View Full Version
Ahad, 01 Sep 2019

Ironi Islamophobia di Negeri Muslim

NEGERI muslim ini memiliki jumlah penganut agama Islam sebanyak 204.847.000 ribu orang atau sekitar 87,2 % dari total penduduknya. Nuansa keIslamannya sangat kental, tiap lima waktu dalam sehari mereka menyuarakan adzan. Tak lupa hukum-hukum perkawinan dan perwarisan secara Islam mereka jalankan.

Negeri ini pun dikenal sebagai negeri muslim terbesar di seluruh dunia. Orang-orang menyebutnya sebagai negeri muslim yang moderat serta toleran. Muslim di negeri tersebut sangat ramah dan hangat.

Namun tak disangka negeri mayoritas muslim ini sangat takut pada ajaran Islamnya sendiri. Adanya wacana penghapusan mata pelajaran agama di sekolah menunjukan bahwa negeri ini sedang digerus oleh nilai sekuler, pendidikan agama dianggap candu sehingga harus dikembalikan secara individu padahal faktanya pendidikan agama masih sangat umum di sekolah selain itu degredasi akhlak sangat memperhatinkan negeri ini. lalu bagaimana bila pendidikan agama benar-benar dihapus?

Program deradikalisme yang juga mencuat kepermukaan publik univesitas kali ini juga membanjiri berita dalam negeri. Program ini diajarkan di dalam universitas negeri dalam rangka meminimalisir benih-benih radikalisme di kampus. Namun pada faktanya, benih-benih yang mereka tuduhkan ialah para pejuang Islam yang hendak mendakwahkan Islam kaffah pada para intelektual negeri ini.

Lalu pendapat salah seorang ulama tersohor di negeri ini pun tak luput dari rasa kekhawatiran terhadap ajaran Islam. Dilansir dari tempo.co, Ma'ruf Amin mengatakan tetapi tetap saja khilafah ini harus ditangkal lantaran tak sesuai dengan kesepakatan para pendiri bangsa. Dia menegaskan paham dan gerakan ini harus dilawan lantaran mengancam NKRI dan Pancasila.

Salah satu ulama pentolan ormas Islam ini menyebutkan bahwa khilafah yang merupakan ajaran Islam tidaklah cocok diterapkan di Indonesia sebab tertolak oleh masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman dan tentunya mengancam NKRI dan pancasila.

Ironi memang bila melihat sedemikian banyak fakta yang justru bertepuk sebelah tangan dengan kebiasaan muslim. Ibarat siang hari namun petir saling menyambar, Negeri mayoritas muslim namun justru sangat takut dengan ajaran Islam. bahkan ide khilafah yang ada di tengah umat masihlah sekedar informasi dan opini. Namun rezim penyetir seperti takut akan ide satu ini jika benar-benar terterapkan dalam kehidupan di negeri muslim tersebut.

 

Muslim Sejati

Menjadi muslim sejatinya ialah pilihan. Dalam Islam pun tidak ada paksaan untuk masuk ke dalamnya. Seseorang pastinya akan diyakinkan terlebih dahulu atas pilihan Islamnya tadi, terpaksa atau suka rela.

Maka bila orang tersebut telah meyakini sepenuhnya bahwa Islam ialah agama yang haq dan meyakini kebenaran firman Allah serta risalah rasulullah saw ia pun akan mengikrarkan janji sucinya berupa syahadat.

Tak cukup syahadat dalam ucapan saja. Ia tentu memiliki tuntutan dalam pengikrarannya. Sama dengan kata-kata cinta, ia pun akan menuntut pemenuhan secara sikap kepada pasangannya. 

Islam pun turun sebagaimana aturan yang paripurna, memberikan penjelasan yang jelas kepada penganutnya. Berbicara tentang aturan yang mensolusikan dimulai dari bangun tidur hingga bangun negara, dari sistem pendidikan, sosial, ekonomi serta politik semua ia bahas.

Maka salah bila kita mengangap Islam hanya sekedar agama ritual tanpa adanya sebuah pengaturan lengkap. Justru Islam juga dikenal sebagai sebuah cara pandang (Ideologi).

Seorang muslim pun juga diatur dalam melakukan aktivitas kesehariannya. Tidak ada kebesasan secara mutlak yang ada ialah aktivitas yang mengikuti hukum syara’. Seorang muslim pun tidak seenaknya sendiri dalam bertindak sebab ia terikat dengan ketentuan Rabbnya.

Sebagaimana qaidah syar’iyyah menyatakan “Hukum asal perbuatan manusia adalah terikat dengan hukum Allah”. Aneh bila masih ada yang mengaku muslim bahkan dinegeri mayoritas muslim justru sangat alergi dan takut dengan ajaran Islam. lalu bagaimana pemahamannya ia tentang Islam selama ini? bahkan selama ia mengaji hingga menjadikannya seorang ulama sekalipun.

Sebab muslim apabila diseru kepada RabbNya jawaban mereka ialah sami’na wa ato’na. Bukan malah membangkang dan memilih hukum-hukum Islam yang sesuai dengan keinginannya. Sebab yang ia cari bukanlah kesenangan dunia semata saja namun karena ridho Allah Swt. 

“Hai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”(QS. Al baqarah:2018)

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu...”(QS. Al maidah:48)

Maka aneh bin ajaib bila masih ada sebagian kaum muslim yang justru sekuler bahkan alergi dengan ajaran Islam. lalu kemana selama ini keimanannya dan koensekuensi janji sucinya terhadap agama Allah? Waallahua’lam.*

Zia Almira Yusfina

Aktivis Dakwah dan Member Komunitas Pena Langit


latestnews

View Full Version