View Full Version
Jum'at, 27 Feb 2015

Dr. Daud Rasyid: Politik Islam Bersikap Tegas Terhadap Orang Kafir

JAKARTA (voa-islam.com) - Politik Islam, bersikap tegas terhadapa orang kafir. Hal itu dinyatakan Dr. Daud Rasyid dalam Pengajian Politik Islam di Jakarta kemarin (23/2/2015), di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru Jakarta.

Jadi dalam politik Islam, prinsipnya adalah berkasih sayang terhadap umat Islam dan bersikap tegas terhadap orang kafir. Prinsip politik Islam itu sesuai dengan Al Quran surat al Fath ayat 29 yang berbunyi :

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”

“Jadi Rasulullah saw itu senyum terhadap sesama Muslim dan tegas terhadap orang-orang kafir. Jangan dibalik terhadap orang Muslim keras, terhadap orang-orang kafir duduk mesra,” jelas pakar Hadits dari Universitas Al Azhar Kairo ini.

Dr Daud juga menjelaskan bahwa para sahabat Rasulullah saw telah memberikan teladan dalam hal ini. Sehingga mereka sukses menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Para sahabat berhasil membawa cahaya Islam ke Eropa, Asia dan Afrika. “Para sahabat menjadi orang-orang yang populer dan menjadi guru bagi umat manusia,” terangnya.

Ia juga menguraikan bahwa Islam menyebar dan memberi aman bagi masyarakat setempat. “Mereka merasakan keamanan di bawah naungan Islam setelah sebelumnya dihinggapi rasa takut,”papar Dr Daud. Hal itu sesuai dengan Al Quran surat an Nuur ayat 55:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”

Ustadz Daud juga menyoroti demokrasi liberal yang berlaku di tanah air saat ini.

“Di sistem ini bersembunyi kaum-kaum munafik baik internasional maupun nasional. Dan juga sistem ini membohongi masyarakat,” terangnya.

Ia kemudian menjelaskan bagaimana keunggulan sistem politik Islam. Dimana antara masyarakat dan penguasa terjadi kerjasama yangikhlash. Ada ‘kerjasama dalam kebaikan dan taqwa dan pencegahan terhadap dosa dan kejahatan’ (taawanu alal birri wattaqwa wala taawanu alal itsmi wal udwan).

Pakar Hadits ini juga menjelaskan bahwa sistem Islam tidak berbentuk demokrasi (liberal), teokrasi atau monarkhi. “Meski diakui bahwa ada unsur-unsur demokrasi yang sesuai dengan Islam,” terangnya. Dalam sistem politik Islam, kepala negara bisa dikritik dan tidak mewariskan kekuasaanya kepada anak-anaknya. [nuimhidayat/sharia/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version