengatur kehidupan, pendidikan, kesehatan, jual beli, sosial, dan ekonomi.

Sangat jelas kehidupan Islam memandang halal dan haram sebagai acuan, tidak sembarang diterobos. Manusia sebagai hamba yang beriman dan bertakwa wajib taat aturan Allah, sebelum ajal menjemput, dan penyesalan ujung – ujungnya. Sehingga secanggih apapun teknologi jika diatur dengan aturan yang benar pasti mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Sejarah telah membuktikan bahwa Islam telah membawa kesejahteraan selama 14 abad, kemajuan peradaban dunia tersebut menyilaukan mata dunia.

Dari abad ke 7M (622) – 20 M (1924), dari Kekhilafahan Umayyah hingga Utsmaniyah. Menaungi hampir  2/3 dunia di masakeemasannya. Menjadi Negara pertama selama berabad-abad.Mewujudkan kesejahteraan dan kedamaian bagi warganya, bahkan bagi penduduk dunia. Peradaban yang beradab , manusiawi  dan paling gemilang di sepanjang sejarah manusia.

Abad X di Andalusia saja ada 20 perpustakaan, di antaranya perpustakaan umum Cordova dg koleksi lebih dari 400 ribu judul buku. Di perpustakaan Darul Hikmah Kairo koleksinya mencapai 2 juta judul. Dalam Chatholique Encyclopedia, perpustakaan Gereja Canterbury dikatakan paling lengkap, pada abad XIV hanya memiliki 1800 (1,8 ribu) judul buku.

Kegemilangan Abad ke Khilafahan dalam bidang sains dan teknologi. Wiet (1971): Orang-orang dari barat seharusnya mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada para ulama dari periode Abbasiyah, yang dikenal dan dihargai di Eropa selama Abad Pertengahan ". Armstrong (2002) : “Muslim scholars made more scientific discoveries during this time than in the whole of previously recorded history”.

Dan surat Raja Inggris George II kepada Khalifah tersirat bahwa Kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan sangat luar biasa, negeri Islam: negeri metropolit. Saat itu Eropa dikepung kebodohan dari berbagai penjuru, mereka ingin belajar ke negara Islam. Pemisahan siswa dan siswi di sekolah-sekolah negara Islam tidak menghalangi mereka untuk maju dalam peradaban dan ilmu pengetahuan. Kekhilafahan Islam memimpin dunia.

Perlu diingat kembali bahwa kebangkitan yang haqiqi itu bukan dari kemajuan teknologi yang canggih tanpa batas, tapi Bangkit dengan aturan Sang Ilahi Rabbi, memakai aturan Islam secara kaffah (keseluruhan), tidak setengah – setengah, ibarat  makan bakso separuh, dicampur soto separuh, dicampur rawon separuh lalu dijadiin satu bakal muntah melihatnya, apalagi kalau aturan hidup yang separuh bakal berabe jadinya.

Saatnya manusia back to muslim identity dengan memakai dan menjalankan semua aturan Allah dalam segala aspek kehidupan, dan menjadi bagian pejuang Islam untuk tegaknya kembali Khilafah jilid kedua, mau jadi penonton atau pejuang itu pilihan, tapi tentukan pilihan terbaik kita, mari sinsingkan lengan untuk Bangkit Hanya dengan Syariat Islam.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.(QS. Al-A’raf: 96) [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version