View Full Version
Jum'at, 13 Sep 2019

Tinggal Landas atau Ketinggalan di Landasan?

Oleh: Tardjono Abu Muas, Pemerhati Sosial

Indonesia Berduka. Wafatnya BJ Habibie tentu menyisakan duka yang mendalam bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Sosok teknokrat sejati yang telah mendedikasikan dirinya untuk Tanah Air tercinta kini telah tiada meninggalkan kita semua. 

Bapak Kebebasan Pers kini telah tiada, wajarlah jika media baik cetak maupun eloktronik selama beberapa hari ke depan masih berisi tentang pemberitaan beliau.

Kesan-kesan indah yang mengesankan dari diri beliau terungkap dalam pemberitaan tak terkecuali juga kesan mendalam yang penulis tuliskan ikut nimbrung mewarnainya.

Kesan penulis terhadap beliau yang hampir dua dasa warsa ikut terjun langsung dalam proyek berteknologi tinggi yang beliau bangun, penulis masih ingat arahan-arahan beliau yang tidak lupa menyampaikan bahwa dengan kedirgantaraan Indonesia siap 'tinggal landas'. 

Perlu digarisbawahi yang disampaikan beliau bahwa Indonesia siap tinggal landas, bukan PT.IPTN nya yang disebut. Hal ini menunjukkan bahwa visi dan misi beliau untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia tak perlu diragukan lagi.

Penulis saat itu sangat berharap beliau menjadi presiden ke-3 sesuai masa jabatan usai mengganti Pak Harto lengser. Namun, apa yang terjadi beliau hanya menjabat presiden selama kurang lebih 17 bulan usai beliau dilengserkan karena pidato pertanggungjawaban ditolak oleh MPR. Tak hanya penolakan yang beliau terima tapi juga beliau harus merasakan perlakuan yang tidak senonoh dari para anggota dewan yang konon terhormat saat itu.

Kini peristiwa penolakan pertanggungjawaban beliau telah berlalu mendekati 20 tahun, lalu dilanjutkan oleh beberapa presiden. Pertanyaannya, sudahkah negeri ini 'tinggal landas atau malah ketinggalan di landasan?'


latestnews

View Full Version