View Full Version
Selasa, 30 Jun 2015

Pentagon: ISIS Masih Menjadi Ancaman Setahun Setelah Khilafah Dideklarasikan

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Setahun setelah Daulah Islam (IS) menyatakan kekhalifahan di wilayah yang mereka sita di Irak dan Suriah, bekas pecahan Al-Qaidah itu menghadapi tekanan militer dari koalisi pimpinan AS tetapi tetap menjadi kekuatan ampuh yang menguasai kota-kota kunci, Pentagon mengatakan pada hari Senin (29/6/2015).

Sebagaimana dilansir Reuters, Kolonel Angkatan Darat Steve Warren, juru bicara Departemen Pertahanan, mengklaim IS telah kehilangan seperempat dari tanah yang mereka kendalikan pada puncak ekspansi dan telah rusak dan mundur pada beberapa kesempatan di Suriah utara dalam menghadapi serangan oleh pasukan yang dipimpin Kurdi.

Tapi IS masih menguasai kota Irak Mosul, di mana pemimpin Daulah Islam Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi muncul bulan Juli lalu menyatakan dirinya sebagai kepala kekhalifahan baru, yang telah diproklamasikan pada tanggal 29 Juni 2014. IS juga baru-baru ini merebut kota Sunni kunci Ramadi, ibukota provinsi besar di barat Irak, Anbar.

"Ini sebuah pertarungan yang sulit. Kami mengatakan tahun lalu bahwa kami memperkirakan laga untuk mengusir ISIL ini dari Irak menjadi pertarungan yang memakan waktu bertahun-tahun," kata Warren, menggunakan akronim alternatif untuk Daulah Islam sebelumnya.

"ISIL telah kehilangan lebih dari 25 persen dari wilayah yang mereka kuasai pada puncak serangan mereka ke Irak. Kami telah menghancurkan ribuan potongan peralatan," tambahnya. "Kami percaya bahwa kami memiliki dampak."

Tapi dia juga mencatat IS masih mampu menghimpun kekuatan tempur yang cukup untuk menciptakan jenis malapetaka yang merusak seperti yang terlihat pekan lalu di kota Suriah Kobani, di mana ratusan Kurdi tewas oleh bom mobil atau ditembak.

Warren menggambarkan serangan Kobani sebagai "serangan terbatas," mencatat IS telah "dipukul keluar dari sana" oleh pasukan lokal dan serangan udara yang dipimpin AS.

Dia juga mengklaim, pasukan anti-IS telah membentuk garis tak terputus, melintang dekat perbatasan Turki dari perbatasan Irak ke barat dari Kobani, sebuah hamparan sepanjang hampir 400 km.

Ketika serangan terhadap Kobani terjadi, pasukan anti-IS dan koalisi memfokuskan pada penguatan garis dekat kota Tel Abyad untuk memotong aliran pejuang asing dan perlengkapan yang disusupkan di seberang perbatasan dari Turki.

"Itu jelas merupakan indikator bahwa ISIL masih dapat ... melakukan berbagai serangan. Tapi fakta bahwa mereka begitu cepat dipukul keluar dari sana mengatakan ISIL tidak sekuat sebagaimana mereka ingin Anda untuk percaya," tambah Warren. (st/Reuters)


latestnews

View Full Version