View Full Version
Jum'at, 22 Aug 2014

Innalillahi... Farid Prawiranegara Putra Presiden PDRI Syafrudin Prawiranegara Meninggal Dunia

Sahabat Voa-Islam...

Kabar duka bagi bangsa Indonesia...

Bang Farid Prawiranegara, anak dari Presiden PDRI Syafrudin Prawiranegara meninggal dunia sore tadi. Bakda maghrib, seorang sahabat memberitahu bahwa Bang Farid meninggal. Ia juga mengajak saya untuk takziyah, sayang saya nggak bisa hadir. Karena kepala saya pusing dan sangat ngantuk, karena seharian keliling Jakarta pakai sepeda motor. (Semoga Allah menerima ‘udzur saya’ tidak bisa takziyah ke rumah dukanya).

Bang Farid memang tidak setenar dengan ayahnya, Syafrudin Prawiranegara yang sangat masyhur. Syafrudin adalah Presiden Darurat Republik Indonesia, saat Soekarno tidak dapat menjalankan tugasnya karena ‘ditawan’ Belanda. Syafrudin terkenal sebagai ahli ekonomi yang masyhur di Indonesia. Kisahnya yang mengharukan pernah ditulis oleh seorang wartawan Tempo. Ketika Pak Syaf –panggilan Syafrudin- pergi berjuang di Sumatra, istrinya sempat berjualan ‘sukun goreng’. Pak Syaf juga terkenal kesederhanaannya tidak mau hidup bermewah-mewah memanfaatkan fasilitas negara. Ia hidup sederhana –sebagaimana tokoh-tokoh Masyumi lainnya- dan di akhir senjanya dengan Natsir, Roem, Rasyidi dan lain-lain aktif di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.

Adapun anaknya yang meninggal dunia tadi sore (21 Agustus 2014) terkenal juga sebagai ahli ekonomi atau tepatnya seorang akuntan. Ia dekat dengan Aburizal Bakrie dan menjadi mitra bisnisnya. Ia juga dikenal dekat dengan Prabowo. Ketika Prabowo ‘difitnah’ sekitar tahun 1997-1998, ia banyak mendampingi Prabowo. Ia terkenal juga murah hati. Seorang tokoh partai di Indonesia, pernah aktif disumbangnya, sebelum kini ia kaya raya. Bila berbicara ekonomi, ia dapat menerangkan dengan gamblang dan mudah dicerna orang awam. Ia mungkin termasuk tokoh Indonesia yang awal mengkritik penggunaan dolar sebagai ‘tolok ukur mata uang’ di Indonesia dan dunia. Ia juga sering mengkritik keras ekonomi Indonesia yang sebagian besar dikuasai asing di media massa.

Saya sendiri pernah dibantu ‘uang transport’ saat meliput seminar tentang Presiden Abdurrahman Wahid di Bali (sekitar tahun 2000). Orangnya enak diajak bicara dan mempuyai analisa yang cukup tajam bila bicara tentang ‘ekonomi politik’ di Indonesia. Ibadahnya cukup rajin. Kini Bang Farid telah meninggalkan kita. Dan kita pun nanti suatu saat akan menyusulnya. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah Bang Farid dan ia mendapat tempat yang terpuji di Jannah-Nya. Selamat jalan Bang Farid, semoga akan lahir ekonom-ekonom Islam yang hebat seperti Anda, sehingga negeri ini nanti menjadi adil dan makmur. Allahummaghfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu wajalil jannata maswahu.

(Nuim Hidayat)


latestnews

View Full Version