View Full Version
Kamis, 03 Dec 2015

Teladan Nabi Ibrahim, Berharap Anak Menjadi Ahli Shalat

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Shalat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam agama seseorang. Shalat menjadi tiang agamanya dan barometer keimanannya, jika baik shalatnya maka baik pula semua amalnya; sebaliknya jika buruk shalatnya maka buruk pula semua amalnya.

Al-Qur'an telah menyebutkan kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang penuh keteladanan. Salah satunya perhatian terhadap anak keturunannya berkaitan dengan shalat. Beliau sangat menginginkan mereka menjadi orang-orang yang mendirikan shalat. Ini dapat kita lihat dari doa-doa beliau.

Pertama, doa Nabi Ibrahim setelah meninggalkan Hajar dan Ismail di Baitullah yang saat itu sangat tandus dan tka berpenghuni, dengan tujuan agar mereka menegakkan shalat di sana.

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)

Al-‘Allamah Al-Razi di tafsirnya berkata, “(لِيُقِيمُوا) huruf laam berkaitan dengan kata (أَسْكَنْتُ) artinya aku tempatkan satu kaum dari anak turunku, mereka adalah Ismail dan anak-anaknya di lembah yang tidak ada tanaman ini agar mereka mendirikan shalat.” (Tafsir Al-Kabiir: 19/136)

Syaikh Al-Sa’di di tafsirnya berkata tentang maksud (ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat) maksudnya: jadikan mereka sebagai muwahhidin yang menegakkan shalat, karena menegakkan shalat termasuk ibadah dalam agama yang paling khusus dan utama, maka siapa menegakkannya maka ia telah menegakkan agamanya.”

Kedua, Nabi Ibrahim berdoa kepada Rabbnya menjadikan diri dan anak keturunannya sebagai orang yang mendirikan shalat.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang senantiasa mendirikan salat, Wahai Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

Al-Hafidz Ibnu Katsir Rahimahullah di tafsirnya berkata (مُقِيمَ الصَّلَاةِ) artinya selalu menjaganya dan melaksanakan batasan-batasannya. (وَمِنْ ذُرِّيَّتِي) artinya: dan jadikan mereka juga orang-orang yang mendirikan shalat.

Untuk mewujudkan keinginannya ini, tentunya, Nabi Ibrahim juga mengajarkan shalat kepada anak-anaknya dan memerintahkan mereka untuk shalat. Tidak seperti kebanyakan manusia zaman sekarang, banyak berkeinginan memiliki anak yang shalih tapi tidak membekali dengan ilmu keshalihan (ilmu dien). Banyak yang menginginkan anak-anaknya rajin shalat tapi tidak pernah ajarkan anak-anaknya tentang shalat dan tidak suruh mereka mengerjakan shalat dengan sabar. Sesungguhnya doa saja tanpa usaha bentuk kebohongan. [Baca: Doa Agar Anak Rajin Shalat]

Al-Qur'an telah sebutkan salah satu sifat dari putra beliau, Nabi Ismail ‘Alaihis salam,

وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا

Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridai di sisi Tuhannya.” (QS. Maryam: 55)

Allah telah perintahkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang dari keturunan Ibrahim ‘Alaihis Shalatu Wassalam untuk memerintahkan keluarganya menegakkan shalat.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaahaa: 132)

Bahkan dalam hadits shahih yang masyhur, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan kepada orang tua untuk menyuruh anak-anaknya shalat saat usia 7 tahun. Jika masih suka meninggalkan shalat saat masuk usia 10 tahun agar memukulnya. Ini juga mengandung perintah agar orang tua mengajari anak-anaknya shalat.

Kemudian usaha ini disempurnakan dengan doa agar Allah memberikan taufik kepada kita dan anak-anak turun kita untuk menjaga urusan shalat ini. Karena tidak ada sesuatu terjadi di muka bumi ini kecuali dengan izin dan kehendaknya, termasuk menjadi orang yang menegakkan shalat. Wallahu A’lam.

Shalat termasuk ibadah yang paling penting dan pokok. Shalat merupakan syi’ar iman dan pokok amal dalam Islam. Siapa menegakkanya dengan baik, berarti telah menegakkan bangunan dien (Islam) pada dirinya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkannya, ia telah menghancurkan bangunan dien dalam dirinya. Dikhususkannya doa menegakkan shalat yang tidak secara khusus pada ibadah-ibadah selainnya menunjukkan pentingnya urusan shalat ini. Wallahu A’lam.

Wahai Bapak – Ibu, para orang tua, sudahkah Anda mengajarkan shalat yang benar kepada putra-putri Anda? Sudahkah Anda mengontrol shalat mereka dan bersabar menyuruh mereka mengerjakan shalat dengan baik? Sudahkah Anda mendoakan mereka untuk menjadi ahli shalat? [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version