View Full Version
Selasa, 11 Feb 2014

Fakta Dibalik Penjara: Tak Henti-hentinya Pejuang Islam Dizalimi

NUSAKAMBANGAN (voa-islam.com) - Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Rupanya pasukan thaghut tidak akan pernah berhenti untuk menghinakan dan menzalimi para pejuang Islam, terutama mujahid-mujahid yang kini tengah ditawan dalam penjara mereka. Belum hilang dari ingatan kita bagaimana antek thaghut menunjukan arogansinya di Lapas Batu, Nusakambangan, kali ini kesewenang-wenangan dan kedzaliman di Lapas kembali terjadi.

Dari hasil kunjungan dan investigasi yang kami lakukan di Lapas Purwokerto (05/02), Jawa Tengah, kami memperoleh fakta bahwa ikhwan yang ditawan di Lapas tersebut tidak hanya dizalimi, mereka juga telah dihinakan secara aqidah. Berikut fakta-fakta kedzaliman yang dilakukan Kalapas dan sipir kafir yang kami peroleh berdasarkan hasil wawancara dengan tiga orang ikhwan yang ditawan di Lapas tersebut.

Sel yang ditempati ikhwan berada tepat diseberang ruang kunjungan, sel ini tidak mempunyai jendela, berjeruji besi dan tidak diberi tirai penutup, sehingga jika tidak memakai tirai aktifitas yang dilakukan ikhwan dikamar mandi terlihat jelas dari luar, sel ini jelas berbeda dengan sel-sel napi umum yang berjendela dan diberi tirai.

” Untuk hanya mendapatkan tirai kami harus beradu argumen dulu dengan para sipir disini, Islam yang memerintahkan kita menutup aurat, itu yang tidak dipahami oleh Kalapas dan sipir disini, jika tidak diberi penutup ketika kami mandi atau buang air akan terlihat oleh orang yang lewat” ujar salah seorang ikhwan yang kami wawancarai.

Selain itu diseberang sel ikhwan ada satu meja khusus bagi sipir yang ditugaskan Kalapas untuk standby siang malam mengawasi aktifitas ikhwan yang berada di sel.

Jam kunjungan dibatasi walaupun pembezuk yang datang berkunjung dari daerah yang jauh, waktu yang disediakan tidak lebih dari 30 menit. Tak jarang kami harus bersitegang dengan sipir yang selalu mengawasi kami untuk meminta dispensasi waktu. Setelah beradu argumen barulah bisa memperoleh 30 menit tambahan.

”Makanan atau bingkisan dari ikhwan atau keluarga yang berkunjung sebelum dibawa masuk harus diperiksa secara berlapis dan terakhir mereka memakai metal detector ” kata seorang ikhwan.

Fakta lain yang kami peroleh adalah adanya ancaman dari para sipir kafir kepada narapidana kasus umum yang diketahui sering berkomunikasi atau mengikuti ta’lim yang diadakan para mujahid, ” Mereka diancam tidak diberikan remisi, dicabut pembebasan bersyaratnya, mereka telah menjadikan kami layaknya orang sakit HIV dan mencatat napi-napi yang mendekat, ta’lim, atau sekadar bicara dgn kami” ujar ikhwan yang tidak mau disebutkan namanya.

” Mereka diancam tidak diberikan remisi, dicabut pembebasan bersyaratnya, mereka telah menjadikan kami layaknya orang sakit HIV dan mencatat napi-napi yang mendekat, ta’lim, atau sekadar bicara dgn kami” ujar ikhwan yang tidak mau disebutkan namanya

Tidak cukup sampai disitu ketika mendapat kunjungan dari rombongan ikhwan, pihak Lapas melalui sipirnya menghembuskan isu bahwa para mujahid suka mengkafirkan seluruh tahanan dan napi yang beragama Islam," isu tersebut dihembuskan untuk membuat narapidan kasus lain semakin menjauh dari kami, pada kenyataannya kami merangkul semua napi untuk ikut taklim bersama kami, kami sering mengunjungi napi lain terutama yang sedang sakit bahkan belum lama ini seorang napi umum dibiarkan pihak Lapas sekarat dan akhirnya meninggal di rumah sakit setelah sebelumnya dibiarkan begitu saja didalam selnya”, ujarnya.

“Napi dan tahanan sudah belasan yang dicatat namanya hanya karena sekedar bicara dengan kami. Para kepala kamar juga dipanggil dan diberi arahan agar menyuruh orang-orang sekamarnya menjauhi kami dan tidak duduk dekat dengan sel kami. Para sipir dari KPLP dan KAMTIB punya banyak spion dari kalangan tahanan dan napi untuk memata-matai kami dan menyebar isu bahwa kami mengkafirkan semua tahanan dan napi serta mengharamkan untuk berhubungan dengan mrk. Sebuah tuduhan yg sangat keji “ tambahnya.

Ikhwan lainnya menceritakan bahwa pernah ada bentrokan beberapa kali antara ikhwan dengan sipir, “ awalnya bentrokan bermula ketika kami masih menempati sel MaPeNaLing (Masa Pengenalan Lingkungan), sel mapenaling luasnya cuma kurang lebih 2m x 4m dan telah berisi tahanan lain sekitar 12 orang ditambah kami jadi 15 orang. Kamar mandi wc yg terbuka dan tidak ada space jangankan untuk sholat atau tidur, jongkok saja susah. Waktu kami minta supaya kami ketemu dengan KPLP, seorang staf KPLP dan petugas jaga datang dan mengatakan kalau tempat mapenaling itu bisa kami pakai ibadah, tidur, dan lainnya. Dia berkata seolah kami ini binatang yg bisa hidup berdesak-desakan dan bertumpuk-tumpuk seperti itu”.

“ Waktu itu ana juga kebelet untuk buang air besar, tapi gimana mau buang air kalau di wc saja ada tahanan yg menjadikannya sebagai tempat duduk, ini karena berdesak-desakannya orang di dalam. Ini awal kami bentrok dengan sipir. Bentrok kedua saat seorang sipir yang waktu mapenaling bentrok dengan kami rupanya dendam dan sengaja tidak membuka sel kami sementara sel yang lain sudah dia buka. Padahal kami mau ambil air minum dan jatah cadong malam. Bentrok ketiga waktu sidak kemarin. Ikhwah betul ada yg cabut pisau (pisau rakitan), ini karena sipir mulai merangsek maju dan memukul serta menendang ana yg berjaga di pintu. Qoddarolloh tidak ada satu pun pukulan dan tendangan yang kena sasaran”, Ungkapnya.

Tidak cukup mendzalimi ikhwan yang mereka tawan, setiap yang datang berkunjung baik ikhwan maupun keluarga pasti akan dikuntit dan diinterograsi oleh para petugas Lapas, bahkan seorang ikhwan dari Banyumas yang pernah membezuk bahkan hingga didatangi rumahnya dan para tetangga ikhwan ditanya-tanyai mengenai jatidiri ikhwan tersebut. Hal ini kami alami juga, setelah keluar dari Lapas, seorang berpakaian preman menanyakan identitas dan hubungan dengan para ikhwan yang dikunjungi, lelaki tersebut ketika berbincang dengan kami selalu didampingi 2 personel ansharut thaghut Polisi yang membawa senjata api laras panjang.

Diakhir waktu kunjungan ikhwan-ikhwan disana sempat menitipkan pesan untuk ikhwan-ikhwan yang berada diluar ” datang dan jenguklah kami disini, tunjukan kepada thaghut bahwa kami tidak sendiri, kami tidak mengharapkan buah tangan, kami hanya butuh doa dan dorongan moril, dengan kedatangan antum semua insyaallah menambah semangat kami dalam memerangi kedzaliman thaghut disini, kami bertiga disini insyaallah tetap akan melawan kedzaliman ini apapun resiko”, ujarnya menutup perbincangan.

Ikhwan fillah, tidak banyak yang bisa kami kabarkan karena keterbatasan waktu kunjungan dan sipir yang senantiasa berada didekat kami membatasi kami melontarkan pertanyaan untuk mengali fakta lain kedzaliman di Lapas Purwokerto, Insya Allah kami akan terus mengabarkan perkembangan dari Lapas Purwokerto maupun Lapas-Lapas lain yang menjadi tempat ditawannya para mujahid. Sungguh berat cobaan yang dialami oleh para mujahid yang istiqomah dalam tawanan thaghut, patut kita ingat mereka adalah para pejuang yang telah mengorbankan kebebasan sehingga harus terpisah dari kehangatan keluarga demi tegaknya Dien di bumi Indonesia, dalam penawanan mereka senantiasa dibungkam, dihinakan, dikerdilkan bahkan penyiksaan secara psikis dan fisik setiap saat selalu mereka terima ketika mereka tetap mendakwahkan tauhid walau raga mereka terkurung sekalipun.

Kita yang berada diluar tentunya mempunyai kewajiban yang tidak kalah berat, yaitu membebaskan mereka dari penjara-penjara thaghut, mari kita tanya ke hati kita masing-masing apa yang sudah kita lakukan untuk mereka yang tertawan disana? Semoga para mujahid yang berada dibalik dinginnya sel penjara thaghut diberikan kesitiqomah dan kekuatan menghadapi cobaan ini, sedangkan kita yang berada diluar semoga diberikan keberanian layaknya singa untuk membela dan Insya Allah membebaskan mereka dari siksaan thaghut-thaghut yang senantiasa merintangi dakwah dan jihad ini.

Pengirim : Abu Mujahid / www.millahibrahim-news.com


latestnews

View Full Version