View Full Version
Senin, 14 Oct 2019

Miris! Tontonan Menjadi Tuntunan

Oleh:

Afifah Balqis

 

BERAGAM fenomena baik itu yang mengangumkan, mencengangkan, mengkhawatirkan atupun menegangkan silih berganti terjadi di fase akhir zaman ini. Tontonan menjadi tuntunan, segala hal yang berbau hedonis dinilai baik alias tidka ketinggalan zaman. Barat telah menjadi kiblat peradaban. Sehingga muncullah generasi yang condong mengikuti Barat baik dalam segi pakaian, minuman, makanan dan masih banyak lagi. Tidak ketinggalan, dunia perfilman yang saat ini begitu laris manis dipasaran.

.Dunia perfilman tampaknya kembali digoncangkan oleh tayangan yang lagi-lagi tidak mencerminkan moral yang baik. Film yang walaupun masih trailer, dapat dilihat kontennya menuai kontroversi. Di zaman yang sudah tidak tabu lagi pernikahan sedarah, industri perfilman justru malah menyokong atau malah memfasilitasi dengan memfilmkan hubungan yang tidak seharusnya antara sesama saudara kakak beradik.

Film dengan tema kekasihku adalah kakakku sendiri tentu mendapat support yang luar biasa dari orang-orang yang hanya ingin meraup keuntungan saja. Tanpa mempedulikan dampak atau akibat yang didapatkan oleh khalayak yang menonton yang notabene bukan orang dewasa saja, namun juga para anak-anak ingusan dan anak baru gede.

Melihat fakta yang terjadi saat ini. Dunia perfilman memang tengah naik daun, dan sedang gencar-gencarnya menerbitkan film-film yang dapat menarik banyak penonton. Apalagi dengan banyaknya penonton, otomatis keuntungan yang di raih juga lebih besar. Perfilman menjadi momok yang sebenarnya patut diperbincangkan, karena bagaimanapun film-film yang saat ini mulai bergentayangan, jauh sekali dari mengajarkan moral yang baik, atau bernuansa agamis, kalaupun ada tetap saja dibumbui oleh yang namanya cinta-cintaa, hubungan dua lawan jenis yang tidak halal, perselingkuhan dan masih banyak lagi.

Hampir tidak pernah atau bahkan tidak pernah sama sekali oknum yang berwenang membahas bagaimana sebuah perfilman itu tidak untuk meraih keuntungan semata, namun bagaimana pesan dari sebuah film yang sampai kepada penonton semakin menguatkan kesadaran beragama meliputi timbulnya rasa belas kasih, rasa ingin berubah menjadi lebih baik, rasa ingin lebih mendekatkan diri kepada sang Pencipta bagi penonton. Tidak ada!

Kenapa hal itu bisa terjadi?, karena sistem negara ini yang mendukung atau bahkan memfasilitasi. Untuk masalah bermanfaat atau tidak, mengajarkan moral atau tidak, itu tidak penting yang penting bagaimana meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Asas meraih keuntungan sebanyak-banyaknya itulah disebut asas kapital.

Sistem di negara ini tentu mendukung apapun, baik itu industri perfilman, atau industri lainnya untuk menanam modal atau berbisnis dengan cara mereka, baik itu lewat film atau hal lainnya, semata-mata untuk meraup keuntungan. Negara tidak melarang penayangan film yang kontroversial sekalipun, misalnya mengandung kekerasan, pornografi, pornoaksi, seks bebas dan lainnya. Karena negara dapat keuntungan dari industri tersebut lewat pajak yang dibayarkan oleh suatu industru yang berkaitan.

Terjadinya sistem saat ini yaitu karena jauhnya manusia dari tuntunan agama. Meredupnya keimanan daripada hati umat. Sehingga paham-paham dari sistem kapital bisa bebas menjamur bahkan diterapkan dinegeri tercinta ini. Maka sepantasnya bagi umat untuk bermuhasabah. Intospeksi atas kesalahan atau maksiat-makisat yang telah dilakukan baik oleh individu maupun masyarakat. Dengan bermuhasabah maka akan kembali menumbuhkan kesadaran beragama pada diri ummat. Kesadaran akan pentingnya diterapkan suatu aturan yang berasal dari sang Pencipta yang notabene pengatur alam semesta.

Sebagaimana firman Allah :

“Hai orang-orang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha (taubat semurn-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahnmu dan memasukkanmu kedalam jannah(syurga) yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang yang menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin bersama dia, sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan “ya Rabb kami sempurnakan bagi kami cahaya kami dan ampuni kami , sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS At-tahrim : 8).

Dalam ayat diatas telah jelas,, bahwa Allah memerintahkan manusia yang selalu berbuat kesalahan untuk segera bertobat dan tidak berlarut-larut melakukan kesalahan atau kemaksiatan. Bahkan hadiahnya bagi orang-orang yang bertaubat yaitu syurga. Allah yang maha Penyayang tentu tidak ingin hamba-hambanya terjerumus kedalam jurang api neraka.

Oleh karenanya Allah memerintahkan manusia segera kembali bertaubat. Bertaubat lalu berusaha menerapkan Islam sebagai peraturan kehidupan, agar tercipta msyarakat bahkan negara yang merdeka, yaitu negara yang rakyatnya tidak dijajah oleh Barat dari segi pemikiran atau dalam hal apapun. Menjadikan penghambaan mereka hanya kepada Allah. Bukan kepada materi semata.*


latestnews

View Full Version