View Full Version
Jum'at, 29 Nov 2019

Problem Gaza dan Urgensi Terwujudnya Ukhuwah Islamiah

 

Oleh:

Yulida Hasanah

 

GAZA kembali memanas karena serangan udara Israel selama 2 hari berturut turut(12-13/11/2019). Dari serangan tersebut telah menewaskan 34 warga Gaza. Hingga akhirnya Jihad Islam dan Israel menyepakati gencatan senjata pada Kamis (14/11/2019). Namun usia gencatan senjata hanya bertahan sehari.

Konflik Israel Palestin terus menerus berulang, jikapun ada gencatan senjata dari kedua belah pihak. Hal itu tidak mampu menjadi solusi amannya Gaza, Palestina. Seakan semakin rumit, problem Palestina seakan bukan menjadi problem umat Islam seluruh dunia.

Ketikapun para pemimpin negeri muslim mengutuk serangan Israel yang menewaskan warga sipil Gaza. Namun, belum cukup hal itu mampu membuat problem Palestina bisa terselesaikan. Apalagi sekedar mengutuk saja, tanpa mengomando umat untuk bersatu agar membela saudaranya di Palestina.

Sebab, pada dasarnya. Umat Islam di Indonesia, adalah saudara umat Islam di seluruh dunia, termasuk Palestina. Sedangkan terwujudnya ukhuwah islamiyah di antara kaum muslimin saat ini belum terlihat. Terbukti, umat Islam masih terpecah belah dengan berbagai latar belakang. Mulai dari beda kelompok, beda negara, beda kepentingan dan lain sebagainya. Inilah sebenarnya yang membuat tubuh umat islam lemah dan tak berani melakukan solusi nyata melindungi dan membebaskan Palestina dari kekejian Isarel.

Padahali, islam telah mensyariatkan iman sebagai ikatan yang paling tinggi. Islam tidak menafikan ikatan-ikatan selain ikatan iman. Namun, Islam mensyariatkan agar iman, yakni akidah Islam, mengikat ikatan-ikatan yang lain sekaligus menentukan sikap, cara pandang dan kehidupan seorang Muslim.

Di antara wujud dari ikatan iman adalah persaudaraan Islam (ukhuwwah islâmiyyah). Allah SWT tegas menyatakan:

"Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara…" (TQS al-Hujurat [49]: 10).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa semua orang Mukmin adalah saudara dalam agama. Maknanya—menurut Imam al-Baghawi di dalam Ma’âlim at-Tanzîl dan Imam al-Khazin dalam Lubâb at-Ta’wîl fî Ma’âni at-Tanzîl—adalah bersaudara dalam agama dan al-wilâyah (perwalian)/al-walâyah (pertologan).

 

Syaikh Abdurrahman Nashir bin as-Sa’di dalam tafsirnya Taysîr al-Karîm ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâmi al-Mannân menjelaskan ayat di atas, “Inilah ikatan yang Allah ikatkan di antara kaum Mukmin, bahwa jika ada pada seseorang di manapun, di timur dan barat bumi, serta ada pada dirinya iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya dan Hari Akhir, maka sesungguhnya ia adalah saudara untuk kaum Mukmin. Persaudaraan ini mewajibkan kaum Mukmin mencintai untuk dia apa saja yang mereka cintai untuk diri mereka sendiri dan membenci untuk dia apa saja yang mereka benci untuk diri mereka sendiri.”

Islam menghendaki agar persaudaran karena iman atau yang sering disebut ukhuwwah islâmiyah itu tidak berhenti sebatas ucapan, namun harus mewujud secara nyata dalam sikap dan realita kehidupan. Dorongan untuk mewujudkan semua itu adalah iman. Para ulama telah menggambarkan bahwa iman merupakan keyakinan di dalam hati, yang diucapkan secara lisan dan ditampakkan melalui perbuatan.

Lebih jauh Rasul saw. pun menjelaskan di antara hak-hak sesama Muslim:

"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzalimi Muslim yang lain dan tidak boleh menyerahkan dirinya kepada musuh. Siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya niscaya Allah memenuhi kebutuhannya. Siapa saja yang meringankan kesulitan seorang Muslim niscaya Allah meringankan dari dia satu kesulitan di antara banyak kesulitan pada Hari Kiamat. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim niscaya Allah menutupi aibnya pada Hari Kiamat"(HR al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ahmad).

Seperti itulah seharusnya persaudaraan kaum Muslim. Ukhuwah islamiyah itu harus lebih diutamakan di atas persaudaraan karena ikatan lainnya, termasuk ikatan nasionalisme. Seluruh kaum Muslim di seluruh dunia, harus merasa layakya satu tubuh.

Jadi, masalah Palestina juga adalah masalah kita bersama umat Islam di dunia. Dan takkan terselesaikan jika umat ini masih terpecah belah dalam sekat-sekat nasionalisme. Wallaahu'lam.*


latestnews

View Full Version