View Full Version
Jum'at, 20 Dec 2013

Pers Rilis JAT: Pernyataan Fitnah Kepala BNPT Ansyaad Mbai

P E R S   R E L E A S E

 JAMA’AH ANSHORUT TAUHID

 

Tentang:

Pernyataan Fitnah Kepala BNPT Ansyaad Mbai

Berkenaan dengan pernyataan kepala BNPT Ansyaad Mbai yang dimuat di www.detik.com pada kamis, 19 Desember  2013 dengan judul “Jejak Teroris Di Indonesia: Dari NII, Bermuara di Abu Bakar Ba’asyir”. Dalam berita tersebut tertulis:

"Siapa yang desain itu? Abu Bakar Ba’asyir," kata Ansyaad di Jakarta, Kamis (19/12/2013). Ba’asyir divonis 15 tahun karena terbukti terlibat dalam pelatihan teror di Aceh.

Sementara Sartono adalah ayah kandung Farhan, teroris yang tewas dalam penyergapan di Solok September 2012 lalu. Farhan sendiri tergabung dalam Hisbah Solo yang merupakan sayap gerakan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) pimpinan Abu Bakar Baasyir 

Kutipan tersebut bermuatan fitnah dan tendensius maka kami sangat keberatan dimuatnya kutipan tersebut, terlebih tidak ada konfirmasi kepada kami sebagai bentuk cover both side yang sangat diperhatikan dalam sebuah kode etik jurnalistik. Kami menyayangkan media sekelas detik.com bisa memuat berita itu tanpa ada konfirmasi dari pihak yang dirugikan.

Menanggapi pernyataan tersebut, maka kami sampaikan klarifikasi sebagai berikut:

  1. JAT menolak semua pernyataan yang bersumber dari Ansyaad Mbai bahwa gerakan teror di Indonesia di desain oleh Ust. Abu Bakar Ba’asyir serta membantah keras JAT mempunyai sayap gerakan bernama Hisbah Solo. Pernyataan tersebut adalah hanya sebuah upaya penggiringan dan penyesatan opini masyarakat terhadap institusi Jamaah yang dipimpin oleh seorang ulama yang jujur pejuang syare’at Islam yaitu Ust. Abu Bakar Ba’asyir.
  1. Pernyataan yang dikeluarkan kepala BNPT Ansyaad Mbai merupakan fitnah besar dengan mengeluarkan pernyataan tanpa bukti dan fakta yang jelas. Dan ini merupakan kebiasaan buruk Ansyaad Mbai yang selalu dilakukan berulang-ulang sehingga tidak pantas dilakukan oleh seorang pejabat negara.
  1. Kami menghimbau melalui Menkopolhukam untuk membubarkan BNPT yang dikepalai oleh seorang yang suka memfitnah dan menebar isu seperti Ansyaad Mbai, karena telah melecehkan institusi negara dengan mengeluarkan pernyataan-pernyataan tanpa fakta yang menyebabkan keresahan di masyarakat.
  1. Kami meminta kepada pengelola detik.com untuk menarik berita tersebut dan meminta maaf secara tertulis dan memuatnya di situs yang dikelola. Jika permintaan ini tidak dipenuhi maka kami akan mengambil langkah untuk mengadukan media tersebut kepada Dewan Pers.

 

Demikian pers release ini kami sampaikan, wa makkaru makarallah wallahu khoiru maakirin.

 

Jakarta, 17 Shaffar 1435H/20 Desember 2013

Jamaah Ansharut Tauhid

       a.n

 

Ust. Nanang Ainur Rofiq

Hp: 0812.1014.4905

 

Kamis, 19/12/2013 20:49 WIB

Jejak Teroris di Indonesia: Dari NII, Bermuara di Abu Bakar Baasyir

Andri Haryanto – detikNews

 

Jakarta - Tahun 2009, pentolan teroris Noordin M Top ditangkap pasca tragedi bom besar melanda Jakarta, JW Marriot dan Ritz Carlton. Perlahan gerakan teror yang dimotori kelompok Jamaah Islamiaj (JI) mengendur.

Namun pada tahun yang sama beberapa pentolan teroris seperti Dulmatin, Abu Tholut, dan Umar Patek muncul pasca pemenjaraan dan berada di kem pelatihan teror di Mindanau, Filipina Selatan. Mereka membuat 'reuni' guna melancarkan aksi terornya dalam penegakkan Syariat Islam di Indonesia.

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen (Purn) Ansyaad Mbai, pentolan-pentolan itu kemudian bertemu di Aceh. Wilayah yang dilanda konflik bersenjata itu kemudian dijadikan basis pelatihan teror. 

"Siap yang desain itu? Abu Bakar Baaayir," kata Ansyaad di Jakarta, Kamis (19/12/2013). Baasyir divonis 15 tahun karena terbukti terlibat dalam pelatihan teror di Aceh.

Setelah aparat mengobrak-abrik kem pelatihan Aceh, beberapa sel teroris lari keluar Aceh. Sebagian lagi melakukan fa'i dalam menggalang dana teror.

Sebagian dari mereka menyebar sampai ke Jakarta. Mereka berkembang dan membuat gagasan baru untuk menjadikan Poso sebagai basis pergerakan. Gagasan itu muncul setelah melihat kegagalan di Aceh.

Abu Omar menjadi motor dalam gerakan teror pasca pengungkapan kem teror di Aceh. Abu Omar tercatat pernah melakukan upaya pembunuhan terhadap Wakil Ketua MPR Matori Abdul Jalil, bersama Sartono.

Abu Omar alias Indra Kusuma alias Andi Yunus alias Nico Salman ditangkap Juli 2011 di Jakarta. Dia berperan sebagai penyelundup senjata dari Filipina Selatan.

Sementara Sartono adalah ayah kandung Farhan, teroris yang tewas dalam penyergapan di Solk September 2012 lalu. Farhan sendiri tergabung dalam Hisbah Solo yang merupakan sayap gerakan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) pimpinan Abu Bakar Baasyir.

Kelompok ini berkembang ke Indonesia Timur seperti di NTB dan Sulawesi Selatan. Di Sulsel kelompok ini berupaya membunuh Gubernur Sulsel Yasin Limpo.

Di Poso kelompok ini membunuh dan mengguburkan satu liang dua polisi. Di Jakarta, sel ini melakukan perampokan di Tambora. Di Beji Depok, laboratorium perakitan bom dibuat. 

"Kalau dikristalkan, Abu Omar bukan JI atau JAT, dia NII. Antara NII, JI, JAT sebetulnya bukan yang terlalu beda. JI sempalan NII. Abu Bakar Baasyir posisinya Menteri Kehakiman NII saat membentuk JI. Tokoh di JI ada kaitan dgn struktur NII. Begitu JI ketahuan menjelma JAT, barangnya itu-itu juga, tokohnya itu-itu juga," kata Ansyaad. 

Menurut Ansyaad, kelompok teror kerap berganti-ganti nama kelompoknya. Hal ini demi menghindari kejaran petugas atau mengecoh penyelidikan aparat.

"Nama sekarang sudah tidak relevan, berbagai macam mereka gunakan nama untuk menghindari petugas. Yang jelas mereka kelompok teroris," tegas Ansyaad.

Indonesia, menurut Ansyaad, tergolong lunak dalam upaya pemberantasan terorisme. Dia membandingkan dengan pemerintah Malaysia yang menggunakan militer dalam operasi terorisme di Sabah beberapa waktu lalu.

Sementara Indonesia masih menggunakan pendekatan penegakkan hukum dengan menggedepankan kepolisian.

"Kita konsisten penegakan hukum," kata Ansyaad.

"Kita tidak memusuhi apa yang mereka perjuangkan, menegakan Syariat Islam. Kita semua muslim, menghormati itu. Kita tidak suka kekerasannya itu," ujar Ansyaad.

Sumber:

http://news.detik.com/read/2013/12/19/204923/2447205/10/jejak-teroris-di-indonesia-dari-nii-bermuara-di-abu-bakar-baasyir 


latestnews

View Full Version